Reaksi Orangtua Pembully Fatir Ahmad, Tak Terima Anaknya Dituduh, Sebut Pemukul Tak Hanya Anaknya

Orangtua I atau pembully Fatir Ahmad tidak terima ketika dimintai pertanggungjawaban oleh Sri Ani Lestari (38).

Penulis: Fidya Alifa Puspafirdausi | Editor: Widia Lestari
Istimewa dan TribunCirebon.com/Eki Yulianto
Reaksi Orangtua Pembully Fatir Ahmad, Tak Terima Anaknya Dituduh, Sebut Pemukul Tak Hanya Anaknya 

TRIBUNJABAR.ID - Orangtua I atau pembully Fatir Ahmad tidak terima ketika dimintai pertanggungjawaban oleh Sri Ani Lestari (38).

Sri Ani Lestari langsung menelepon orangtua I ketika anaknya mengaku dipukul di rahang oleh temannya itu.

Fatir Ahmad mengaku dipukul oleh I ketika dirawat di rumah sakit.

"Ketika anak saya menceritakan di rumah sakit bahwa telah dipukul rahangnya oleh inisial I itu, saya langsung telepon orangtua I itu," ujar Sri Ani Lestari ketika ditemui di kediamannya, di Kecamatan Leuwimunding, Kabupaten Majalengka, Senin (9/9/2019).

Namun, ketika ditelepon itu, orangtua I mengelak anaknya yang telah menyebabkan Fatir Ahmad sakit.

Tak hanya itu, orangtua I menyebut anak yang memukuli Fatir Ahmad tak hanya I.

Mendengar hal tersebut, Sri Ani Lestari bereaksi.

Menurutnya, bila melihat Fatir Ahmad dipukuli oleh anak-anak lainnya seharusnya orangtua I bertindak untuk memisahkan.

"Ngelaknya ya gitu, merasa bahwa bukan cuma anaknya yang mukuli anak saya, harusnya kalau sudah sering melihat anak-anak berantem, ya, dipisahkan, jangan diam saja," katanya.

Sri Ani Lestari (38) ibu almarhum Fatir Ahmad, korban bullying teman sepermainannya mengungkap awal kronologis awal anaknya dipukul, Senin (9/9/2019).
Sri Ani Lestari (38) ibu almarhum Fatir Ahmad, korban bullying teman sepermainannya mengungkap awal kronologis awal anaknya dipukul, Senin (9/9/2019). (Tribuncirebon.com/Eki Yulianto)

Ani juga menambahkan, saat kejadian pemukulan itu, sebenarnya ibu dari inisial I itu tahu bahwa anaknya sudah memukul korban.

Namun, menurut Sri Ani Lestari, tak ada niatan untuk bertanya atau menghampiri korban melihat kondisi setelah dipukul oleh I.

"Waktu sore itu pas kejadian, temannya kan ngomong ke ibunya (Ibu I) bahwa anaknya sudah memukul Fatir, tapi dia (ibunya) sama sekali tidak menghampiri untuk sekadar menanyakan kondisi, sama sekali tidak," kata Ani.

"Setelah ortunya ngelak terus, saya coba mengibaratkan kalau dibalik kayak gitu, anaknya yang jadi korban, dan anak saya jadi pelaku. Setelah itu mereka diam," ujarnya.

Sebenarnya, Sri Ani Lestari dan suaminya baru dua bulan tinggal di Bekasi.

Di Bekasi, ia mengontrak di Kecamatan Pondok Melati.

Ibunda Korban Bullying Sebut Arwah Fatir Sempat Datang, Rasuki Bocah Tetangga, Ini yang Dikatakannya

Keluarga Fatir Ahmad Baru 2 Bulan di Bekasi, Ngontrak di Rumah Saudaranya Pelaku Bullying

"Ya baru sekitar 2 bulanan lah, saya ikut suami di sana bersama Fatir karena suami punya usaha di sana," ujar Ani, Senin (9/9/2019).

Disampaikan dia, ia tinggal di Kecamatan Pondok Melati di rumah milik saudara terduga pelaku bullying, yang berinisial I.

Kontrakan tersebut, kata Ani, persis di sebelah rumah orangtua inisial I tersebut.

"Rumah kami di sebelahnya persis, satu tembok sama mereka, sebelahan," ucap dia.

Fatir Ahmad Meninggal

Ia mengalami sakit hingga meninggal setelah dibully oleh teman sepermainannya.

Berdasarkan penuturan sang ibu, Sri Ani Lestari (38), anaknya itu diduga ditendang dan dipukul oleh temannya yang berinisial I.

Kejadian pemukulan tersebut terjadi di Bekasi pada akhir Agustus.

Saat itu, Sri Ani Lestari melihat Fatir Ahmad sedang bermain dengan beberapa temannya di kompleks rumahnya.

Kemudian, Sri meminta Fatir Ahmad untuk masuk ke dalam rumah untuk mandi. Ketika itu sekitar pukul 15.00 WIB.

Namun, Fatir Ahmad menolak ajakan ibunya lantaran masih ingin bermain.

Belum juga Sri Ani Lestari masuk ke dalam rumah, ia mendengar anaknya menangis.

Ketika, Sri Ani Lestari berada di teras rumah.

Ia lantas menghampiri Fatir Ahmad yang menangis.

permintaan terakhir Fatir Ahmad, bocah yang meninggal setelah dibully
permintaan terakhir Fatir Ahmad, bocah yang meninggal setelah dibully (Kolase Tribun Jabar (Facebook/Fatir Ahmad))

Anaknya memberi tahu ia dipukul oleh temannya yang berinisial I.

Sri kaget. Ia kemudian bertanya lebih lanjut mengenai dugaan pemukulan itu.

Dia sempat bertanya, apakah anaknya merasa kesakitan.

Namun, Fatir Ahmad menjawab, ia tak mengalami sakit.

"Karena anak saya menjawab kayak gitu dan tidak kelihatan ada luka, saya tidak menegur anak itu (inisial I)," ujar Sri saat ditemui di kediamannya, Kecamtan Leuwimunding, Kabupaten Majalengka, Senin (9/9/2019).

Ia juga tak memperpanjang masalah tersebut.

Pasalnya, Sri tak ingin ribut dengan tetangga.

Sepenglihatan Sri, anaknya hanya bermain dengan teman berinisial I.

Sedangkan, teman-teman lainnya, posisinya berada jauh dari Fatir Ahmad dan I.

Setelah pemukulan tersebut, Fatir Ahmad semakin memburuk.

Bocah yang meninggal setelah dibully itu mengalami sejumlah tanda-tanda pada tubuhnya.

Ia mengalami muntah-muntah. Sri hanya mengira muntah tersebut akibat tonjokan.

Kemudian, ia memberikan tolak angin dan minyak kayu putih kepada anaknya.

Kondisi Fatir Ahmad tak kunjung tak membaik. Pada hari kedua setelah pemukulan, korban tak bisa menggerakkan ketiaknya.

Di ketiak Fatir Ahmad ada tiga benjolan.

Fatir Ahmad, kata Sri Ani Lestari, tidak bisa mengangkat ketiaknya.

"Saya langsung oleskan freshcare untuk menghilangkan benjolan tersebut," ucapnya.

bocah meninggal karena dibully
bocah meninggal karena dibully (Kolase Tribun Jabar (Facebook/Fatir Ahmad))

Hari berikutnya, Fatir Ahmad tidak bisa membuka mulutnya.

Karena mulut korban tidak dapat dibuka, ia kesulitan mengonsumsi makanan.

Ada pembengkakan juga yang terjadi di rahang Fatir Ahmad.

"Saya kira itu amandel, soalnya ada bengkakkan juga di rahangnya, saya juga sempat manggil tukang urut. Namun di tengah malam pukul 02.00 WIB, anak saya makin parah dengan kondisi kejang-kejang," ujar Sri.

Setelah melihat kondisi anaknya kejang-kejang, Sri Ani Lestari berserta suami langsung membawa anaknya ke tukang spesialis syaraf.

Namun, ia ditolak oleh pihak tersebut.

Usaha Sri Ani Lestari tak berakhir, ia membawa putranya ke Rumah Sakit Bekasi.

Tapi ia bernasib sama seperti rumah sakit sebelumnya.

WAWANCARA Eksklusif, Penyebab Sakit Bocah yang Dibully Awalnya Sempat Buat Dokter Bingung

Potret Wajah Fatir Ahmad Sebelum Meninggal karena Dibully, Sang Ibu Terpukul dan Rindu

VIDEO Fatir Ahmad Semasa Hidup, Bocah yang Meninggal Setelah Dibully

"Ya sudah karena ditolakin smeua, saya langsung bawa ke Rumah Sakit Polri di Kramat Jati, Jakarta Timur," katanya.

Saat dirawat, nyawa Fatir Ahmad tidak tertolong.

Ia meninggal pada 30 Agustus 2019 sekitar pukul 12.00 WIB.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved