Kekerasan Seksual di Kampus
Terungkap Kondisi Terkini Mahasiswi Telkom University yang Diduga Diperkosa Senior, Sudah Melapor
Ada fakta terbaru terkait kasus mahasiswi Telkom University, Bandung yang diduga jadi korban kekerasan seksual oleh senior di kampusnya.
Penulis: Yongky Yulius | Editor: Widia Lestari
Padahal pemeriksaan psikologi itu berguna untuk menghilangkan rasa trauma pada korban .
"Untuk sementara korban belum bisa dihubungi," ujar Riska.
Terkait tindak lanjut pelaporan tersebut, dikatakan Riska, polisi belum memeriksa saksi-saksi.
Pasalnya saat ini masih dalam tahap lidik.
"Jadi untuk langkahnya (nanti), kami akan memanggil saksi-saksi, kemudian dilakukan pemanggilan terlapor," katanya.
Kronologi Versi Pendamping Korban
Peristiwa kekerasan seksual yang dialami mahasiswi Telkom University tersebut ternyata terjadi setahun lalu. Namun kasus itu kini kembali menjadi sorotan.
Menurut pendamping korban dari United Voice (sebuah komunitas mahasiswa di kampus Telkom University), Bahrul Bangsawan, kejadian tersebut terjadi saat korban masih semester satu berusia 19 tahun.
• Mahasiswi Telkom University yang Diduga Jadi Kekerasan Seksual Seniornya Ternyata Sudah Lapor Polisi
"Memang kejadian tersebut terjadi sejak 2018 tapi mulai mencuat kembali 2019," ujar Bahrul Bangsawan, saat dihubungi, Senin (30/12/2019).
Bahrul menceritakan, kejadian tersebut berawal dari pelaku FGS (21) mengembalikan lampu tumblr milik korban ke asrama putri mahasiswa baru, yang dipinjamkan ke pelaku untuk acara Farewell Party pada tanggal 22 November 2018.
"Setelah itu pelaku mulai melakukan interaksi yang intens melalui media sosial. Korban merasa perlakuan pelaku pada saat pertama kali ketemu (first impression) sangat baik, gentleman dan alim," kata Bahrul.
Bahrul mengatakan, dengan kebiasaan korban yang sangat menghormati orang lain terutama senior, korban merasa segan jika hanya membaca isi pesan tersebut tanpa membalasnya, walaupun dalam keadaan risih.
Sehingga, kata Bahrul, komunikasi berlanjut seiring berjalannya waktu. Sikap segan korban ini, kata bahrul, adalah kebiasaan saat SMK dulu yang sangat segan dan takut terhadap otoritas senior.

"Pelaku mulai menarik simpati korban dengan bercerita banyak hal kepada korban, sehingga pelaku meminta kepada korban untuk menemaninya menonton di bioskop, dengan dalih pelaku merasa kesepian," ucap Bahrul.
Menurut Bahrul, dikarenakan korban empati terhadap pelaku, korban pun menuruti kemauan pelaku untuk nonton bersama di bioskop.