Seperti Ini Hubungan Fatir Ahmad dengan I yang Dituduh Membully-nya, Tiap Magrib Bertemu untuk Ngaji
Kedekatan Fatir Ahmad dan I, anak yang dituduh membully-nya itu diceritakan oleh Suparno.
Penulis: Fidya Alifa Puspafirdausi | Editor: Widia Lestari
TRIBUNJABAR.ID - Kedekatan Fatir Ahmad dan I, anak yang dituduh membully-nya itu diceritakan oleh Suparno.
Suparno adalah orangtua dari I yang merupakan warga Jalan Hankam RT4/RW5, Kelurahan Jatimelati, Kecamatan Pondokmelati, Kota Bekasi.
I dan Fatir Ahmad kerap bermain bersama anak-anak lainnya karena rumah mereka memang bersebelahan.
Hubungan I dan Fatir Ahmad selayaknya anak-anak pada umumnya.
Sebenarnya I lebih tua dibandingkan Fatir Ahmad.
I merupakan siswa kelas 3 SD sementara Fatir Ahmad baru lulus TK dan berusia enam tahun.
Bila waktu magrib tiba, Fatir Ahmad akan datang ke rumah I untuk mengikuti pengajian bersama anak-anak lainnya.
Pengajian tersebut memang digelar di rumah I setiap magrib.
• Orangtua Anak yang Dituduh Bully Fatir Ahmad Tertekan, Tak Tega Anaknya Dituduh, Hanya Bisa Pasrah
• Keluarga Fatir Ahmad Baru 2 Bulan di Bekasi, Ngontrak di Rumah Saudaranya Pelaku Bullying
"Anak saya sekolah kelas tiga SD, kalau dia (Fatir Ahmad) belum sekolah, setiap hari masuk siang anak saya pulang sore, ya kalau main sama siapa saja enggak cuma sama anak saya saja," katanya ketika ditemui di kediamannya, seperti yang dikutip dari Tribun Jakarta.
Suparno, orangtua I mengaku tertekan atas tuduhan yang diarahkan kepada anaknya.
Anaknya dituding membully Fatir Ahmad dalam bentuk ditendang dan dipukul.
Terlebih kisah yang dialami Fatir Ahmad itu mendapat sorotan dan viral di media sosial.
Suparno mengaku kaget atas tuduhan yang diunggah di media sosial oleh Sri Ani Lestari, ibunda Fatir Ahmad.
Awalnya Suparno yang bekerja sebagai kuli bangunan itu tak memiliki smartphone.
Istrinya pun tak mengerti menggunakan media sosial.
"Saya kaget, saya juga dikasih tahu tetangga sini saja kalau itu viral, saya soalnya enggak main medsos, orang hp saya cuma hp begini, sama istri juga enggak ngerti main itu," katanya seperti yang diberitakan Tribun Jakarta.
Tuduhan yang dilontarkan Sri Ani Lestari membuat orangtua I tersiksa.
Terlebih, I tidak tahu sama sekali dengan kejadian ini.
"Anak saya enggak tahu sama sekali, namanya anak-anak, kasian dia enggak tahu apa-apa tapi di luar sana lagi ramai dituduh, enggaktega saya melihatnya," ucapnya.

Suparno pasrah menerima keadaan jika nantinya masalah ini harus menempuh jalur hukum, dia sudah siap menerima dengan segala konsekuensinya.
"Pasrah aja serahin sama Allah, kita cuma orang kecil enggak tahu apa-apa, Allah maha tahu mana yang benar mana yang salah," jelas dia.
Suparno juga tidak mengerti mengapa Sri Ani Lestari mengunggah kejadian yang menimpa anaknya di media sosial.
Bahkan, Suparno tidak tahu ada perkelahian yang terjadi antara anaknya dan Fatir Ahmad.
"Saya enggak tahu, yang tahu orangtuanya (korban), saya enggak pernah lihat sendiri," katanya.
Reaksi Orangtua I Versi Ibu Korban
Orangtua I atau pembully Fatir Ahmad tidak terima ketika dimintai pertanggungjawaban oleh Sri Ani Lestari (38).
Sri Ani Lestari langsung menelepon orangtua I ketika anaknya mengaku dipukul di rahang oleh temannya itu.
Fatir Ahmad mengaku dipukul oleh I ketika dirawat di rumah sakit.
"Ketika anak saya menceritakan di rumah sakit bahwa telah dipukul rahangnya oleh inisial I itu, saya langsung telepon orangtua I itu," ujar Sri Ani Lestari ketika di kediamannya, di Kecamatan Leuwimunding, Kabupaten Majalengka, Senin (9/9/2019).
Namun, ketika ditelepon itu, orangtua I mengelak anaknya yang telah menyebabkan Fatir Ahmad sakit.
Tak hanya itu, orangtua I menyebut anak yang memukuli Fatir Ahmad tak hanya I.
Mendengar hal tersebut, Sri Ani Lestari bereaksi.
Menurutnya, bila melihat Fatir Ahmad dipukuli oleh anak-anak lainnya seharusnya orangtua I bertindak untuk memisahkan.
"Ngelaknya ya gitu, merasa bahwa bukan cuma anaknya yang mukuli anak saya, harusnya kalau sudah sering melihat anak-anak berantem, ya, dipisahkan, jangan diam saja," katanya.

Ani juga menambahkan, saat kejadian pemukulan itu, sebenarnya ibu dari inisial I itu tahu bahwa anaknya sudah memukul korban.
Namun, menurut Sri Ani Lestari, tak ada niatan untuk bertanya atau menghampiri korban melihat kondisi setelah dipukul oleh I.
"Waktu sore itu pas kejadian, temannya kan ngomong ke ibunya (Ibu I) bahwa anaknya sudah memukul Fatir, tapi dia (ibunya) sama sekali tidak menghampiri untuk sekadar menanyakan kondisi, sama sekali tidak," kata Ani.
"Setelah ortunya ngelak terus, saya coba mengibaratkan kalau dibalik kayak gitu, anaknya yang jadi korban, dan anak saya jadi pelaku. Setelah itu mereka diam," ujarnya.
Sebenarnya, Sri Ani Lestari dan suaminya baru dua bulan tinggal di Bekasi.
Di Bekasi, ia mengontrak di Kecamatan Pondok Melati.
• Ibunda Korban Bullying Sebut Arwah Fatir Sempat Datang, Rasuki Bocah Tetangga, Ini yang Dikatakannya
• Keluarga Fatir Ahmad Baru 2 Bulan di Bekasi, Ngontrak di Rumah Saudaranya Pelaku Bullying
"Ya baru sekitar 2 bulanan lah, saya ikut suami di sana bersama Fatir karena suami punya usaha di sana," ujar Ani, Senin (9/9/2019).
Disampaikan dia, ia tinggal di Kecamatan Pondok Melati di rumah milik saudara terduga pelaku bullying, yang berinisial I.
Kontrakan tersebut, kata Ani, persis di sebelah rumah orangtua inisial I tersebut.
"Rumah kami di sebelahnya persis, satu tembok sama mereka, sebelahan," ucap dia.