BKKBN Catat Sekira 2,7 Juta Warga Jawa Barat Menderita Stunting, Ini Pemicunya
Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Barat, S Teguh Santoso, mengatakan diperkirakan ada 2,7 juta warga Jawa Barat menderita stunting.
Penulis: Ahmad Imam Baehaqi | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ahmad Imam Baehaqi
TRIBUNJABAR.ID, CIREBON- Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mencatat angka stunting di Jawa Barat mencapai 29,7 persen.
Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Barat, S Teguh Santoso, mengatakan diperkirakan ada 2,7 juta warga Jawa Barat menderita stunting.
Karenanya, pihaknya berupaya agar selama lima tahun ke depan tidak ada kasus stunting baru di Jawa Barat.
"Kami fokus menjaga agar angka stunting ini tidak bertambah," ujar S Teguh Santoso saat ditemui usai kuliah umum di Auditorium Fakultas Kedokteran Universitas Gunung Jati (UGJ) Cirebon, Jalan Terusan Pemuda, Kota Cirebon, Selasa (29/10/2019).
Ia mengatakan, jumlah penderita stunting itu tergolong cukup besar karena hampir mencapai 30 persen.
• BKKBN dan Tim Mupen Racing Sosialisasi Pencegahan Stunting di Kota Banjar
• Cegah Stunting, Diferensia Foundation Luncurkan Program Desa Gempita dan Desa Cageur
Menurut dia, pemicu timbulnya kasus stunting ialah perihal pemenuhan gizi dari calon keluarga sehingga tidak melulu pada calon bayinya.
Selain itu, usia perkawinan juga sangat penting karena kondisi fisik calon orang tua sangat memengaruhi kondisi bayi yang akan dilahirkan.
"Pemenuhan gizi selama hamil dan dua tahun pertama usia bayi juga sangat penting, kalau kurang mencukupi bisa jadi stunting," kata S Teguh Santoso.
Ia mengatakan, faktor lain yang cukup berpengaruh dalam munculnya kasus stunting ialah masalah kebersihan lingkungan.
Lingkungan dan perilaku hidup bersih serta sehat seyogyanya harus menjadi perhatian para orang tua agar anaknya tidak mengalami stunting.