Ditawari Gabung PKI Menolak, Kedekatan Jadi Pengantar Kematian Jenderal S Parman Korban G 30 S PKI

Penyebab kematian Jenderal S Parman pada G 30 S PKI karena kedekatan dengan PKI, sempat ditawari gabung dengan PKI, memilih menolak hingga jadi korban

Penulis: Hilda Rubiah | Editor: Ravianto
DOK PEMERINTAH RI/YOUTUBE/KOLASE TRIBUNWOW.COM
Kolase Mayjen Soeharto saat memimpin pengangkatan jenazah Pahlawan Revolusi dan Jenderal S Parman 

Penyebab kematian Jenderal S Parman pada G 30 S PKI karena kedekatan dengan PKI, sempat ditawari gabung dengan PKI, memilih menolak hingga jadi korban

TRIBUNJABAR.ID - Letnan Jenderal S Parman adalah salah satu sosok korban dari keganasan Gerakan 30 September atau G 30 S PKI.

Jasad Jenderal S Parman ditemukan di Lubang Buaya Jakarta, bersama keenam korban Jenderal dan Komandan Pierre Tandean.

Jenderal S Parman diculik oleh pasukan berkelompok.

Jenderal S Parman menjadi salah satu sasaran G 30 S PKI lantaran menjadi kunci rahasia gerakan tersebut.

Hal itu lantaran ia memiliki kedekatan dengan keanggotaan Partai Komunis Indonesia atau PKI tersebut.

Beginilah Kronologi G 30 S PKI dan Detik-detik 7 Jendral Tewas Korban Keganasan G 30 S PKI

Tak hanya itu rupanya Jenderal S Parman mengetahui otak dibalik pembantaian G 30 S PKI tak lain juga adalah kakaknya, Ir Sakirman.

Karena kedekatan Jenderal S Parman itu pula ia pernah ditawari untuk bergabung dalam kelompok PKI.

Namun ia menolak, hingga kedekatan berubah menjadi sasaran kunci di balik G 30 S PKI.

Dalam peristiwa Gerakan 30 September atau G 30 S PKI prajurit yang beraksi adalah Tjakrabirawa dipimpin Letkol Untung.

Mereka bergerak untuk memburu, menculik hingga membantai tujuh target.

Dikutip Tribunjabar.di dari Tribunnewswiki, prjurit tersebut dikomando Letnan Doel Arif yang membentuk satuan tugas Pasopati di Lubang Buaya.

Putri Politikus Sri Bintang Pamungkas Ditangkap Polisi Karena Jualan Narkoba, Pemasoknya Buron

Mereka membentuk satuan tugas tersebut dini hari sekira pukul 3.00 WIB, 1 Oktober 1965.

Salah satu tim inilah yang dipimpin Sersan Satar dari prajurit Tjakrabirawa menculik Jenderal S Parman.

Jenderal S Parman diculik tak lama setelah pembentukan tim dini hari di rumahnya.

Ia dikepung sebanyak 20 orang tentara yang menyerbu rumahnya.

Saat itu, Jenderal S Parman dan istrinya sedang terjaga.

Mendengar keberisikan di luar rumahnya, Jenderal S Parman langsung keluar menuju halamannya.

Usai Dimandikan Bayi 3 Bulan Tewas Ditangan Ibu Kandung, Kesal Lantaran Teringat Suami Selingkuh

Mulanya ia hanya mengira suara brisik tersebut segerombolan perampok.

Tak mengira akan hal itu, ia malah bertanya kepada prajurit Tjakrabirawa tersebut apa yang terjadi.

Lantaran aksi mereka senyap, prajurit tersebut berbohong menyampaikan perintah Presiden Soekarno untuk menjemputnya.

Tak ia sadari, Jenderal S Parman bergegas berganti pakaian.

Namun sebelum ia berangkat, ia sempat membisikan pesan kepada istrinya.

Jenderal S Parman meminta agar istrinya menghubungi Letnan Jendral Ahmad Yani, yang juga menjadi korban.

Sayangnya, permintaannya itu terdengar prajurit penculik itu.

Mengulas Sejarah Korban Kebiadaban G30S/PKI, Inilah Sosok 10 Pahlawan Revolusi

Mereka merampas teleponnya dan membawa paksa Jenderal S Parman.

Setelah itu, Jenderal S Parman dibawa ke Lubang Buaya.

Jenderal S Parman ditemukan jasadnya di Lubang Buaya pada 4 Oktober 1965, empat hari setelah penculikannya.

Masih dilansir dari sumber yang sama, berdasarkan visum otopsi dari jasadnya Jenderal S Parman ditembak di kepala bagian depan.

Didapati juga luka pada paha, bokong, patah tulang dan luka-luka dari alat tumpul di bagian kepa;a, rahang dan tungkai bawah kiri.

Kronologi G 30 S PKI

Dilansir dari berbagai sumber, Gerakan 30 September atau G 30 S PKI ini menyatakan sendiri sebagai gerakan pengambil alihan kekuasaan dengan kekerasan.

Para tokoh yang berpengarih diburu dan dibunuh dengan sadis.

Hingga akhirnya sebagian tokoh PKI diadili di mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmilub) dengan hukuman mati.

Ibu yang Bunuh Anak Angkatnya Itu Ternyata Sering Layani Dua Anaknya Berhubungan Intim Sekaligus

Soekarno
Soekarno ()

Saat itu Ketua PKI DN Aidit dituding merancang Gerakan 30 September atau G 30 S PKI tersebut.

Tak lama setelah itu penangkapan balik besar-besaran anggota PKI yang terlibat itu diburu.

Tak hanya orang-orang yang terlibat dalam gerakan tersebut.

Tetapi juga siapapun termasuk simpatisan terkait PKI atau organiasi-organisasi identik komunis.

Beberapa organisasi terkait simpatisan PKI saat itu di antaranya Lekra, Pemuda Rakyat, Barisan Tani Indonesia, bahkan Gerakan Wanita Indonesia, dan lain sebagainya.

Masyarakat Indonesia saat itu tak tinggal diam, mereka menuntut pembubaran Partai Komunis Indonesia atau PKI tersebut.

Selanjutnya tak lama kemudian, Mayjen Soeharto naik menggantikan Presiden Soekarno.

G 30 S PKI ini disebut-sebut menjadi tanda beralihnya pemerintahan Orde Baru.

Sampai saat ini, ada banyak cerita dan tafisaran dari tragedi G 30 S PKI.

Ada banyak tudingan antar kelompok saat peralihan kekuasaan presiden hingga jatuh ke tangan Mayjen Soeharto.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved