Bus Sekolah Sepi Peminat, 12 Unit Bus Dikandangkan, Mau Dipakai ke Bandara Kertajati Belum Jelas
Adanya pemberlakuan zonasi sekolah menyebabkan bus sekolah sepi peminat sehingga harus diparkir 50 persen.
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Tiah SM
TRIBUNJABAR, BANDUNG - Adanya pemberlakuan zonasi sekolah menyebabkan bus sekolah sepi peminat sehingga harus diparkir 50 persen.
Bus sekolah gratis yang dikelola Dinas Perhubungan (Dishub ) Kota Bandung melayani empat koridor mulai ditinggalkan pelajar.
"Bus sekolah ada 24 unit, karena suksesnya zonasi sekolah sehingga pelajar memilih jalan kaki dan naik sepeda," ujar Kepala UPT pengelolaan angkutan Dishub Kota Bandung Yudhiana di kantornya, Rabu (14/08/2019).
Menurut Yudhiana, karena sepinya peminat dari 24 unit hanya 13 unit yang dioperasikan, dua unit cadangan dan 11 operasional.
Rencana dialihkan operasional ke Kertajati menurut Yudhiana, masih tahap kajian karena harus ada payung hukumnya.
"Di rencana bisnis anggaran tahun 2019, bus sekolah belum bisa dipakai ke Kertajati karena takut menyalahi aturan," ujar Yudhiana.
Yudhiana mengatakan rencana akan dioperasikan ke Kertajati tahun 2020 sebanyak 12 unit tapi masih dalam kajian sehingga belum tahu potensi pendapatan yang akan didapat jika dioperasikan ke Kertajati.
"Jika dioperasikan ke Kertajati diupayakan disewakan saja, kondisi bus masih bagus," ujarnya.
Yudhiana mengatakan 12 unit bus sekolah yang tidak operasional diparkir di kantor Dishub Gedebage.
Yudhiana mengatakan, bus sekolah yang operasional yaitu Antapani - Ledeng dua unit, Dago-Leuwipanjang empat unit, Cibiru - Asia Afrika empat unit dan Cibiri-Cibeureum tiga unit.
Untuk pemeliharaan dan biaya operasional 13 bus sekolah dialokasikan dana Rp 2,5 miliar.
Sedangkan 12 bus yang kini dikandangkan ada beberapa opsi selain Kertajati yaitu bus mahasiswa atau bus pariwisata.
"Untuk bus mahasiswa, Dishub mengusulkan gratis," ujar Yudhiana.