Viral di Media Sosial

Heboh, Crosshijaber Ada yang 'Beraksi' di Bandung, Cowok Pakai Jilbab, Cadar, dan Gamis di Muka Umum

Crosshijaber adalah sosok laki-laki yang mengenakan jilbab, gamis, hingga cadar lalu tampil di depan umum.

Penulis: Yongky Yulius | Editor: Widia Lestari
Twitter @infinityslut
Viral soal crosshijaber, pria berbusana Muslim ala perempuan. 

TRIBUNJABAR.ID - Di media sosial Twitter, viral postingan mengenai crosshijaber.

Crosshijaber adalah sosok laki-laki yang mengenakan jilbab, gamis, cadar dan busana Muslim perempuan lainnya lalu tampil di depan umum.

Istilah mengenai crosshijaber ini menjadi viral lantaran diunggah oleh akun @infinityslut.

Awalnya, ia meminta perempuan asli mesti waspada terhadap sosok crosshijaber ini.

"Hah gila sih, ada lagi istilah crosshijaber. Yaitu laki-laki yang terobsesi jadi perempuan."

"Dia sampai pakai hijab, gamis, cadar, masuk ke mesjid, ke kamar mandi wc juga."

"Please kita yang perempuan tulen kudu waspada!" begitu bunyi tulisan yang diunggah warganet tersebut.

Di gambar berikutnya, warganet @infinityslut ini mengunggah beberapa instastory dan akun Instagram sebagai bukti keberadaan crosshijaber.

LAGI HEBOH, Apa itu Crosshijaber? Antara Penyimpangan Seksual dan Hobi yang Heboh di Media Sosial

Dalam unggahan tersebut, terlihat beberapa warganet memang mengaku sebagai crosshijaber.

Mereka tak segan untuk membagikan kegiatannya saat memakai gamis, jilbab, hingga cadar saat di depan umum.

Bahkan, ada juga yang terang-terangan, di bio profil akun Instagram-nya menulis bahwa dirinya adalah crosshijaber.

Terlihat, beberapa warganet yang mengaku dirinya crosshijaber itu wajahnya memang menyerupai laki-laki.

Wajahnya tampak maskulin.

Namun, dandanannya terlihat seperti perempuan.

Komunitas pria bercadar atau berjilbab dan mengenakan gamis. Mereka sudah berani masuk masjid dan masuk toilet perempuan.
Komunitas pria bercadar atau berjilbab dan mengenakan gamis. Mereka sudah berani masuk masjid dan masuk toilet perempuan. (Suryamalang.com/kolase instagram @i.k.r.i.a/@amesamir9)

Mereka mengenakan jilbab layaknya perempuan.

Tak hanya penampilan saja, akun Instagram mereka pun mencantumkan nama perempuan.

Dari beberapa unggahan yang dibagikan @infinityslut, ada juga para crosshijaber yang memamerkan sedang berada di beberapa tempat di Bandung.

Ada yang sedang berada di dalam Masjid Trans Studio Mall, di masjid di Bio Farma, hingga di Susu Murni Lengkong.

Hingga tulisan ini dibuat, unggahan tersebut sudah di-retweet sebanyak 25 ribu kali.

Tentu saja, warganet langsung bereaksi atas unggahan tersebut.

Banyak warganet yang berpendapat agar para crosshijaber itu tak masuk ke toilet atau tempat khusus perempuan.

"Silahkan berpakaian gimanapun, tapi jangan masuk toilet ataupun masuk tempat yang khusus perempuan, kan tujuan awalnya cuma berpakaian kan, bukan masuk ke area privat perempuan," tulis @bukanmahadewi.

"Aku sama sekali ga masalah sama cross dresser selama itu bukan keluargaku. tapi... kalo sampai mereka masuk arena cewek, apalagi di masjid, itu cewe tulen klo pegang crossdresser wudhunya batal tapi mereka gatau woey lakukan kesukaan kalian (crossdresser) tnp merugikan orlain," tulis @misscapucinno.

"Si lakinya gak bermasalah, tapi perempuan yang ketakutan. Kalo mau crossdresing gitu cukup dirumah aja sih, ke wc sampe ke barisan perempuan itu kan sudah gila. Mas kan sudah jelas bukan mukhrim. Jangan nebar teror seperti itu," tulis @riguta_04.

"Hai, aku nanggepin, ya. Kemarin abis baca artikel ini. Dia diwawancara. Iya, yang bikin jelek tuh yang memanfaatkan keadaan gitu. Cuma, ga sedikit yang emang suka aja pakai baju gamis begitu, bahkan hetero juga, punya pacar lawan jenis. Begituuu," tulis @fellyzaptr.

Penampilan Vina Garut Setelah Video Panas Lawan 3 Pria Viral, Cantik Berhijab di Depan Orang-orang

Antara Stigma dan Kriminalitas

Dilansir dari Magdalene.co, crosshijabers sama halnya dengan Crossdressing.

Crossdressing adalah tindakan penyimpangan memakai busana atau aksesoris dari gender yang berbeda.

Penyimpangan Crossdressing ini sebenarnya sudah tak asing lagi di berbagai belahan dunia.

Sebagaimana diketahui penggunaan pakaian lintas gender ini kerap kali muncul di lapisan masyarakat.

Terutama dalam dunia seni pertunjukkan.

Semisal aktor atau pelawak laki-laki mengenakan pakaian dan akesoris wanita.

Sebenarnya Crossdressing ini sudah sejak lama dipraktikan sebagaimana tradisi di berbagai belahan dunia.

Semisal beberapa negara, mulai dari Yunani, Norwegia, kelompok agama Hindu dan lain sebagainya.

Namun Crossdressing santer menjadi budaya dan populer di Jepang melalui tren anak muda.

Yaitu costum play atau dikenal cosplay.

Elly Sugigi Putuskan Berhijab, Sempat Khawatir Tak Bisa Dapatkan Job Lagi, Kini Pasrah

Memadu padankan pakaian atau objek tertentu di dunia seni memang diklaim tak ada batasan.

Pakaian lintas gender diklaim menjadi kepentingan atas dasar seni karena bentuk ekspresi diri.

Adapun jika pelaku crossdressing ini tak sampai mengeksplorasi seksualitas.

Katakanlah pria pelaku mengaku heteroseksual, bisa saja hal itu didorong karena ketertarikan seksual.

Kendati begitu berbeda halnya Crossdressing dilakukan karena adanya keinginan.

Menurut Psikolog Klinis dari klinik AngsaMerah, Inez Kristanti, stigma Crossdressing bisa menjadi penyimpangan seksual.

Crossdressing dapat menjadi sebuah fetish, karena sebagai awal dari eksplorasi gender individu.

Ilustrasi Kemerdekaan Berjilbab
Ilustrasi Kemerdekaan Berjilbab ()

Fetish merupakan gangguan psikologi terkait hasrat seksual yang cenderung melakukan hal tertentu.

Demikian dikatakan Inez Kristanti ada perbedaan antara ketertarikan seksual dan identitas gender.

Jika Crossdressing dilakukan kerena berkeinginan menjadi perempuan, maka itu sudah masuk ranah identitas gender.

Pasalnya fetish dapat diartikan sebagai ketertarikan seksual pada benda atau objek-objek tertentu.

Demikian terkait hebohnya crosshijaber belakangan ini, fenomena ini cepat menjadi suatu label dan kategori dari masyarakat.

Dikutip dari sumber yang sama, fenomena Crossdressing, khususnya crosshijaber menjadi antara stigma dan kriminalitas.

Bagaimana tidak, tindakan komunitas pria mengenakan busana syar'i gamis, bercadar dan masuk toilet perempuan menjadi keresahan bagi kaum wanita.

Oleh sebab itu hal itu membuat dampak meninggalkan stigma dan anggapan kriminalitas.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved