Kecelakaan Maut di Tol Cipali

Wawancara Khusus Sopir Bus Sinar Jaya Sebelum Ditetapkan Jadi Tersangka Kecelakaan Maut di Cipali

Bus Sinar Jaya dengan nomor polisi Bus Sinar Jaya B 7949 IS ‎arah Cirebon tiba-tiba menabrak bus Arimbi Jaya Agung

Penulis: Mega Nugraha | Editor: Ravianto
Tribun Jabar/Mega Nugraha
Sopir Bus Sinar Jaya, Sanudin (46) dirawat di IGD RSUD Ciereng, Kabupaten Subang. ?Ini diduga lalai dalam mengemudikan kendaraannya hingga busnya bertabrakan dengan bus Arimbi Jaya Agung di KM 117 Tol Cipali, Kamis (14/11/2019) dini hari. 

TRIBUNJABAR.ID - Bus Sinar Jaya dengan nomor polisi Bus Sinar Jaya B 7949 IS ‎arah Cirebon tiba-tiba menabrak bus Arimbi Jaya Agung dengan nomor polisi B 7168 CGA di KM 117 Tol Cipali, Kamis (14/11) dini hari.

Tujuh penumpang bus Arimbi Jaya meninggal dunia.‎

Sopir bus Sinar Jaya, Sanudin (46) selamat dalam peristiwa itu.

Tribun menemuinya di IGD RSUD Ciereng, Kabupaten Subang sebelum dia ditetapkan jadi tersangka.

Perban tampak melingkar di kepalanya serta menempel di pipi kanan.

Hasil rontgen sempat ia pegang.

TJ : Apa sebenarnya yang terjadi pada bapak?

Sunadi : Saya dari Jakarta jam 21.00 bawa 14 penumpang. Sepanjang jalan saya ambil jalur kiri. Sebelum kejadian, saya ambil kanan ke jalur cepat karena kosong. Setelah itu iba-tiba saja, saya blank.

TJ : Lalu apa yang terjadi?

Sunadi : ‎‎Penumpang di belakang teriak, pak awas nabrak sambil teriak. Dari situ saya sadar, saya sudah lewati (nyelonong) pembatas jalan dan masuk ke jalur berlawanan.

TJ: Setelah sadar ada di jalur berlawanan setelah lewati pembatas jalan, apa yang bapak lakukan?

Sunadi : Saya lihat ada bus lagi di depan saya, kaget saya. Langsung saya banting ke kiri, pojokan bus saya kena badan bus. ‎ Ada benturan. Dari situ saya sempat tidak sadar lagi.

TJ : Kemudian?

Sunadi : ‎Dari situ saya sadar, saya pegang kepala, kepala saya berdarah. Saya berdiri dan ngecek penumpang, saya tanya‎ ada korban gak, mereka jawab enggak ada korban. Saya lalu nunggu ambulans dan selagi nunggu ngecek bus sudah pecah kaca depan.

TJ : Bapak tahu ada yang meninggal?

Sunadi : Awalnya saya enggak tahu pak. Tapi katanya ada yang meninggal, sedih saya pak. Mau gimana, saya juga enggak mau begini.

TJ : Bapak tadi bilang tiba-tiba blank, maksudnya ngantuk mungkin karena begadang?

Sunadi : Enggak ngantuk pak, kalau ngantuk mah saya juga langsung alon-alon (pelan-pelan) bawanya.

TJ : Kalau enggak ngantuk mungkin mata bapa berat, semliwir-semliwir susah dibuka?

Sunadi: Ya cuma memang kaya seliwir-seliwir ke mata karena tiba-tiba saja saya blank, cepat banget tiba-tiba masuk ke tengah dan menabrak.

TJ : coba bapak jelaskan ritme kerja bapak?

Sunadi : Jadi saya kerja sehari masuk sehari libur. Dalam sehari, saya berangkat pagi dari Pekalongan ke Pulogebang Jakarta Timur angkut penumpang. Tiba di Jakarta sore sekitar pukul 16.00 lah. Setelah itu saya istirahat. Jam 19.00 saya mulai ngetem di terminal., nah jam 20.00 berangkat lagi ke Pekalongan angkut penumpang.

TJ : Sudah berapa lama jadi sopir bus?

Sunadi : Kalau sopir bus Sinar Jaya sedari 2015. Sebelumnya memang saya bawa taksi dan truk. (Sunadi sempat menanyakan hukuman atas kejadian ini). Kira-kira hukuman saya berapa tahun penjara pak?

TJ : Fokus penyembuhan kondisi bapak saja dulu jangan pikirin itu. Bapak sadar ini punya konsekuensi hukum?

Sunadi : Saya jalani saja toh saya tidak mau kejadian begini.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved