Gerhana Matahari Cincin
Matahari Bakal Tertutup Hampir 80 Persen, Puncak Gerhana Matahari Cincin di Bandung Pukul 12.38 WIB
Kepala BMKG Bandung, Tony Agus Wijaya mengatakan, puncak gerhana matahari cincin di Bandung dapat terlihat pada pukul 12.38 WIB, Kamis (26/12/2019).
Penulis: Yongky Yulius | Editor: Widia Lestari
TRIBUNJABAR.ID - Kepala BMKG Bandung, Tony Agus Wijaya mengatakan, puncak gerhana matahari cincin di Bandung dapat terlihat pada pukul 12.38 WIB, Kamis (26/12/2019).
Adapun pada puncaknya, matahari bakal tertutup piringan bulan hampir 80 persen.
"Di Kota Bandung, saat puncak gerhana sebagian, pada Jam 12.38, matahari akan tertutup, sebesar 76,4%," kata Tony, melalui pesan instan WhatsApp, Kamis.
Gerhana matahari cincin terjadi ketika matahari, bulan, dan bumi tepat segaris.
Saat segaris, bulan yang teramati dari bumi lebih kecil daripada piringan matahari.
Akibatnya, saat puncak gerhana, matahari akan tampak seperti cincin, yaitu gelap di bagian tengahnya dan terang di bagian pinggirnya.
Lebih lanjut, pria yang berkantor di Jalan Cemara Kota Bandung itu juga menginformasikan waktu proses gerhana matahari cincin di Kota Bandung.
Awal gerhana matahari cincin di Bandung bakal terjadi pada pukul 10.46 WIB.
Adapun akhir gerhananya bakal terjadi pada pukul 14.24 WIB.
"Jadi, durasi gerhananya 3 jam, 38 menit. Magnitudo gerhana 0,764," ujar Tony.
Kemudian, karena saat ini memasuki musim hujan, tak sedikit yang bertanya-tanya apakah gerhana matahari cincin dapat terlihat alias tak tertutupi awan.

Tony menjelaskan, untuk prakiraan cuacanya, di siang hari Bandung memang berpotensi hujan.
Kendati demikian, karena durasi gerhana yang lebih dari 3 jam 30 menit, maka masih ada potensi matahari tidak terhalang awan di saat-saat tertentu.
"Dan gerhana matahari mudah terlihat secara visual," ujarnya.
Perlu diketahui, akan berbahaya jika melihat ke arah matahari secara langsung dalam keadaan mata telanjang.
Hal ini disebabkan intensitas cahaya matahari yang sangat kuat bisa membuat mata kita rusak, bahkan bisa menyebabkan kebutaan.
Secara terpisah, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional atau LAPAN memberikan peringatan, sekaligus membagikan cara aman agar bisa melihat fenomena alam tersebut.

Hal ini disampaikan pihak LAPAN melalui akun Instagram resminya.
Ternyata ada alat pengaman yang bisa digunakan untuk mengamati gerhana matahari cincin yang akan terjadi pada 26 Desember 2019.
LAPAN menyebutkan, ada empat alat yang bisa digunakan.
Mulai dari kamera pinhole, kacamata matahari, binokular atau teleskop, hingga kamera DSLR.
Dijelaskan pula bagaimana cara menggunakan alat tersebut agar kita bisa melihat fenomena alam gerhana matahari cincin.
Berikut ini penjelasan lengkapnya.
"Halo Sobat LAPAN!! Sudah nggak sabar kan menanti Gerhana Matahari Cincin? Besok tanggal 26 Desember lho.
Tapi bagaimana ya cara melihat GMC yang aman? Yuk, kita bahas alat apa saja yang bisa membantu kita melihat GMC
1. Kamera pinhole (kamera lubang jarum)
Kamera ini dapat dibuat sendiri dengan bahan-bahan yang sederhana.
Terdapat banyak tutorial dari internet untuk membuat kamera lubang jarum dengan berbagai variasi bentuk.
2. Kacamata Matahari
Kacamata ini bukanlah kacamata hitam biasa, melainkan kacamata dengan lensa khusus
yang dirancang untuk menghalangi sebagian besar cahaya Matahari.

3. Binokular atau teleskop
Konsep dan prinsip penggunaan binokular serupa dengan kamera lubang jarum.
Perbedaannya adalah, citra Matahari diproyeksikan melalui lensa pembesar, bukan “lubang jarum”.
Penggunaan binokular atau teleskop akan dapat menghasilkan proyeksi gerhana yang lebih besar dan tajam dibanding kamera lubang jarum.
Binokular dapat dipasangkan ke tripod agar dapat berdiri dengan stabil, lalu diarahkan ke Matahari.
Jangan pernah melihat melalui eyepiece secara langsung.

4. Kamera DSLR
pengamatan, jangan langsung arahkan lensa kamera ke Matahari, karena dapat merusak sensor kamera.
Gunakan filter khusus Matahari untuk mengurangi intensitas cahaya yang diterima kamera.
Untuk mendapatkan citra Matahari yang berukuran besar, gunakan lensa telephoto dengan panjang fokus 500 - 2.000-mm.
Lensa standar 200 mm hanya akan menghasilkan citra Matahari yang berukuran kecil.
Untuk pengaturan awal, dapat menggunakan ISO 100, F/8,0 dan shutter speed 1/1.000..
Untuk fokus, lebih baik atur secara manual. Agar kamera stabil, gunakan tripod.
Hati - hati sob apapun peralatan yang digunakan untuk melakukan pengamatan,
perlu dicamkan untuk jangan pernah melihat ke arah Matahari secara langsung tanpa filter Matahari sebagai pengaman."