G30S/PKI Bukti Pierre Tendean Setia Sampai Akhir Hayat pada AH Nasution,Ngaku Jenderal Lalu Dibantai

Pierre Andreas Tendean alias Pierre Tendean memiliki jejak bersejarah sebagai ajudan setia Jenderal AH Nasution. Khususnya pada peristiwa G30S/PKI

Penulis: Widia Lestari | Editor: taufik ismail
Kolase Tribun Jabar (Facebook dan Kompas.com)
Pierre Tendean korban G30S/PKI, bukti setia ke AH Nasution 

Lulus sekolah intelijen, Pierre Andreas Tendean pun menjadi seorang mata-mata.

Ia sempat ditugaskan melakukan penyusupan saat adanya konfrontasi Indonesia-Malaysia.

Berkat kerja keras dan kemampuannya, Pierre Andreas Tendean dipandang sebagai TNI yang unggul.

Masih dilansir dari sumber yang sama, hal ini terbukti dari berebutnya tiga jenderal untuk menjadikan Pierre Tendean sebagai ajudan.

Mereka adalah Jenderal AH Nasution, Jenderal Hartawan, dan Jenderal Kadarsan.

Dari ketiga jenderal itu, Jenderal AH Nasution-lah yang mendapatkan sosok Pierre Andreas Tendean.

Hal ini disebabkan Jenderal AH Nasution disebut sangat menginginkan Pierre Tendean menjadi ajudannya.

Akhirnya, Pierre Andreas Tendean pun menggantikan ajudan sebelumnya, Kapten Manullang.

Kapten Manullang gugur saat bertugas di Kongo untuk menjaga perdamaian.

Pierre Andreas Tendean dipromosikan sebagai Letnan Satu (Lettu).

Lettu Pierre Tendean pun menjadi ajudan Jenderal AH Nasution termuda.

Pada usia 26 tahun, ia sudah mengawal sang jenderal ternama.

Tidak hanya mengawal Jenderal AH Nasution, Lettu Pierre Tendean pun akrab dengan putri Jenderal AH Nasution, Ade Irma Suryani.

Potret berdua mereka bahkan terpajang di Museum AH Nasution.

Namun, putri kecil AH Nasution pun nasibnya sama sepertinya.

Saat peristiwa G30S/PKI, Ade Irma pun turut menjadi korban.

Ia meninggal karena tertembak.

Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved