Khawatir Nasir Masih Kangen Ibunya, Pemdes Siagakan Warga Jaga Makam Sumarto Agar Tak Dibongkar Lagi
Ini dilakukan usai kejadian pembongkaran makam Sumarto, oleh anak kandungnya Nasir, tidak terjadi kembali.
Laporan Wartawan Surya Galih Lintartika
TRIBUNJABAR.ID, PROBOLINGGO - Pemerintah Desa (Pemdes) Kedungsumur, Kecamatan Pakuniran menutup makam Sumarto di desa setempat menggunakan bambu dan batu.
Ini dilakukan usai kejadian pembongkaran makam Sumarto, oleh anak kandungnya Nasir, tidak terjadi kembali.
Kejadian pembongkaran makam ibu oleh anaknya ini viral di media sosial.
Kepala Desa Kedungsumur Muhammad Hasyim mengatakan, penutupan ini dilakukan untuk mengantisipasi agar kejadian itu tidak terulang.
Ia menjelaskan, selain ditutup, pihaknya juga menyiagakan warga di makam desa setempat.
Tujuannya, untuk menjaga dan mengawasi jika sewaktu - waktu Nasir ini kembali lagi.
"Ada yang giliran menjaga di makam. Kami siapkan untuk antisipasi jika masih ada upaya dari Nasir yang masih kangen ke ibunya, meski yang bersangkutan sudah meninggal dunia," tambah dia.
Hasyim mengaku sudah koordinasi dengan Pemdes Batur dan unsur tiga pilar.
Ia sudah meminta pihak - pihak terkait untuk segera merujuk Nasir ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Lawang, Malang.
"Informasi terakhir yang kami dapatkan, Dinkes Kabupaten Probolinggo akan datang dan akan membujuk Nasir agar mau dirawat di RSJ. Ini kami sedang mengupayakannya agar Nasir mau dipindah," jelasnya.
Kapolsek Pakuniran Iptu Haby Sutomo menjelaskan, dari hasil koordinasi unsur 3 pilar dan beberapa pihak, ada wacana dan rencana makam Sumarto, ibunda Nasir, dicor.
Pengecoran dilakukan agar Nasir tidak bisa membongkar kembali makam ibundanya ini.
Akan tetapi, langkah pengecoran makam ini perlu dikoordinasikan dan dibicarakan lebih lanjut dengan keluarga besarnya.
"Kami menduga, Nasir ini masih berambisi ingin membawa pulang jasad ibundanya. Ia masih kangen dan menganggap bahwa ibunya ini pergi ke hutan mencari kayu, bukan meninggal dunia. Makanya kami mengantisipasi hal - hal tersebut," jelasnya.
Bahkan, kata dia, hingga hari ini, kondisi Nasir masih belum stabil.
Dia jarang pulang, setelah perbuatannya membongkar makam dan membawa pulang jasad ibunya pulang ke rumah ketahuan.
Informasi yang didapatkan, Nasir masih sering masuk hutan.
Pulang ke rumahnya pun jarang.
Sekalinya pulang, itu pun tidak lama.
Ibunda Nasir, Sumarto, meninggal di usianya yang ke-70 karena sakit.
Seperti diberitakan, Jumat (11/10/2019) lalu, Nasir tiba - tiba membongkar makam ibunya seorang diri di Desa Kedungsumur, Kecamatan Pakuniran.
Setelah menggali makam, lalu membawa jasad ibunya pulang ke rumah setelah dimasukkan karung.
Padahal, medan jalan yang dilalui Nasir ini tidak mudah.
Ia harus menyebrangi sungai dan sawah untuk sampai rumahnya.
Rumah Nasir masuk di Desa Batur, Kecamatan Gading.
Kedua desa beda kecamatan ini lokasinya berdekatan, hanya dipisahkan oleh sungai.
Setelah sampai di rumah, aksi itu diketahui Sul, kakak keduanya.
Sul ini marah ke Nasir.
Tapi, setelah sadar adiknya ini sedikit mengalami gangguan jiwa, Sul akhirnya mengecilkan suaranya.
Sul lantas membujuk adiknya ini.
Ia membujuk agar adiknya mau mengembalikan jasad ibunya ke kuburan.
Dengan segala cara dan rayuan, Nasir akhirnya menuruti kemauan Sul.
Nasir mengembalikan jasad ibunya ke makam yang sudah digalinya ini.
Ia memasukkan sendiri jasad ibunya yang masih utuh itu meski sudah 40 hari dimakamkan.
Tanpa bantuan siapapun, Nasir menarik jasad ibunya ke dalam makam tanpa dibaluti sehelai kain kafan.
Hal itu terekam dalam sebuah video yang viral di media sosial.
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Warga Giliran Jaga Makam Sumarto yang Viral di Medsos karena Digali lalu Mayat Dibawa Pulang Anaknya