Kampung Lukis Jelekong
Penjual Lukisan di Jalan Braga Mengaku Lukisan Jelekong Masih Bisa Bersaing dengan Lukisan Lain
PENJUAL lukisan di Jalan Braga, Dede Kurnia, mangatakan, lukisan buatan Jelekong masih bisa bersaing dengan lukisan-lukisan yang dibuat di Cianjur dan
Penulis: Lutfi Ahmad Mauludin | Editor: Januar Pribadi Hamel
Menurut Ketua Komunitas Gurat, Didi Suryadi (27), para pelukis memiliki akun sendiri, terutama Facebook dan Instagram. Mereka masing-masing promosi berbayar di media sosial. Cara itu cukup ampuh, penjualan lukisan meningkat.
Menurut Didi, yang menjadi permasalahan itu, galeri-galeri di Jelekong jarang buka karena si pembeli memang kurang. "Kalau lewat online, pelukis punya akun sendiri, punya pasar sendiri. Mereka bisa menyesuaikan harga yang bagus," kata Didi.
Para pelukis di Jeleong yang membidik pasar online kebanyakan menggunakan Facebook dan Instagram. "Yang membuat web juga ada, namun 80 persen menggunakan Facebook dan Instagram, yang berbayar. Poinnya sangat baik. Tinggal ngembangin terus di online. Dengan pasar online para pelukis bisa memotong rantai pasar," katanya.

Didi berpendapat selama ini harga lukisan Jelekong sulit naik karena penjualnya kesulitan menaikkan harga kepada pengepul di luar kota. Padahal jika karya lukisnya tidak terjual, berarti tidak makan."Susah berkembang dari dulu harga segini saja. Kan, seharusnya tiap tahun ada kenaikan. Karena pelukis tidak punya modal," katanya.
Kepala Bidang Pemasaran Disparbud Kabupaten Bandung, Vena Andriawan, Pemkab Bandung akan melakukan pendekatan kepada pengurus hotel dan restoran di Kabupaten Bandung.
• Kondisi Fisik Skuat Persib Bandung 70 Persen, Wander Luiz & Joel Vinicius Masih Tanda Tanya
Nantinya, kata Vena, ada satu spot tempat memajang hasil karya pelukis, terutama lukisan Jelekong. "Jadi ketika ada visitor datang dan tertarik dengan lukisannya bisa dibeli langsung. Hotel dan restoran di Kabupaten Bandung akan diarahkan memajang karya lukis dari jelekong," kata Vena. (lutfi ahmad mauludin/januar p hamel)
Kampung Jelekong berjarak sekitar 12 kilometer dari Kota Bandung. Kampung ini terdiri dari empat RW dengan jumlah penduduk kurang lebih 4.800 jiwa. (lutfi ahmad m/januar ph)