Persib Bandung

Persib Bandung vs Arema FC Batal, Apakah Akan Dijadwalkan Ulang? Begini Kata Umuh Muchtar

Setelah dinyatakan batal digelar karena tidak dapat izin dari kepolisian, Persib Bandung . . .

Penulis: Ferdyan Adhy Nugraha | Editor: Dedy Herdiana
Tribun Jabar/Ferdyan Adhy Nugraha
Konferensi pers Manajer Persib H Umuh Muchtar mengenai laga Persib vs Arema tak dapat izin polisi. 

Di surat, dijelaskan latar belakang tidak diizinkannya laga itu.

pelatih Arema FC Milomir Seslija Vs pelatih Persib Bandung Robert Rene Alberts.
pelatih Arema FC Milomir Seslija Vs pelatih Persib Bandung Robert Rene Alberts. (FOTO: Arema FC Official TV)

Salah satunya, Persib dan Arema memiliki sejarah rivalitas pendukung kesebalasan yang selalu berkonflik jika bertemu.

Kejadian pada 14 April 2018 di Stadion Kanjuruhan, Malang antara Arema melawan Persib, berakhir ricuh dan mengakibatkan 1 orang meninggal dunia serta puluhan mengalami luka.

"Kemudian, pertimbangan lainnya, terkait situasi politik saat ini dimana banyak terjadi aksi unjuk rasa di Kota Bandung dan sekitarnya sehingga kekuatan pengamanan akan terkonsentrasi pada kegiatan tersebut. Karenanya, Polda Jabar tidak bisa memberikan izin untuk melaksanakan pertandingan," katanya.

Terancam Sanksi Denda

Menjelang laga lawan Persib Bandung, Arema FC dihantui ancaman sanksi denda akibat ulah Aremania.

Ancaman saksi denda itu buntut dari ulah Aremania setelah laga Arema FC vs PSS Sleman di Stadion Kanjuruhan, Malang, Selasa (24/9/2019).

Kemenangan 4-0 Arema FC atas PSS Sleman harus dibayar mahal. Tim yang sebelumnya mendapat denda total Rp 620 juta kembali terancam mendapat sanksi denda karena ulah Aremania.

Striker Persib Bandung, Ezechiel N Douassel, dan Bek Arema FC, Hamka Hamzah.
Striker Persib Bandung, Ezechiel N Douassel, dan Bek Arema FC, Hamka Hamzah. (liga-indonesia.id)

Terlihat ada beberapa pelanggaran yang terjadi, termasuk yang paling mencolok ialah ketika ada dua oknum suporter yang masuk ke lapangan saat jeda babak pertama.

Kedua oknum suporter tersebut terlihat mengacungkan jari tengah pada pemain cadangan PSS Sleman yang sedang melakukan pemanasan sebelum babak kedua dimulai.

Tak hanya itu, pertandingan juga diwarnai kericuhan suporter yang berkelahi karena diduga ada Brigata Curva Sud (BCS), kelompok suporter PSS Sleman yang nekat datang.

Selain itu, saat pertandingan selesai juga ada bom asap yang dinyalakan di tribun penonton ekonomi.

Terkait pelanggaran-pelanggaran tersebut, panpel Arema FC mengaku pasrah, namun berharap agar Komdis PSSI tak memberikan denda lagi pada Singo Edan.

Makan Konate bersedih setelah Arema FC tersingkir.
Makan Konate bersedih setelah Arema FC tersingkir. (Surya/HAYU YUDHA PRABOWO)

"Mudah-mudahan tidak (denda) karena pertandingan sudah selesai tapi kami selalu mengimbau pada teman-teman Aremania, kami katakan kalau klub sudah dapat denda Rp 75 juta karena pelemparan pekan lalu, sehingga mohon ke depan jangan melakukan hal-hal yang dapat berimbas pada sanksi maupun denda," ujar Abdul Haris, Ketua Panpel Arema FC, Rabu (25/9/2019).

Beberapa upaya untuk meminimalisasi sanksi dan denda sudah dilakukan Panpel, salah satunya ialah melarang pedagang asongan berjualan di tribun VIP setelah tim mendapat denda Rp 75 juta saat Arema FC menjamu Borneo FC.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved