Sikapi Kehebohan 'Kerajaan' Baru, Tokoh Budaya dan Para Kabuyutan Ciamis Lahirkan Deklarasi Galuh
Pertemuan budaya yang dihadiri para juru pelihara, juru kunci situs, pengelola museum, kabuyutan se Ciamis dan para budayawan lahirkan Deklarasi Galuh
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Andri M Dani
TRIBUNJABAR.ID, CIAMIS – Pertemuan budaya yang dihadiri para juru pelihara, juru kunci situs, pengelola museum, kabuyutan se Ciamis dan para pegiat budaya yang tergabung dalam Dewan Kebudayaan Kabupaten Ciamis menghasilkan empat pernyataan sikap yang disebut Deklarasi Galuh.
Pertemuan tersebut berlangsung di Hotel Priangan Ciamis, Rabu (22/1/2020).
Deklarasi Galuh hasil pertemuan budaya tersebut dibacakan oleh Aip Sarifudin dari Kabuyutan Kanduruan Apun Pager Gunung Singaperbangsa III (situs di Dusun Sambong Jaya RT 01/04 Desa Mekarmukti, Cisaga, Ciamis) di hadapan sekitar 100 orang yang menghadiri pertemuan budaya tersebut.
• Ratu Keraton Agung Sejagat Minta Penangguhan Penahanan, Mengaku Belum Sehat Setelah Keguguran
• Petinggi Sunda Empire Jadi Sorotan di ILC, Ngegas Tak Sudi Disamakan dengan Keraton Agung Sejagat
Salah satu poin dari “Deklarasi Galuh” tersebut menyikapi fenomena munculnya kerajaan atau keraton baru seperti Sunda Empire di Bandung maupun Keraton Agung Sejagat di Purworejo (Sami Galuh).

Berikut isi Deklarasi Galuh :
1. Mohon diperhatikan kesejahteraan para Juru Pelihara dan Juru Kunci Kabupaten Ciamis.
2. Bupati dimohon dapat hadir pada setiap kegiatan Upacara Adat Tradisi di Kabupaten Ciamis.
3. Percepatan penetapan Cagar Budaya di Kabupaten Ciamis.
4. Dewan Kebudayaan Kabupaten Ciamis dan unsur-unsur Kabuyutan tidak terkait dengan isu yang sedang berkembang tentang berdirinya "kerajaan-kerajaan" baru, kita tetap menjunjung tinggi NKRI.
Keberadaan kerajaan atau keraton baru tersebut ada yang mengait-ngaitkan dengan Galuh dan bahkan ada yang sampai menyebut Ciamis bagian dari teritorial mereka.
Dewan Kebudayaan Kabupaten Ciamis dan para kabuyutan yang hadir pada pertemuan budaya tersebut menyatakan keberatan dengan keberadaan kerajaan dan keraton baru tersebut dikait-kaitkan dengan Galuh dan Ciamis.
“Dewan Kebudayaan Kabupaten Ciamis dan unsur-unsur kabuyutan tidak terkait dengan isu yang sedang berkembang tentang berdirinya kerajaan-kerajaan baru, dan kita tetap menjunjung tinggi NKRI,” tegas Aip saat membacakan poin-poin Deklarasi Galuh tersebut.
Pada pertemuan budaya tersebut ada perwakilan kabuyutan yang memakai baju bertuliskan Sang Manarah Galuh Emperor.

KABAR DUKA, Artidjo Alkostar Meninggal, Dia Mantan Hakim Agung yang Kini Jadi Anggota Dewas KPK |
![]() |
---|
Hadapi Liga 1 2021 dan Piala Menpora, Ini Sosok yang Pantas Menggantikan 6 Pemain Persib yang Keluar |
![]() |
---|
Tempat Wisata di Lembang ''Menjerit'' di Tengah Pandemi, Sehari hanya Ada Satu Pengunjung |
![]() |
---|
Pelaku Pengeroyokan di Asia Afrika Bandung Libatkan Geng Motor, Sempat Diamankan namun Tak Ditahan |
![]() |
---|
Potensi Gempa Bumi 7,2 SR dari Sesar Lembang dan Bahaya Pengulangan Gempa Besar 500 Tahun |
![]() |
---|