Kakak Beradik di Indramayu Ini Tinggal di Gubuk, Lumpuh Sejak Lahir, Ayahnya Meninggal, Ibunya Pergi
Kisah Refi (14) dan Pian (7) yang tinggal di sebuah gubuk berukuran 3 meter x 6 meter mendadak viral di jejaring media sosial.
"Ya walaupun saya bukan keluarganya, tapi sangat kasihan melihat mereka makanya saya foto di Facebook dan menjadi viral," ujar dia kepada Tribuncirebon.com saat ditemui di kediaman Refi dan Pian, Senin (4/11/2019).
Ia menceritakan keluarga kakak beradik itu serba kekurangan.
Tidak jarang pula mereka harus menahan perihnya lapar karena tidak memiliki uang untuk membeli makanan.

Kakak pertama merekalah yang kini menjadi tulang punggung keluarga, ia bekerja di sebuah show room motor dengan berpenghasilan Rp 900 ribu per bulan.
Sementara kakak kedua mereka, sekarang masih duduk di kelas X SMK, setiap pulang sekolah ia biasa menghabiskan waktu untuk merawat adik-adiknya, tidak jarang pula waktu yang ia miliki diisi dengan bekerja serabutan hanya untuk memenuhi kebutuhan perut.
"Sebenarnya yang yatim itu tiga anak saja, karena beda bapak sih, yang paling kecil (Pian) masih ada bapak, tapi bapaknya jarang pulang, kerja jadi petani di Bongas, pulang-pulang dua bulan sekali bawa uang cuma Rp 200 ribu," ucap dia.
Kasun Blok Cilek Desa Karanganyar, Carmin mengatakan, demi meringankan beban mereka pihak desa juga memberi beragam bantuan melalui program-program pemerintah.
Rencananya pihak desa bersama kecamatan serta Dinas Sosial Kabupaten Indramayu akan menitipkan dua bocah itu ke panti asuhan melalui program Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat.
"Di sana tentu pendidikan dan kesehatan mereka akan terjamin," ujar dia.
Karmila menyampaikan, uang dari donasi itu, akan ia pergunakan untuk merenovasi rumah mereka lengkap dengan seiisi rumah.
• Viral, Refi dan Pian Alami Gizi Buruk Tinggal di Gubuk, Ayah Meninggal Ibu Pergi dengan Lelaki Lain
Lumpuh Tak Bisa Disembuhkan
Kondisi Refi kian diperburuk dengan kondisi fisiknya yang lumpuh.
Ia tidak bisa berjalan dan berbicara.
Dalam sehari-hari Refi lebih banyak tersenyum dan tertawa sendirian.
Ia tertawa sembari menyebutkan kata "mah" berulang kali.