Dukung Reposisi Kurikulum SMK, Anggota DPRD Terpilih Ini Dorong Pelatihan Wirausaha untuk Bobotoh
Anggota DPRD Jawa Barat terpilih periode 2019-2024, Tobias Ginanjar, mendukung langkah Gubernur Jabar Ridwan Kamil yang mereposisi kurikulum di SMK
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, M Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Anggota DPRD Jawa Barat terpilih periode 2019-2024, Tobias Ginanjar, mendukung langkah Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang mereposisi kurikulum di SMK.
Cara ini dinilai sangat harus dilakukan agar lulusan SMK memiliki keterampilan yang sesuai dengan kabutuhan dan perkembangan industri.
Menurut Tobias, selama ini banyak lulusan SMK yang tidak terserap dunia kerja.
"Lulusan SMK banyak yang menganggur. Padahal orang masuk SMK itu ingin dapat kerja," katanya di Bandung, Kamis (29/8/2019).
Dia menilai Pemerintah Provinsi Jawa Barat mempunyai peran yang besar untuk memperbaikinya karena memiliki kewenangan penuh terhadap SMK.

Tobias pun memuji langkah Emil yang menggandeng industri untuk mereposisi kurikulum sekolah vokasional tersebut.
"Pemerintah memang harus menjalin kerja sama dengan sektor swasta dalam hal ini pelaku usaha. Selain reposisi kurikulum, ini juga penting agar bisa memastikan lulusan SMK bisa terserap dunia kerja," katanya.
Selain merevitalisasi SMK, dia pun meminta pemerintah dan pihak terkait lainnya agar lebih sering memberi pelatihan kewirausahaan bagi generasi muda.
Ini sangat erat kaitannya dengan bonus demografi yang dialami Indonesia pada 2030 mendatang.
Jika tidak dikelola dengan baik, menurutnya, ledakan jumlah penduduk berusia produktif ini akan menjadi ancaman.
"Bonus demografi ini jadi peluang, bisa juga jadi perangkap kalau kita tidak bisa memanfaatkan momentum itu," katanya.
Oleh karena itu, menurutnya generasi muda harus diberi pemahaman akan berbagai hal lainnya, seperti kewirausahaan.
Ini bagus agar generasi muda bisa lebih mandiri bahkan mampu menciptakan lapangan kerja sendiri.
Terlebih, di era digitalisasi ini akan semakin banyak peluang yang tercipta.

"Bagaimana kita membina generasi muda agar bisa mandiri, mempunyai kompetensi dan lain-lain," kata legislator berusia 32 tahun itu.
Sebagai salah satu legislator muda yang juga aktif dalam komunitas generasi muda, dia memahami betul karakter para calon penerus bangsa itu.
"Anak-anak muda tidak mau didekati kalau tak ada kesamaan dengan mereka," katanya.
Oleh karena itu, menurutnya, pembinaan generasi muda bisa dilakukan dengan masuk ke komunitas-komunitas mereka.
"Di Jawa Barat kan banyak komunitas anak muda. Ada penyuka sepakbola, otomotif, sampai agama, ada pemuda hijrah," katanya.
Sebagai contoh, menurut dia, komunitas bobotoh (pendukung klub sepakbola Persib Bandung) bisa diberi pelatihan kewirausahaan tentang membuat dan mendistribusikan pernak pernik sepakbola.
Terlebih, menurutnya saat ini cabang olahraga tersebut sudah menjadi industri yang cukup menjanjikan.
"Banyak bobotoh yang berwirausaha bikin kaos. Menurut saya perlu dikembangkan, jadi agar bukan hanya dijual di Jawa Barat, tapi bisa bikin kaos klub lainnya bahkan dunia," kata Tobias yang juga salah satu pentolan bobotoh ini. (Sam)