Misteri Goa Jepang di Purwakarta, Tak Bisa Diterangi Pakai Lampu Biasa, Para Sepuh Memilih 'Diam'

Sebagian besar masyarakat Indonesia pasti tahu, sejumlah goa tersebar di beberapa wilayah nusantara.

Penulis: Yongky Yulius | Editor: Widia Lestari
Tribun Pontianak/Anesh Viduka dan TribunJabar.id/Ery Chandra
Foto Ilustrasi masa penjajahan dan foto Goa Jepang di Purwakarta. 

TRIBUNJABAR.ID - Sebagian besar masyarakat Indonesia pasti tahu, sejumlah goa tersebar di beberapa wilayah nusantara.

Bahkan, tak sedikit ada goa yang disebut sebagai "Goa Jepang".

Satu di antaranya, Goa Jepang ini ada di wilayah Kabupaten Purwakarta.

Tepatnya, Goa Jepang ini dapat ditempuh 15 menit perjalanan kaki dari obyek wisata Pasir Panyawangan.

Wartawan TribunJabar.id, Minggu (6/10/2019) telah mengunjungi goa tersebut.

Dari depan, goa ini berukuran sedang.

Di sekitarnya, terdapat dinding tanah berwarna kuning.

Sekilas, goa ini menyerupai terowongan pertahanan gerilyawan di Vietnam.

Saat memasuki goa ini, badan harus agak menunduk.

Misteri Goa Jepang di Purwakarta, Dihuni Banyak Kelelawar, Mirip di Vietnam

Kemudian, sedikit masuk ke dalam, bau tanah kering tercium.

Begitu juga dengan udara di dalamnya, begitu terasa pengap.

Masuk lebih dalam ke bagian tengah, pengunjung sudah leluasa untuk berdiri.

Ginanjar Saputra (24), pemuda setempat yang menjadi pemandu, mengatakan, Goa Jepang itu sebelumnya tak tereksplorasi.

Tahun 2001, di goa yang banyak dihuni kelelawar itu, suasanya sangat gelap sekali.

Untuk masuk ke goa itu pun harus pakai lampu petromaks.

Pasalnya, senter biasa atau lampu dari ponsel kurang mampu menerangi goa tersebut.

Cerita Penemuan Goa

Suasana di depan Goa Jepang, Kampung Pasir Muncang, RT.14/06, Kecamatan Kiarapedes, Kabupaten Purwakarta, Minggu (6/10/2019).
Suasana di depan Goa Jepang, Kampung Pasir Muncang, RT.14/06, Kecamatan Kiarapedes, Kabupaten Purwakarta, Minggu (6/10/2019). (tribunjabar/ery chandra)

Lebih lanjut Ginanjar pun menuturkan awal mula goa tersebut ditemukan kembali.

Tahun 2000-an, ada seorang warga yang tengah berburu hewan landak.

Saat berburu hewan itu, warga itu secara tiba-tiba menemukan goa tersebut.

Goa itu tersembunyi, berada di balik semak belukar.

Warga yang menemukan goa itu adalah Ade.

Kini, Ade memang tak lagi tinggal di permukiman dekat lokasi goa itu.

"Sekarang sudah tak tinggal di sini. Pas tahu, langsung ke lari ke kampung untuk memberitahukan warga," katanya.

Si Cantik Mutia Ayu, Pedangdut yang Dinikahi Glenn Fredly, Eks Atlet Voli yang Punya Body Goals

Para Sepuh Memilih Diam

Ada "tradisi" yang dilakukan oleh para sepuh di permukiman dekat goa tersebut.

Para sepuh itu sejatinya mengetahui mengenai goa itu.

Namun, mereka enggan berbicara banyak.

Pasalnya, mereka terikat sumpah untuk tak menceritakan mengenai Goa Jepang itu.

Ginanjar mengatakan, bahkan neneknya juga hanya diam dan tersenyum saja saat diminta bercerita soal Goa Jepang itu.

"Paling hanya berpesan jangan sampai goa itu diubah saja," ujarnya.

Markas Persembunyian

Edah (110) romusha saat penjajahan Jepang, saat diwawancarai Tribun Jabar, di Kampung Pasir Muncang, RT.14/06, Kecamatan Kiarapedes, Kabupaten Purwakarta, Minggu (6/10/2019).
Edah (110) romusha saat penjajahan Jepang, saat diwawancarai Tribun Jabar, di Kampung Pasir Muncang, RT.14/06, Kecamatan Kiarapedes, Kabupaten Purwakarta, Minggu (6/10/2019). (Tribun Jabar/Ery Chandra)

Ternyata, goa alam tersebut dulunya difungsikan sebagai markas persembunyian.

Hal ini dikatakan oleh warga lainnya, Agus Saprudin (50).

Ia mengatakan, goa alam itu dijadikan persembunyian saat zaman pendudukan Jepang.

Saat itu, goa alam tersebut dibentuk lagi agar tingginya mencapai 2,5 meter dan lebarnya sekitar tiga meter.

Di dalam goa tersebut juga dibangun agar terdapat sembilan kamar dengan luas sekitar sembilan meter.

Namun, goa itu belum selesai dibangun.

Pasalnya, Jepang keburu mengalami kekalahan di perang dunia.

"Dari cerita dan kisah orang tua dulu, goa ini sebenarnya sudah dikenal dari zaman Belanda," ujar Agus.

Laporan Wartawan TribunJabar.id, Ery Chandra.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved