Sepekan ke Depan Bakal Hujan Deras tapi Tidak Selebat Hujan Saat Tahun Baru

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi hujan lebat yang disertai angin kencang dan kilat

Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Ichsan
Istimewa via Instagram @bandungnet
Hujan terjang Bandung, di Jalan Sukajadi air meluap dan mengalir deras, motor pun sampai hanyut. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Syarif Abdussalam

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi hujan lebat yang disertai angin kencang dan kilat akan terjadi di sejumlah daerah di Jabar dalam sepekan ke depan. Masyarakat pun diimbau untuk mewaspadai dampak yang terjadi akibat tingginya curah hujan tersebut.

Kepala Stasiun Geofisika Bandung BMKG, Tony Agus Wijaya, mengatakan berdasarkan pantauan kondisi atmosfir secara umum pada 9 Januari 2020, terdapat indikasi peningkatan cuaca ekstrem di wilayah Jabar dalam sepekan ke depan.

Hal ini, katanya, disebabkan dengan adanya tekanan udara di Jabar pada umumnya sekitar 1008-1010 hPa. Serta terdapatnya satu siklon tropis di Samudera Hindia Selatan dan NTT, serta satu bibit siklon di laut Arafura yang membentuk daerah pertumbuhan awan hujan.

Akibat pertemuan dan belokan angin yang melewati wilayah Jabar ini, menyebakan terjadinya peningkatan pasokan massa udara basah di Jabar. Selain itu, suhu muka laut umumnya berkisar antara 30 derajat Celcius sampai 31 derajat Celcius di wilayah utara Jabar.

"Menandakan di sekitar wilayah perairan punya temperatur hangat, sehingga mampu menambah pasokan uap air yang cukup tinggi untuk mendukung pembentukan awan hujan di Jabar," katanya melalui ponsel, Kamis (9/1/2020).

Cerita 2 Penggali Kubur, Memakamkan lalu Membongkar dan Mengangkat Kembali Jenazah Lina Jubaedah

Wilayah yang berpotensi hujan lebat sampai sedang disertai angin kencang dan kilat pada 10 Januari 2020 diprediksi adalah Garut, Bandung, Tasikmalaya, Majalengka, Sumendang, dan Ciamis.

Pada 11 Januari 2020 diperkirakan terjadi di Bogor, Sukabumi, Bekasi, Cianjur, Karawang, Purwakarta, Bandung, Subang, Indramayu, Cirebon, Majalengka, Sumedang, Ciamis, Banjar, dan Garut.

Pada 12 diperkirakan terjadi di Indramayu, Cirebon, Majalengka, Sumedang, dan Kuningan. Pada 13 dan 14 Januari 2020 diperkirakan hujan turun di bawah intensitas sedang, sedangkan pada 15 Januari 2020 diperkirakan terjadi hujan lebat di Ciamis, Cirebon, Kuningan, Tasikmalaya, Banjar, Garut, Bandung, dan Sumedang. 

Sebelumnya, BMKG pun menyatakan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat masih berpotensi terjadi. Hasil analisis dinamika atmosfer menunjukkan aktivitas monsun Asia masih signifikan, gelombang atmosfer (MJO) masih aktif di wilayah Indonesia, dan pola konvergensi angin yang memanjang mulai dari Banten bagian utara hingga Nusa Tenggara.

Hal ini sebagai akibat dari adanya pusat tekanan rendah di Barat Laut Australia dan Bibit Siklon Tropis di sekitar Teluk Carpentaria Australia dan berpotensi cukup signifikan meningkatkan pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia termasuk Jawa Barat.

Hujan dengan intensitas sedang sampai lebat masih berpotensi terjadi di wilayah Jabar pada periode 9-12 Januari 2020, namun tidak seekstrem hujan yang terjadi pada tanggal 1 Januari 2020. Masyarakat diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan seperti angin kencang, genangan, banjir, banjir bandang, tanah longsor, pohon tumbang, dan jalan licin.

Setelah Harga Ayam, Kini Harga Telur Pun Anjlok, Peternak di Ciamis Rugi

Sebagian masyarakat pun mungkin mendapatkan informasi melalui media sosial atau aplikasi pesan mengenai peringatan dini yang dikeluarkan oleh Kedutaan Besar Amerika di Jakarta yang menyebutkan bahwa prakiraan cuaca wilayah Jabodetabek mengindikasikan akan curah hujan ekstrem pada 12 Januari 2020 nanti. Disebutkan pula, upaya antisipasi menghadapi potensi bahaya seperti kilat, angin kencang, dan kemungkinan banjir, longsor atau pun pemadaman listrik. 

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Bencana pada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Agus Wibowo, mengatakan menyikapi hal tersebut, masyarakat tidak perlu panik. 

"Ada baiknya, ini memberikan edukasi kepada kita semua untuk selalu bersiap siaga. Prakiraan cuaca senada juga telah dirilis sebelumnya oleh BMKG. Dari dua peringatan dini baik dari BMKG maupun Kedutaan Besar Amerika Serikat ujungnya keselamatan warga negara," katanya melalui ponsel, Rabu (8/1).

Oleh karena itu, katanya, weather alert yang beredar di masyarakat dapat digunakan sebagai peringatan dini kepada masyarakat. Peringatan dini BMKG pun tentu ditujukan kepada pemerintah daerah dan juga publik. 

"Peringatan dini akan disikapi berbeda oleh mereka. Contoh bagi pemerintah daerah, peringatan dini cuaca bertujuan untuk melakukan upaya-upaya pencegahan dan mitigasi sehingga apa yang terjadi pada 1 Januari 2020 tidak terulang kembali," katanya.

Banyak upaya yang dapat dilakukan pemerintah, katanya, seperti memperbaiki tanggul yang jebol, membersihkan saluran air, atau pun memperbaiki pompa air yang rusak. Masih cukup waktu kepada pemerintah daerah untuk melakukan persiapan sepanjang musim penghujan ini.

"Sedangkan bagi publik, warga dapat membangun kesiapsiagaan di dalam komunitasnya. Tentu diawali di dalam keluarga terlebih dahulu, seperti membuat rencana darurat keluarga," ujarnya.

Dalam rencana darurat keluarga itu, tutur Agus, setiap keluarga dapat berdiskusi di antara anggota keluarga untuk membahas hal seperti rencana evakuasi, tempat evakuasi, tas siaga bencana atau pun dokumen yang harus diselamatkan. Langkah-langkah ini dibutuhkan untuk memperkuat ketangguhan keluarga dalam mengantisipasi potensi bahaya yang terjadi. 

"Selain ketangguhan keluarga, komunitas juga perlu membangun ketangguhannya. Melalui ketangguhan di tingkat komunitas, beban antar keluarga dapat dikurangi. Misal saling membantu ketika ada banjir sehingga tetangga dapat membantu keluarga yang membutuhkan pertolongan," katanya.

Demikian juga, gotong royong dalam komunitas juga dibutuhkan pascabencana, seperti pembersihan lumpur atau pun lingkungan sekitar.

Geger Video Banjir Bandang di Citatah Padalarang Tadi Pagi, Ini Penjelasan BPBD Bandung Barat

"Hal yang menarik dengan beredarnya peringatan dini cuaca dari Kedutaan Besar Amerika Serikat, ini juga seolah untuk membangun kesiapsiagaan dari pemerintah daerah. Alangkah bagusnya, masukan-masukan dari masyarakat diberikan kepada pemerintah daerah untuk melihat kembali persiapan yang perlu dilakukan," katanya.

Seperti siaran pers yang dikeluarkan BMKG, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat masih berpotensi terjadi di wilayah Jabodetabek pada periode 9 -12 Januari 2020, namun tidak se-ekstrem hujan yang terjadi pada 1 Januari 2020. 

"Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan siaga, serta berhati-hati terhadap dampak yang mungkin ditimbulkan, seperti angin kencang, genangan air, longsor, pohon tumbang, tersengat aliran listrik, atau pun penyakit pascabanjir," ujarnya

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved