Jasad Terpanggang di Cidahu

Terungkap, Rincian dan Jumlah Utang Aulia Kesuma Hingga Gelap Mata dan Bunuh Suami dan Anak Tirinya

Kapolres Sukabumi, AKBP Nasriadi mengatakan Aulia Kesuma memiliki utang dengan nilai yang sangat tinggi di beberapa bank.

Editor: Ravianto
facebook aulia kesuma dan kompas
Aulia Kesuma, perempuan pembunuh suaminya, Pupung Sadili 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi

TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Utang yang dimiliki oleh tersangka kasus pembunuhan ayah dan anak, Aulia Kesuma (AK), ternyata mencapai jumlah yang fantastis.

Kapolres Sukabumi, AKBP Nasriadi mengatakan Aulia Kesuma memiliki utang dengan nilai yang sangat tinggi di beberapa bank.

"Utangnya mencapai Rp 10 miliar. Rp 7 miliar di Danamon, Rp 2,5 miliar di BRI dan 500 juta di kartu kredit," ujar Nasriadi saat dikonfirmasi, Rabu (28/8/2019).

Utang tersebut yang membuat Aulia tergerak untuk membunuh Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili dan anaknya M. Adi Pradana alias Dana.

Dirinya termotivasi untuk menguasai harta Edi setelah gagal menjual rumah.

Setiap bulannya, Aulia wajib membayar Rp 200 juta kepada pihak bank. Pembayaran ini sudah berlangsung selama beberapa tahun terakhir.

"Iya sekitar Rp 200 jutaan itu. Sudah berjalan berapa tahun itu," ungkap Nasriadi.

Sejumlah anggota Polres Sukabumi melakukan proses olah tempat kejadian perkara temuan dua jenazah dalam mobil terbakat di Cidahu, Sukabumi, Jawa Barat, Minggu (25/8/2019).
Sejumlah anggota Polres Sukabumi melakukan proses olah tempat kejadian perkara temuan dua jenazah dalam mobil terbakat di Cidahu, Sukabumi, Jawa Barat, Minggu (25/8/2019). (KOMPAS.COM/BUDIYANTO)

Sebelumnya diberitakan, dua jasad ditemukan dalam sebuah mobil yang terbakar di Jalan Cidahu-Parakansalak, Kampung Bondol, Desa Pondokkaso Tengah, Kecamatan Cidahu, Sukabumi, Jawa Barat, Minggu (25/8/2019) sekitar pukul 12.00 WIB.

Kedua korban pembunuhan tersebut adalah ayah dan anak asal Jakarta Selatan, Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili dan M. Adi Pradana alias Dana.

Tempat Atur Strategi Bunuh Pupung Sadili

Kasus pembunuhan terhadap ayah dan anak asal Jakarta Selatan, Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili dan M. Adi Pradana alias Dana, ternyata sudah direncanakan oleh Aulia Kesuma (AK).

Proses perencanaan pembunuhan ayah dan anak tersebut dilakukan di salah satu apartemen di Kalibata, Jakarta Selatan.

"Kasus ini sudah direncanakan di salah satu apartemen di Kalibata Jakarta Selatan," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Argo Yuwono, saat dikonfirmasi, Rabu (28/8/2019).

Aulia Kesuma ditemani oleh keponakanannya, Geovanni Kelvin (GK), dan satu tersangka lain, R saat mengatur strategi untuk membunuh suami.

Saat ini penyidik masih mendalami peran dari R. Polisi juga masih melakukan pengejaran terhadap R yang buron.

"Masih didalami (peran R) ini," tutur Argo.

Argo juga meluruskan bahwa hubungan Aulia dengan Kelvin adalah tante dengan keponakan. Pria yang berperan membakar mobil berisi mayat Edi dan Dana ini sebelumnya disebut sebagai anak Aulia.

"Itu bukan anaknya tapi itu tantenya bukan anaknya," ungkap Argo.

Sebelumnya diberitakan, dua jasad ditemukan dalam sebuah mobil yang terbakar di Jalan Cidahu-Parakansalak, Kampung Bondol, Desa Pondokkaso Tengah, Kecamatan Cidahu, Sukabumi, Jawa Barat, Minggu (25/8/2019) sekitar pukul 12.00 WIB.

Kedua korban pembunuhan tersebut adalah ayah dan anak asal Jakarta Selatan, Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili dan M. Adi Pradana alias Dana.

Motif Pembunuhan

Ada motif lain selain utang piutang pada kasus pembunuhan dan pembakaran Edi Chandra Purnama oleh AK atau Aulia Kesuma, istri mudanya Geovanni Kelvin.

Diketahui, tidak hanya Edi yang menjadi korban.

Anak tiri AK, M Adi Pradana alias Dana pun menjadi korban pembunuhan pada kasus tersebut.

Kapolda Jabar, Irjen Pol Rudy Sufahriadi mengatakan menurut pengakuan pelaku tega menghabisi suaminya itu karena kecemburuan dalam pembagian hasil penjualan rumah.

"Ibu itu (AK) mengaku punya utang dan suaminya (korban) juga punya utang, mereka sepakat menjual rumah, rumahnya, kan, besar. Tapi pembagian (hasil penjualan) itulah yang menjadi masalah," kata Rudy Sufahriadi saat ditemui di Mapolrestabes Bandung, Rabu (27/8/2019).

Oleh karena itulah, AK merasa sakit hati dan tega membunuh kedua korban dengan menyewa eksekutor pembunuhan.

Pembunuhan itu dilakukan di wilayah Jakarta.

Setelah dibunuh oleh empat eksekutor, kedua korban dibawa menggunakan mobil ke wilayah Sukabumi.

Sejumlah anggota Polres Sukabumi melakukan proses olah tempat kejadian perkara temuan dua jenazah dalam mobil terbakat di Cidahu, Sukabumi, Jawa Barat, Minggu (25/8/2019).
Sejumlah anggota Polres Sukabumi melakukan proses olah tempat kejadian perkara temuan dua jenazah dalam mobil terbakat di Cidahu, Sukabumi, Jawa Barat, Minggu (25/8/2019). (KOMPAS.COM/BUDIYANTO)

Di Sukabumi kedua korban yang diduga telah meninggal dunia dibakar oleh AK dan KV di dalam mobil milik korban.

"Jadi (masalahnya) sengketa pembagian penjualan (rumah), sementara pengakuannya itu. Kami baru periksa ibunya (AK) saja," ujar dia.

Pelaku lainnya, yang diakui AK sebagai anaknya, KV masih dilakukan perawatan karena mendapat luka bakar.

Meski dalam perawatan medis karena lukanya sekira 30 persen, KV dijaga ketat oleh pihak kepolisian.

Terhadap eksekutor pembunuhan yang dibayar oleh AK dan KV baru dua pelaku yang berhasil diamankan oleh jajaran Polda Metro Jaya.

"Dua pelaku sudah ditangkap di Lampung, sekarang tinggal mencari dua pelaku lainnya. Kami sedang bekerjasama dengan Polda Metro Jaya untuk menangkap pelaku (eksekutor)," ucapnya.

Mobil terbakar di Kampung Bondol, Desa Pondokkaso, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi.
Mobil terbakar di Kampung Bondol, Desa Pondokkaso, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi. (TribunnewsBogor.com/Naufal Fauzy)

Direktur Ditreskrimum Polda Jabar Kombes Iksantyo Bagus menjelaskan secara singkat kronologi penangkapan dua pelaku pembakaran mobil yang di dalamnya terdapat dua jenazah.

"Kami mengetahui mobil terbakar, setelah itu kami mengidentifikasi mobil tersebut dan diperoleh data bahwa pemiliknya beralamat di wilayah Lebak Bulus, Jakarta," kata Kombes Iksantyo Bagus di Mapolda Jabar, Selasa (27/8/2019).

Polisi lalu bergegas menuju Lebak Bulus, Jakarta.

"Setelah itu, kami ke lokasi dan menemui pihak RT dan RW, diperoleh lah informasi bahwa pemilik mobil tersebut sudah bercerai," ujarnya.

Setelah diperoleh informasi, maka polisi menemui istri tua korban.

Tersangka A dan S tiba di Mapolda Metro Jaya, Selasa (27/8/2019) malam.
Tersangka A dan S tiba di Mapolda Metro Jaya, Selasa (27/8/2019) malam. (Warta Kota/Budi Sam Law Malau)

Polisi memperoleh informasi korban sudah mempunyai istri muda di wilayah Lebak Bulus.

Pihak Kepolisian kemudian mendatangi rumah AK (35) yang berstatus istri muda korban Edi Chandra Purnama (54) dan ibu tiri dari M Adi Pradana (23).

"Setelah dilakukan penyidikan terhadap pelaku, maka pelaku mengakui beberapa terkait peristiwa. Jenazah dibawa dari Jakarta menuju Sukabumi. Ada dua mobil, satu mobil korban, dan satu mobil pelaku yang dikemudikan oleh kedua pelaku, jenisnya mobil Ayla," katanya.

Saat ini, jajaran Polda Jabar masih melakukan pendalaman terhadap kasus pembakaran mobil yang di dalamnya ada jenazah.

Pelakunya ialah seorang ibu berinisial AK (35) dan anaknya KV (18).

 Postingan Terakhir Pupung Sebelum Tewas dalam Pembunuhan yang Diotaki Aulia Kesuma, Istri Mudanya

 Lagi Tiduran di Ayunan, Jimi Disiram Bensin oleh Istrinya lalu Dibakar

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved