Putra DN Aidit Berhari-hari di Pengasingan, tanpa Orang Tua, Harapan Pupus Dikabari Ayahnya Ditembak

Peristiwa Gerakan 30 September atau G30S adalah sejarah kelam bagi bangsa Indonesia.

Penulis: Yongky Yulius | Editor: Widia Lestari
Warta Kota
D.N. Aidit 

Kala itu, Munastek diprakarsai oleh Persatuan Insinyur Indonesia (PII) dan pemimpin Angkatan Darat.

Ketua acara tersebut adalah Brigjen Hartono Wirjodiprodjo yang kala itu menjabat sebagai Direktur Pelalatan AD.

Sementara itu, wakil ketua acara itu adalah Menteri Pengairan Dasar, Ir PC Harjo Sudirdjo.

Ke lokasi Munastek itu, Bung Karno dijemput oleh Hartono.

Anak DN Aidit Sebut Film Pengkhianatan G30S/PKI Lemah Riset dan Sejarah

Ia dijemput dari Istana Merdeka.

Di lokasi, sudah ada 10 ribu orang lebih yang hadir.

Seperti biasa, Bung Karno memberikan lambaian tangan dan senyuman kepada hadirin yang datang.

Teriakan dari para hadirin pun terdengar.

"Merdeka!"

"Hidup Bung Karno!"

"Viva Pemimpin Besar Revolusi!"

Begitu kira-kira teriakan yang terdengar di Istoran Senayan kala itu.

Acara tersebut memang digelar di lokasi itu.

Rupanya, acara tersebut berlangsung sampai larut malam, atau sekitar pukul 23.00 WIB.

Selesai menghadiri acara itu, Soekarno kembali ke Istana Merdeka.

(Dari kanan ke kiri) Putra pertama DN Aidit, Ibarruri, Mahadir Basti, Ilham (putra DN Aidit) dan anaknya saat di terminal bandara.
(Dari kanan ke kiri) Putra pertama DN Aidit, Ibarruri, Mahadir Basti, Ilham (putra DN Aidit) dan anaknya saat di terminal bandara. (BANGKA POS/ALADHI)
Halaman
1234
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved