Jasad Terpanggang di Cidahu
Aulia Kesuma Ungkap Mengapa Bisa Punya Utang sampai Rp 10 Miliar, Ini Awal Mulanya
Aulia Kesuma membeberkan alasan dirinya membunuh dan membakar mayat Pupung Sadili dan Dana.
TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Kasus pembunuhan ayah dan anak di Cidahu ternyata diotaki Aulia Kesuma, sang istri muda.
Belakangan, terungkap asal usul kekejaman Aulia Kesuma terhadap suami dan anak tirinya, Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili Sadili (53) serta M Adi Pradana alias Dana (23) terungkap.
Aulia Kesuma membeberkan alasan dirinya membunuh dan membakar mayat Pupung Sadili dan Dana.
Kepada awak media ia menjelaskan asal usul utang yang menjadi penyebab dirinya menyewa pembunuh bayaran untuk menghabisi nyawa suami dan anak tirinya.
Menurut pengakuannya, utang Rp 10 miliar terhadap sejumlah bank yang melilit dirinya sebetulnya pinjaman yang diajukan Pupung Sadili Sadili yang mengatasnamakan dirinya.
"Utangnya atas nama saya karena pak Edi tidak bisa mengajukan pengajuan bank karena namanya pak Edi sudah di-blacklist di bank-bank," ujar Aulia Kesuma di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (3/9/2019).
Ia pun menjelaskan awal mula utang piutang tersebut.
Utang pertama kali diajukan pada 2013, saat itu Aulia mengajukan utang sebesar Rp 700 juta di Bank Mandiri untuk usaha restoran.
Namun, usaha restoran tersebut terus merugi karena pengeluaran yang lebih besar dibanding pendapatan.
Bahkan mereka sampai tidak bisa membayar utang kepada karyawan restoran.
Akhirnya mereka mengajukan pinjaman lagi sebesar Rp 1,3 miliar di bank yang sama.
Kemudian berutang lagi di Indonesian Finance dapat Rp 2,5 miliar.
Namun langsung habis untuk bayar bunga pinjaman sebelumnya.
"Setelah itu pindah ke MMC, itu langsung nggak bisa bayar juga karena sudah nggak ada penghasilan," ungkap Aulia.
Meski utang tersebut diajukan mereka berdua, tetapi Pupung Sadili menurutnya justru meminta dirinya untuk melunasi utang tersebut.
Pupung Sadili tidak rela asetnya digunakan untuk membayar utang bank.
Justru Pupung Sadili menurut Aulia menuding dirinya sebagai pembawa sial karena asetnya bakal disita akibat utang tersebut.
Akhirnya Aulia membayar utang tersebut dengan kartu kredit, menggadaikan mobil keponakannya, Geovanie Kelvin, hingga meminjam uang kepada kakaknya.
"Dia nggak mau tahu gimana caranya untuk lunasin utang. Dia pernah bilang sama saya, dia sial nikah sama saya karena asetnya bakal tersita," tutur Aulia.
Aulia juga mengungkapkan, selama ini Pupung Sadili Sadili tidak bekerja.
Dirinya dibebankan untuk mencari uang guna menafkahi keluarga dan membayar utang.
Menurut Aulia, Pupung Sadili kerap berada di rumah dan lebih banyak berkumpul dengan teman-temannya.
"Ya iya lah setiap hari dia duduk manis di rumah, dia makan, dia pegang handphone. Dia ke sana ke sini sama teman-temannya, itu hasil dari mana," kata Aulia.
Terinspirasi sinetron
Aulia Kesuma mengaku mendapatkan inspirasi cara membunuh suami danak tirinya dari tayangan sinetron.
Dirinya terinsprirasi memasukan mobil yang terbakar ke dalam jurang dari adegan sinetron.
"Jadi kami maunya api kecil nyala, setelah itu mobilnya kami dorong ke jurang. Kami itu ya, mungkin karena kebanyakan nonton sinetron atau bagaimana, kami tadinya berpikir gini," ujar Aulia Kesuma di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (3/9/2019).
Namun, rencana Aulia Kesuma tersebut tidak berjalan lancar karena api justru menyambar anaknya, Geovanie Kelvin sehingga mengalami luka bakar 30 persen.
"Jadi tidak seperti rencana, karena Kalvin tidak pernah membakar, dia pun membakar mobilnya dari dalam, bukan dari luar," tutur Aulia.
Awal mula pernikahan
Selain mengungkap asal usul utang dan inspirasi membunuh korban, kepada wartawam Aulia Kesuma pun mengungkap asal usul pernikahan dirinya.
Aulia Kesuma mengatakan dirinya bersedia menikahi Pupung Sadili Sadili karena merasa iba terhadap M Adi Pradana alias Dana.
Ketika itu menurut Aulia Kesuma, Dana meminta dirinya sambil menangis untuk menikahi ayahnya, Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili Sadili.
"Nggak bisa, tante harus jadi ibu aku," ujar Aulia menirukan permintaan Dana delapan tahun lalu.
Dana merajuk setelah Aulia mengatakan tidak dapat bersanding dengan ayahnya, Pupung Sadili Sadili.
Aulia mengaku tidak tertarik terhadap Pupung Sadili Sadili saat itu.
Namu, ketika itu Aulia Kesuma menduga Dana membutuhkan sosok ibu, sehingga memaksa Aulia menjadi ibunya.
Bahkan Dana dapat menangis dipelukan Aulia, meski dirinya belum menjadi ibunya.
Akhirnya, berkat bujukan Dana, Aulia mau menikah dengan Pupung Sadili pada 2011.
Namun seiring berjalannya waktu, sikap Dana terhadap Aulia berubah, terutama saat dirinya terjerat narkoba.
"Kalau Dana sebenarnya saya nggak ada masalah sama Dana, saya sayang. Cuma sejak dia terkena kasus narkoba sampai tiga kali, dia memang sudah mulai berubah," ungkap Aulia dengan suara bergetar.
Dana terjerat narkoba, menurut Aulia, hingga tiga kali.
Biaya pengobatan Dana ditanggung dari usaha restoran yang dirintis dirinya bersama Pupung Sadili.
Namun belakangan usaha tersebut bangkrut.
Akibat usaha tersebut, Aulia harus menanggung utang hingga Rp 10 miliar.
Puncak perubahan sikap Dana terjadi saat dirinya mengancam akan membunuh Aulia.
Dana marah setelah Aulia mengandung anak hasil hubungannya dengan Pupung Sadili.
"Dana pernah punya niat membunuh saya karena dia dia nggak suka waktu saya hamil Reina sekitar 7 bulanan pas lagi kontrol. Dana itu bilang hidup gue hancur gara-gara perempuan itu," tutur Aulia.
Sikap Dana yang membuatnya kesal juga saat dirinya menghina anak Aulia, Angel.
Dana menghardik Angel dengan sebutan 'pelacur'.
Akibat perlakuan kasar Dana tersebut, membuat Angel trauma dan tidak mau tinggal satu rumah denganya di Lebak Bulus.
"Sejak saat itu Angel bilang gak mau pulang," imbuh Aulia.
Meski Dana kerap melakukan perbuatan kasar terhadap Aulia, namun Pupung Sadili tetap membela anaknya tersebut.
Aulia mengaku sakit hati atas sikap Pupung Sadili tersebut.
"Ya karena memang pak Edi selalu mem-protect kesalahan Dana pokoknya dia selalu anggap benar. Dia gak mau anaknya dianggap salah," ujar Aulia.
Santet hingga pembunuh bayaran
Aulia Kesuma telah merencanakan membunuh Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili Sadili dan M Adi Pradana alias Dana sejak Juli 2019.
Dilansir Kompas.com, AK berniat membunuh Pupung Sadili dan Dana karena merasa sakit hati tak diizinkan menjual rumah di Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
AK diketahui meminjam uang di dua bank berbeda untuk usaha restoran, masing-masing pinjaman senilai Rp 2,5 miliar dan Rp 7,5 miliar.
Awalnya, AK berencana membunuh Pupung Sadili dan Dana dengan cara santet dan ditembak.
AK sempat meminta bantuan pada suami mantan asisten rumah tangganya berinisial RD untuk mencarikan dukun.

"Tersangka AK mencari dukun untuk menyantet korban (Edi dan Dana) biar meninggal."
"Dia mengeluarkan uang Rp 40 juta untuk biaya ke dukun untuk santet suaminya," terang Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Argo Yuwono, seperti dikutip dari Kompas.com.
Karena upaya santetnya gagal, AK kembali meminta bantuan RD untuk dicarikan senjata api.
Namun, AK hanya mampu membayar Rp 35 juta dari harga senjata api Rp 50 juta.
"Rencana kedua itu pun tidak berhasil karena harga senjata apinya terlalu mahal," kata Dirkrimum Polda Metro Jaya, Kombes Suyudi Ario Seto, seperti dikutip dari Kompas.com.
Terakhir, AK pun meminta pada RD untuk dicarikan pembunuh bayaran.
RD menemukan dua pembunuh bayaran, S dan A, yang berdomisili di Lampung dan berprofesi sebagai buruh tani.
Awalnya, AK hanya mengatakan pada S dan A untuk membantunya membersihkan gudang di rumah di Lebak Bulus.

Saat tiba di Jakarta, AK mengatakan yang sebenarnya, meminta S dan A untuk menghabisi nyawa Pupung Sadili serta Dana.
"Pertama ditelepon untuk mengerjakan bersih-bersih gudang. Ternyata sampai sini (Jakarta) perencanaan berubah," ucap Suyudi.
"Yang dijanjikan saudara Aulia Rp 200 juta untuk masing-masing, S dan A."
"Aulia baru memberikan Rp 10 juta (kepada A dan S) untuk pulang ke Lampung (setelah Edi dan Dana dibunuh)," lanjut dia.
Hendak dibakar di rumah
Pembunuh bayaran yang disewa Aulia Kesuma sempat gagalkan upaya pembakaran jasad Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili Sadili dan M Adi Pradana alias Dana.
Merasa tak tega, pembunuh bayaran yang disewa Aulia Kesuma memadamkan obat nyamuk yang digunakan untuk membakar jasad Pupung Sadili dan Dana dengan cara diludahi.
Hal itu disampaikan Dirkrimum Polda Metro Jaya, Kombes Suyudi Ario Seto pada Senin (2/9/2019).

Suyudi menjelaskan AK dan tersangka lainnya berencana membakar rumah untuk membuat orang-orang mengira Pupung Sadili dan Dana tewas karena kebakaran.
Dikutip Tribunnews dari Kompas.com, merekapun menyiapkan barang untuk membakar kediaman Pupung Sadili di Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
Yakni tiga obat nyamuk spiral dan tiga kain yang telah disiram bensin.
AK berharap rumah di Lebak Bulus terbakar selang 12 jam setelah dinyalakan pada Sabtu (24/8/2019) pukul 07.00 WIB.
"Perencanaan berikutnya adalah membakar rumah seolah-olah meninggal karena terbakar."
"Dibuatlah tiga komponen pembakar dengan obat nyamuk spiral dan diletakkan kain yang sudah disiram bensin di samping obat nyamuk," tutur Suyudi dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan.
Tiga obat nyamuk tersebut kemudian diletakkan di ruang berbeda, yaitu kamar Pupung Sadili di lantai satu, kamar Dana di lantai dua, dan garasi.
Namun, seorang pembunuh bayaran berinisial S merasa tak tega dan memilih memadamkan obat nyamuk tanpa sepengetahuan AK.
"Namun saat obat nyamuk dibakar, S berubah pikiran, timbul ketidaktegaan."
"Obat nyamuk di garasi dan di kamar ED dimatikan dengan cara diludahi," ungkap Suyudi.

Obat nyamuk tersebut hanya membakar kamar Dana di lantai dua.
Peristiwa itu sempat diketahui warga dan api berhasil dipadamkan pada Sabtu malam pukul 19.00 WIB.
Karena rencana gagal, jasad Pupung Sadili dan Edi kemudian dibawa ke Sukabumi, Jawa Barat kemudian dibakar di dalam mobil.
(tribunnews.com/ kompas.com/ fahdi fahlevi)