Viral di Media Sosial

Cerita Mengharukan, Driver Ojol di Bandung Gendong Bayi Saat Bekerja, Istrinya Wafat Ketika Hamil

Ada kisah viral mengenai seorang pengemudi ojek online di daerah Kabupaten Bandung. Driver ojol ini menggendong bayinya saat bekerja.

Penulis: Yongky Yulius | Editor: Widia Lestari
Akun Instagram @infotidayeuhkolot, Rabu (27/11/2019).
Pengemudi ojek online di Kabupaten Bandung viral karena menggendong bayi saat bekerja. 

TRIBUNJABAR.ID - Ada kisah viral mengenai seorang pengemudi ojek online di daerah Kabupaten Bandung.

Awalnya, cerita ini diposting di akun Instagram @infotidayeuhkolot, Rabu (27/11/2019).

Postingan itu bercerita mengenai pria pengemudi ojek online di wilayah Cimaung, Kabupaten Bandung yang bekerja sembari menggendong bayinya.

Pengguna jasa atau penumpang pengemudi ojol atau itu awalnya bertanya ada di mana ibu dari bayi yang digendong tersebut.

Pengemudi ojek online itu menjawab, ibu bayi atau istrinya itu meninggal waktu hamil 3 bulan anak kedua.

Bayi yang digendongnya adalah anak pertama pengemudi ojol tersebut.

Usia bayi itu masih 22 bulan.

Driver Ojek Online Jadi Korban Order Fiktif, Harga Pesanan Rp 750 Ribu, Diantar ke Rumah Kosong

Biasanya, bayi pengemudi ojol itu dijaga oleh bibinya.

Namun, saat itu, bibi bayi tersebut sedang bekerja.

"Percakapanpun menjadi hening karena tak tega melihat anak driver ojek online yang sesekali tertidur pada saat perjalanan dari Cimaung sampai Rancamanyar," tulis akun @infotidayeuhkolot, dikutip TribunJabar.id, Kamis (28/11/2019).

Cerita Penumpang

Wartawan TribunJabar.id telah menelusuri siapa penumpang dari ojek online yang bekerja sembari menggendong bayi itu.

Ternyata, penumpang tersebut bernama Triyani Maulida (21).

Awalnya, ia mengaku memesan Grab dari Cimaung ke Rancamayar untuk berangkat kerja.

"Agak lama (nunggunya) pas datang saya kaget si Aa-nya (drivernya) bawa anak," ujarnya saat dihubungi TribunJabar.id, Rabu (27/11/2019).

Ilustrasi ojek online sedang melihat GPS pada ponselnya.
Ilustrasi ojek online (ngupdate.info)

Setelah menunggu sekitar 10 menit, lalu berangkat menggunakan jasa ojek online, Triyani awalnya sempat kesal.

Ia melihat bayi yang dibawa pengemudi ojol tersebut harus dipegangi oleh satu tangan.

Sementara itu, tangan lain dari si pengemudi ojol itu harus memegang kendali motor.

"Jadi kasihan dedeknya," ujar Triyani.

Viral Ojek Online Bawa Paksa Jenazah Bocah dari Rumah Sakit, Orangtua Bingung, Ini yang Terjadi

Ia lalu memberanikan diri untuk bertanya mengapa pengemudi ojol tersebut membawa bayi.

Ceritanya ternyata sama persis seperti yang dimuat di akun Instagram @infotidayeuhkolot.

Triyani kemudian meminta maaf karena telah bertanya.

Ia pun langsung merasa bersalah dan sangat sedih mendengar cerita pengemudi ojol tersebut.

"Saya sudah pengen nangis saat itu juga, tapi ditahan," katanya.

Ratusan driver ojek online berdemonstrasi di depan Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (20/11/2017).
Ratusan driver ojek online berdemonstrasi di depan Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (20/11/2017). (TRIBUNJABAR.CO.ID/THEOFILUS RICHARD)

Polisi di Jawa Barat Larang Ojek Online Masuk Markas, Imbas Bom Bunuh Diri di Mapolrestabes Medan

Imbas bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, semua markas kepolisian di Jawa Barat memperketat pengamanan, Rabu (13/11/2019).

Akses keluar-masuk dibatasi. Semua pengunjung diperiksa.

Para pengemudi ojek online, yang biasanya bisa keluar-masuk markas polisi di Jabar untuk mengantar makanan yang dipesan secara online, juga tak bisa lagi masuk ke markas polisi.

Mereka akan dihentikan di pintu gerbang. Semua barang bawaannya diperiksa.

Ini karena pelaku bom bunuh diri di Medan memakain jaket salah satu penyedia jasa angkutan daring atau ojek online.

"Pengemudi transportasi online, semua paket, kurir pengiriman paket dilarang masuk. Barang yang dibawa dititipkan di pos pengamanan dan yang bersangkutan menghubungi pemesan agar mengambil barang kiriman di pos penjagaan," kata Kompol Suharto, Komandan Pengamanan Protokoler dan Musik (Pamkolsik) di Pos Pejagaan Mapolda Jabar, Rabu (13/11/2019).

Suasana serupa terlihat di Mapolrestabes Bandung. Di sana, polisi juga memeriksa semua barang bawaan pengunjung.

Namun, pelayanan, baik pembuatan SIM maupun permohonan surat keterangan catatan kepolisian (SKCK), tetap berjalan seperti biasa.

Seperti halnya di Mapolda Jabar, di Mapolrestabes Bandung, para pengemudi transportasi online juga dilarang masuk pascainsiden di Medan. Semua barang pesanan dititip di pos jaga. Pemeriksaan dilakukan lebih ketat.

"Pasca-terjadinya ledakan bom bumuh diri di Mapolrestabes Medan mengingatkan kita semua untuk meningkatkan kewaspadaan dan kehati-hatian terhadap siapa pun yang memasuki markas komando," kata Kepala Bagian Operasional Polrestabes Bandung, AKBP Widodo, di Mapolrestabes Bandung.

Pihaknya, kata Widodo, juga telah meminta segenap jajaran di wilayah hukum Mapolrestabes Bandung untuk meningkatkan kewaspadaan.

"SOP sebelumnya telah dilaksanakan, tetapi lebih ditingkatkan dan berhati-hati kembali. Pengamanan mako yang asalnya dua pintu menjadi satu pintu sehingga kita fokus pengamanan kekuatan di sana. Kami bisa melakukan body system atau saling melindungi antara petugas yang satu dan lainnya," ujarnya.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved