Rilis Single Terbaru, Java Jive Seolah Menolak Tua, Lagunya Dibuat Berdasarkan Fenomena Kekinian
Nama Java Jive bukan sebuah nama asing di kancah industri musik Tanah Air. Grup musik pop asal Kota Bandung ini dikenal selalu lahirkan lagu hits
Penulis: Kemal Setia Permana | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Kemal Setia Permana
TRIBUNJABAR. ID, BANDUNG - Nama Java Jive tentu bukan sebuah nama asing di kancah industri musik Tanah Air.
Grup musik pop asal Kota Bandung ini dikenal sebagai band yang selalu melahirkan lagu-lagu hits dan enak di dengar.
Lalu ada apa dengan Java Jive? Ternyata band yang kini masih sering menerima tawaran manggung off air, diam-diam merilis single terbaru berudul Benci dan Rindu.
Sesuai judulnya yang terkesan sangat klasik, single terbaru Fatur dan kawan-kawan ini mengusung konsep musik 80an yang nge-beat dan sedikit bernuansa disko yang memang menjadi genre yang sangat tenar pada dekade 80-an.
• Penyanyi Cantik Maizura Rilis Single Pertama Aku Tanpamu yang Sekaligus Jadi OST Film Bebas
• Ada Suara Anak Tora Sudiro di Single Terbaru Padi Reborn, Kau Malaikatku
Singel baru Java Jive ini memiliki banyak makna bagi para personel Java Jive yang terdiri dari Faturachman, Dany Sprit, Noey Jeje, Capung, Edwin Saleh dan Tonny Ellyson, karena banyak hal yang membawa suasana baru dalam proses pembuatan rekaman dan video klip-nya.
Menurut Capung, penulis lagu single ini, lagu ini dibuat berdasarkan fenomena kekinian yang terjadi di tengah masyarakat, terlebih yang terjadi di dunia maya seperti media sosial.
"Ini merupakan representasi kejenuhan saya atas dunia sosmed yang tidak sehat. Ini mengganggu bagi saya. Makanya di lagu ini ada lirik "mengganggu," ujar Capung di sela peluncuran singel Benci dan Rindu di Ugo Igo Kopi by Java Jive, Jalan Muararajeun, Minggu (10/11/2019).
Capung menjelaskan bahwa di lagu ini juga ada lirik "aku ingin damai-damai saja" untuk menggambarkan bahwa sebagai bagian dari masyarakat, dia ingin semuanya berjalan dami, pun mengajak masyarakat untuk menjauhkan sikap bermusuhan.
Dalam kesempatan ini, Dany menambahkan bahwa lagu Benci dan Rindu mengambil konsep up-beat sebagai gambaran bahwa Java Jive mampu berkiprah di usia yang memasuki hampir 30 tahun sejak mereka bermusik dari kafe ke kafe, atau tepatnya 26 tahun di industri rekaman.
"Dulu lagu-lagu kami kan identik nge-pop, makin tua makin ke sini malah nge-beat. Ini seolah-olah menggambarkan bahwa Java Jive "menolak" tua," sebut vokalis nyentrik yang kini sudah berhijrah ini.
Hal unik lainnya, video klip single terbaru ini digarap secara mandiri oleh Java Jive sendiri. Noey bertindak sebagai sutradara dan hanya menggunakan satu kamera saja dari mulai proses awal hingga akhir.
"Bahkan, kami harus menggabungkan video secara terpisah dengan Fatur. Klip ini dibuat di Hongkong yang diikuti seluruh personel, kecuali Fatur yang waktu itu ada di Eropa. Fatur baru bisa membuat klip bagia dia di Bandung dengan kamera yang sama. Jadi klip di Hongkong dan di Bandung kami satukan dengan menggunakan kamera yang tipe itu-itu juga," jelas Noey.
Ada sebuah tanda tanya besar dalam video klip ini dimana Java jive tidak menuntaskan cerita atau kisah dalam video klip karena klip ini masih memiliki sambungannya alias to be continued.
"Ini kejutan, kita lihat saja nanti seperti apa," kata Noey. (*)