Mahasiswa Purwakarta Galang Dana untuk Korban Asap di Sumatera dan Kalimantan dan Sentil Soal KPK
Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam "Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa se-Purwakarta" menggalang dana untuk korban asap di Riau dan Kalimantan.
Penulis: Ery Chandra | Editor: Dedy Herdiana
Laporan wartawan Tribun Jabar, ery chandra
TRIBUNJABAR.ID, PURWAKARTA - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam "Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa se-Purwakarta" menggalang dana untuk korban asap di Riau dan Kalimantan.
Tak hanya menggalang dana, puluhan mahasiswa yang berada di sekitar Jalan Terusan Ibrahim Singadilaga juga membentangkan spanduk besar, bertuliskan "HUTAN DIBAKAR KPK PADAM".
Sementara di Taman Pembaharuan, beberapa orang memainkan musik dan menyanyikan lagu Darah Juang, Efek Rumah Kaca, Ebiet G Ade, dan lainnya.
• BREAKING NEWS, Aksi Mahasiswa di Depan DPRD Jawa Barat Ricuh, Lemparan Dibalas Gas Air Mata
• Kerusuhan di Wamena, 16 Warga Sipil Meninggal Dunia, 65 Orang Luka-luka
• Ribuan Mahasiswa di Bandung Masih Bedemo di Halaman Gedung DPRD Jabar, Selamat KPK
Seorang peserta dari UPI, Megy Putri (20) menyampaikan rasa syukur kegiatan yang mereka lakukan memperoleh sambutan baik dari masyarakat yang melintas. Baik naik kendaraan sepeda motor atau mobil. Yang masih peduli untuk membantu kepada sesama.
"Bersyukur sekali, warga mau membantu. Sudah ada puluhan orang yang memberikan uang. Semoga dapat membantu meringankan beban mereka disana," ujar Megy, dilokasi, Kebupaten Purwakarta, Senin (23/9/2019).
Koordinator kegiatan, Galuh Dithya Galuh menuturkan sebanyak 17 kampus negeri dan swasta di Kabupaten Purwakarta mengikuti kegiatan tersebut.
Kegiatan dilakukan di tiga titik yakni, wilayah Sadang, Taman Pembaharuan dan depan Bank BTN.
"Penggalangan dana ini untuk korban asap di Riau dan Kalimantan. Kami tergerak atas keresahan masyarakat yang berada di sumatera dan kalimantan akibat kondisi kebakaran hutan," katanya.
Menurutnya, spanduk yang mereka bentangkan juga berkaitan antara kebakaran hutan dan pelemahan lembaga anti rasuah.
Mereka juga menyampaikan keprihatinan atas pelemahan komisi pemberantasan korupsi (KPK).
"Mereka bukannya memadamkan kebakaran malah memadamkan yang salah. Jeritan masyarakat tak diindahkan," ujarnya.
Mereka berharap, kondisi masyarakat korban terdampak asap kebakaran hutan dan lahan bisa lekas kembali menghirup udara segar.
Serta para pengambil kebijakan dapat mencari solusi yang tepat guna.