Kelabui Pengantin, WO Pandamanda Berbisnis dengan Cara Gali Lubang Tutup Lubang

Beberapa waktu lalu pemilik wedding organizer Pandamanda, AS, ditangkap polisi atas dugaan penipuan.

Editor: Theofilus Richard
KOMPAS.COM/VITORIO MANTALEAN
AS (kaos jingga), tersangka dugaan penipuan dana jasa penyelenggaraan pernikahan melalui wedding organizer Pandamanda ditahan Polres Metro Depok, Rabu (5/2/2020). 

Gaji pegawai itu ia kucurkan lewat keuntungan Pandamanda yang tidak begitu besar.

"Keuntungan ada sedikit sih, yang penting kami event-nya jalan dulu saja. Kurang lebih keuntungan per event Rp 5 juta," ujar AS, Rabu.

Dalam sepekan, AS mengklaim, Pandamanda rata-rata bisa melangsungkan 4 pesta pernikahan sekaligus.

Asumsinya, 2 di hari Sabtu dan 2 di hari Minggu. Apabila pengakuan AS jujur, kata Azis, tak heran bila Pandamanda kewalahan mengelola neraca keuangan.

Apalagi, pemiliknya juga tengah mencicil rumah semimewah. Siasat gali-tutup lubang pun jadi cara buat bertahan.

"Uang yang sudah diterima dan digunakan oleh AS sudah sebagian digunakan untuk keperluan yang lain. Jadi, misalkan dia menawarkan Rp 50 juta, Rp 65 juta, dan Rp 100 juta itu tidak cukup hitungannya," jelas dia.

"Digunakan juga termasuk untuk menutupi pernikahan klien yang sebelumnya. Dia menutupinya dari pendaftar berikutnya, kemudian menutup lagi, menutup lagi," tambah Azis.

Skema gali-tutup lubang ini pun terendus oleh salah satu penyedia (vendor) jasa yang bekerja sama dengan Pandamanda.

Lea Ghozal, pengusaha sound system panggung pernikahan menyebut, AS memiliki siasat khusus buat mengikatnya sekaligus berutang terus-terusan.

"Jadi gini dia sistemnya. Ketika saya mau ikut event selanjutnya, event yang minggu lalu baru dilunasin. Jadi gali lubang, tutup lubang," ujar Lea, Rabu di Mapolres Metro Depok.

"Begitu kan otomatis saya harus terikat dengan dia. Saya dikasih jadwal dulu ke depan, baru dibayarkan event yang minggu lalu," tambah dia.

Lea mengaku, tiga helatan pernikahan terakhir ia tak dibayar-bayar oleh AS dan rugi Rp 6,2 juta.

Politisi Gerindra Andre Rosiade Ikut Gerebek PSK di Padang, Bantah Pasang Jebakan

Harga tak masuk akal

Azis berujar, senjata utama Pandamanda memikat para kliennya adalah dengan membanting tarif hingga harga paket pernikahan "tak masuk akal".

Ditambah dengan strategi pengelolaan media sosial yang rapi dan memikat, tak heran jika terdapat puluhan calon pengantin yang tergiur.

Sumber: Kompas
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved