Penumpang Ceritakan Detik-detik Kecelakaan Maut di Way Kanan yang Tewaskan 8 Orang

Seketika ibu satu anak ini terbangun dan sesaat kemudia mobil terguling, kepanikan luar biasa semua berhamburan ingin menyelamatkan diri.

Editor: Ravianto
ist
kecelakaan lalu lintas (lakalantas) maut di jalan lintas tengah (Jalinteng) Sumatera, tepatnya di kilometer 229, Kecamatan Way Tuba, Kabupaten Way Kanan 

TRIBUNJABAR.ID, LAMPUNG - Sejumlah penumpang bus Rosalia Indah mengaku terbangun saat mendengar teriakan takbir Allahu Akbar.

Sesasaat kemudian bus itu lalu terguling setelah bertabrakan dengan truk tangki CPO.

Suara teriakan histeris terdengar memilukan.

Delapan orang dinyatakan tewas di tempat dan belasan mengalami luka berat dan ringan pada kecelakaan yang terjadi di Kabupaten Way Kanan Lampung Senin (16/9/2019) pukul 14.45 itu.

Tiba-tiba terdengar teriakan Allahu Akbar. 

Seketika ibu satu anak ini terbangun dan sesaat kemudia mobil terguling, kepanikan luar biasa semua berhamburan ingin menyelamatkan diri.

Pecahan kaca dan barang berantakan membuat penumpang kesulitan keluar dari mobil.

ASN yang dinas di Dinas Kesehatan OKU ini bersama suaminya langsung mencari tempat yang aman untuk menyelamatkan diri.

Keadaan benar-benar kacau dan panik luar biasa.

”Entah karena baru bangun dari tidur, apa dari pingsan mas Rois ngomong untung kita tidak di mobil itu. Padahal ya kami di mobil itu,” katanya.

Ila menirukan ucapan suaminya saat melihat banyak korban yang luka dan ada yang meninggal.

Nurlaila hanya mengalami luka ringan terkilir di bagian kaki kiri, sedangkan suaminya Ro’is mengaami luka –luka di anataranya di tangan kiri. 

Keduanya sudah menjalani pemeriksaan intensif dan sudah dirontgen.

Menurut penuturan Ila, sebenarnya dan dan suaminya awalnya sudah terdaftar sebagai penumpang bus Rosalia Indah yang lain (berangkat lebih dahulu—red), namun karena terlambat 10 menit bus sudah berangkat, akhirnya mereka diover ke bus Rosalia Indah BG Nopol Ad 1666 CF. 

Dr (Can) Nur Ro’is SH MH yang juga direktur PT Babussalam Jaya Abadi (BJA Tour) yang melayani perjalanan umrah dan haji di Baturaja ini baru saja pulang mengunjungi puteranya di salah satu pondok pesantren di Yogyakarta.

Saat pulang keduanya memilih naik bus dengan pertimbangan lebih cepat sampai dibandingkan naik pesawat yang mendarat di Palembang, lalu harus nyambung lagi naik mobil memakan waktu sampai 5 jam ke Baturaja.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved