Mata Air Ini Berada di Pinggir Jalan di Cicalengka, Tak Pernah Kering Meski di Musim Kemarau

Airnya jernih, segar dan berada di tengah-tengah sawah. Warga menyebutnya mata air Cipeutag

Penulis: Mega Nugraha | Editor: Ichsan
Tribunjabar/Mega Nugraha
Mata air Cipeutag di Cicalengka tak pernah kering meski di musim kemarau 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mega Nugraha Sukarna

TRIBUNJABAR.ID,BANDUNG -‎ Airnya jernih, segar dan berada di tengah-tengah sawah. Warga menyebutnya mata air Cipeutag , merujuk pada nama kampung tersebut yang berada di Desa Tenjolaya, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung.

Di saat daerah lain di Kabupaten Bandung mengalami kesulitan air bersih karena pengaruh kemarau, warga di kampung itu justru masih bisa tenang. Alasannya karena keberadaan mata air itu yang tak kunjung mengering, sekalipun kemarau.

Pantauan Tribun pada Jumat (2/8/2019) siang, sumber mata air tepat berada di tengah sawah. Untuk menampung air jernih itu, warga membuat bak tampungan sekaligus kamar mandi umum.

Warga memanfaatkan air itu untuk keperluan sehari-hari. Bahkan, sejumlah rumah warga menggunakan pipa-pipa panjang mengalirkan airnya ke setiap rumah. Bagi warga yang jarak rumah dengan mata airnya jauh, mereka membawa jeriken untuk dibawa ke rumah.

Selain itu, banyak pula warga yang mencuci pakaian dan mandi di ruangan kolam tampungan. Saat Tribun membasuh tangan, air terasa dingin menyegarkan. Lokasi mata air itu hanya berada hitungan meter dari Jalan Raya Bypass arah Garut.

Rumah Duka Agung Hercules di Bandung: Putri Sulung Minta Maaf hingga Komunikasi Terakhir Mbah Mijan

"Alhamdulillah di sini mah pas kemarau begini airnya lancar, tidak kesulitan," ujar Siti Komariah (46), seorang ibu rumah tangga, warga sekitar Kampung Cipeutag.

Mata air itu selain di tengah sawah, juga berada tepat di bawah sebuah bukit. Air mengalir sejak puluhan tahun bahkan sebelum Jalan Raya Bypass dibangun.

"Sudah lama ada, bahkan sejak saya kecil mata airnya sudah ada. Kalau kemarau tidak pernah mengering, contohnya sekarang ini, bisa dlihat, airnya tetap ada," ujar Amira (36), ibu rumah tangga di sekitar mata air.

Kakek Udin Penjual Bantal Kapuk Keliling, 1 Bantal Untung Rp 5 Ribu, Sehari Kadang Tak Ada yang Beli

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved