Apen Supendi 18 Tahun Urus Anaknya yang Lumpuh, Adah Tak Bisa Bicara Hanya Menitikan Air Mata

Delapan belas tahun, Apen Supendi (40), merawat anaknya, Adah Saidah (18), yang mengalami kelumpuhan sejak lahir.

Penulis: Ferri Amiril Mukminin | Editor: Ichsan
tribunjabar/ferri amiril mukminin
Apen Supendi 18 Tahun Urus Anaknya yang Lumpuh, Adah Tak Bisa Bicara Hanya Menitikan Air Mata 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ferri Amiril Mukminin

TRIBUNJABAR.ID, CIANJUR - Delapan belas tahun, Apen Supendi (40), merawat anaknya, Adah Saidah (18), yang mengalami kelumpuhan sejak lahir.

Apen Supendi masih terlihat berduka karena sang ibu, Iin (80), yang selama ini ia rawat juga telah meninggal dunia seminggu lalu.

Apen Supendi kini tak bisa kemana-mana karena sehari-hari harus mengurus anaknya.

Ditemui di rumahnya di Kampung Mayak Empang RT 01/04, Desa Mayak, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, Apen Supendi mengatakan anaknya yang mengalami kelumpuhan itu kini tengah menderita sakit dan muntah-muntah.

Setelah Surat Edaran Diganti jadi Surat Keputusan UMK, Kini Ridwan Kamil Tak Mau Revisi SK Itu

"Karena tak bisa bicara setiap malam ia hanya meneteskan air mata," kata Apen, Senin (2/12/2019).

Apen mengaku hanya bisa menangis melihat anaknya yang sakit dan tak bisa berkata sakit apa.

"Saya bingung karena anak saya tak bisa bicara sakitnya apa," ujar Apen.

Apen mengatakan, sejak ibunya meninggal karena stroke ia pun belum bisa meninggalkan anaknya. Untuk kebutuhan sehari-hari ia mengandalkan belas kasihan kerabat dan tetangganya.

"Dulu masih bisa cari rumput untuk ternak orang atau bantu bongkar pasir, sekarang tak bisa kemana-mana," katanya.

Apen menduga anaknya sering meneteskan air mata karena ditinggal neneknya meninggal.

"Mungkin teringat neneknya, karena dulu dari umur delapan bulan sudah sama neneknya diurus," kata Apen.

Tien Hadapi Pembunuh Bayaran yang Incar Soeharto, Menyamar Jadi Anak Suaminya, Gelagat Mencurigakan

Apen mengatakan, istrinya sudah pisah sejak anaknya umur delapan bulan. "Sejak itu istri saya tak mau ke sini lagi melihat anaknya," kata Apen.

Apen tinggal di rumah panggung reyot karena sebagian kayunya sudah keropos. Sehari-hari ia berada di tengah rumah dimana anaknya terbaring.

"Kemarin saya bawa anak saya ke klinik, saya bersyukur di sana dokternya baik, anak saya digratiskan," katanya.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved