Persib Bandung

Lini Tengah Persib Bandung Mudah Dibaca, Kata Djadjang Nurdjaman

Omid Nazari, Abdul Aziz Lutfi Akbar dan Esteban Vizcarra yang bermain lebih ke depan.

Penulis: Nazmi Abdurrahman | Editor: Ravianto
Tribun Jabar/Ferdyan Adhy Nugraha
Selama babak I pertandingan di Stadion Si Jalak Harupat, Minggu (24/11/2019), Persib Bandung gagal mengkonversikan peluang emas untuk menjadi gol ke gawang Barito Putera. 

TRIBUNJABAR.ID - Persib Bandung harus puas berbagi poin dengan Barito Putera, setelah bermain imbang 0-0, saat bentrok pada pekan ke 28 Liga 1, di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang Kabupaten Bandung, Minggu (24/11).

Persib gagal membalas kekalahan dari Barito Putera diputaran pertama.

Hasil imbang ini membuat Persib harus rela turun satu peringkat ke posisi tujuh klasemen sementara, dengan 41 poin.

Sedangkan Barito Putera tetap bertahan diperingkat empat belas dengan 31 poin.

Pelatih Persib, Robert Rene Albert menyesalkan timnya gagal menyapu bersih tiga pertandingan kandang dengan kemenangan.

Menurut Robert, jika saja berhasil menambah tiga poin, posisi timnya saat ini bakal berada diperingkat lima klasemen sementara.

"Tapi kami gagal mewujudkan itu (menambah tiga poin) dan alasannya sederhana, kami tidak efektif ketika menyerang, itu alasan utama kami tidak mampu mendapatkan tiga poin hari ini dan menempati posisi lima. Saat ini kami tertahan ke posisi ketujuh, kami kekurangan kekuatan untuk mencetak gol hari ini," ujar Robert, saat jumpa pers, di Stadion Si Jalak Harupat, kemarin.

Pada pertandingan kali ini, Persib tampil dengan skuat terbaiknya.

Nama-nama seperti Ardi Idrus, Febri Haryadi, Kevin van Kippersluis dan Esteban Vizcarra yang sebelumnya absen, kini kembali menghiasi starting line up Persib.

Pun demikian dengan Barito Putera, yang tampil dengan kekuatan terbaik.

Sejumlah pemain anyar yang didatangkan di putaran kedua seperti Fransisco Torres, Rafael Silva dan Kozuke Yamazaki turun sejak menit awal.

Sepanjang pertandingan, kedua tim bermain alot, tidak banyak peluang yang berhasil diciptakan kedua tim. 

Persib tercatat hanya menorehkan empat tembangkan terarah sepanjang pertandingan, sedangkan Barito Putera hanya berhasil melepaskan dua kali tendangan terarah.

Pada pertandingan kemarin, Persib kembali memainkan tiga gelandang sekaligus.

Omid Nazari, Abdul Aziz Lutfi Akbar dan Esteban Vizcarra yang bermain lebih ke depan.

Sedangkan Omid dan Aziz berperan sebagai duble pivot.

Melihat komposisi seperti ini, seharusnya Persib bisa menciptakan banyak peluang, Kevin yang bermain sebagai striker pun bisa mendapat umpan-umpan manja yang dikonversi menjadi gol.

Nyatanya, hal itu tidak terjadi. Lini tengah Persib pada laga kemarin tidak berjalan seperti biasanya.

Ketatnya penjagaan pemain Barito kepada beberapa pemain kunci Persib, membuat lini tengah tidak banyak menyuplai umpan ke lini depan sehingga, permainan Persib kembali bertumpu lewat sayap.

Umpan-umpan silang yang dilepaskan pun tidak ada yang mencapai dengan baik kepada Kevin atau Vizcarra sebagai target man.

Barito Putera pun kemarin bermain sangat disiplin, empat bek mereka bermain sejajar dan tidak mudah terpancing pergerakan Frets Butuan yang sering mencoba untuk menarik bek lawan.

Selain itu, Kozuke dan Bayu Pradana bermain sangat baik sebagai gelandang bertahan dengan menutup pergerakan Vizcarra yang tidak mendapat dukungan penuh dari Aziz dan Omid Nazari.

Hasilnya, karena tidak mendapatkan umpan, Kevin pun terisolir di lini depan dan harus beberapa kali mundur ke belakang untuk menjemput bola.

Inilah yang membuat serangan Persib terhambat dan sulit menyelesaikan serangan. Kebuntuan paling kentara terjadi selama babak pertama, saat Persib sama sekali tidak mencatatkan tembangan mengarah ke gawang.

"Saya pikir penyerangan kami masih terlalu pelan saat menguasai bola dalam mode menyerang sehingga tidak terlalu efektif. Kami melakukan itu 3-4 kali di babak pertama. Kami juga kesulitan dalam menembus pertahanan karena barisan belakang dari Barito dipaksa untuk memastikan serangan kami tidak bisa masuk ke daerah berbahaya mereka," katanya.

Strategi Laskar Antasari yang menerapkan pressing ketat dan juga sistem pertahanan zonal marking sukses membuat Persib pun kesulitan untuk membangun serangan ke wilayah pertahanan Barito.

Para pemain Barito lebih sering menunggu di area pertahanan sendiri.

Sistem zonal marking yang dilakukan Barito berhasil memperlambat gerakan para pemain sayap Persib, baik Febri Haryadi di sisi kanan maupun Frets di kiri.

"Mereka bermain sangat bertahan dan saya berharap kedua striker kami hari ini, Kevin dan Esteban supaya lebih kuat menahan bola dan lebih tajam tapi itu tidak bekerja. Tapi pemain terutama di babak kedua sudah berjuang keras untuk mencetak gol, kedua tim sama-sama mencoba tapi belum cukup efektif," ucapnya.

Barito sebenarnya tidak hanya bermain menunggu. Mereka juga kerap melakukan permainan direct yang langsung di arahkan kepada Silva atau Torres.

Tapi, sayangnya tidak ada peluang yang membahayakan gawang kawalan I Made Wirawan.

"Okelah, penguasaan bola Persib menang. Tapi, secara peluang saya pikir tidak perlu ada yang jatuh bangun. Oke lah kiri-kanan dia (Persib) hidup, tapi itu aliran ke tengahnya gampang dibaca," ujar Pelatih Barito Putera, Djadjang Nurdjaman.

"Peluang terbaik kami adalah ketika wasit tidak berani menunjuk titik putih ketika mereka handball, itu lah peluang terbaik buat kami, karena kami pun kesulitan."

Pelatih yang akrab disapa Djanur itu mengaku tidak sulit untuk membaca permainan Persib.

Sebab, di tim Maung Bandung banyak pemain yang pernah menjadi anak asuhnya saat di PSMS Medan maupun di Persib.

"Tidak hanya Frets kemudian Aziz, tapi kan Febri anak buah saya Supardi anak buah saya, semuanya anak buah saya, sangat hapal betul, yang bukan anak buah saya asingnya saja tiga kecuali Ardi yang belum dengan saya tapi mereka tampil bagus ko, tapi saya bisa handel dan tahu kemampuan mereka semua, sehingga ya lumayan berdampak juga," katanya.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved