Antisipasi Macan Mengganggu Pemukiman, Warga Gunungkidul Siapkan Ember untuk Ini

Sejumlah warga di wilayah Desa Sumberwungu, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, menyiapkan ember berisi tidak jauh dari rumahnya.

Editor: Theofilus Richard
Dokumentasi Warga
Warga Kecamatan Tepus, Gunungkidul, Menyediakan Ember Air Bersih Untuk Minum Air 

TRIBUNJABAR.ID, YOGYAKARTA - Sejumlah warga di wilayah Desa Sumberwungu, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, menyiapkan ember berisi tidak jauh dari rumahnya.

Hal ini dipercaya dapat mencegah macan loreng mengganggu manusia.

Warga melakukan aksi ini karena mendengar kemunculan macan loreng tak jauh dari pemukiman.

Beberapa warga menyediakan air dalam ember setiap petang.

Seorang warga dusun Ploso, Desa Sumberwungu, Tepus, Sunoto, mengatakan pihaknya percaya dengan kemunculan macan tersebut sekitar sore hingga malam hari.

Situasi di Gunung Tangkuban Perahu Hari Ini, Direncanakan Dibuka Kembali pada Kamis, 1 Agustus 2019

Macan loreng tersebut diketahui berukuran seperti seekor anjing berukuran besar.

Warga mempercayai di sebuah gunung ada gua yang dikenal masyarakat menjadi sarang macan. Meski dirinya secara langsung belum pernah melihatnya namun ia turut percaya akan itu.

"Di sini memang isunya beberapa waktu terakhir ada yang melihatnya di telaga-telaga untuk minum. Biasanya sore hari menjelang Maghrib," kata dia ketika dihubungi wartawan, Rabu (31/7/2019).

Menurut warga, kemunculan hewan itu wajar, karena sejak beberapa generasi dikenal dengan sarang macan.

"Sejak dulu gua dikenal warga di sini sebagai sarang macan," ucapnya.

Geger Penemuan Bangkai Macan Tutul di Pangalengan Bandung, Warga Sempat Takut, Ini Foto-fotonya

Hal senada diungkapkan oleh warga lainnya, Sulis. Warga Desa Tepus, Kecamatan Tepus itu mengaku mendengar kabar tersebut.

Dirinya juga percaya bahwa menyediakan air di ember menjadi penangkal macan menganggu manusia.

"Diberikan ember berisi air untuk mengantisipasi macan mendekat ke rumah warga," ucapnya

Menurutnya, warga yang melihat secara langsung hewan tersebut memilih untuk menghindar. Masyarakat juga memilih untuk menjaga alam dan tidak memburunya.

"Warga banyak yang sadar untuk ikut menjaga keseimbangan alam," terang dia.

Anggota Karang Taruna Desa Sumberwungu, Kecamatan Tepus, Heru, lebih menanggapi santai kabar tersebut.

Menurutnya, saat ini utamanya para pemuda lebih memilih santai dan beraktivitas seperti biasa pada malam hari.

Macan Kumbang Turun Gunung di Sumedang, Puluhan Domba Mati, Semula Dianggap Mati Misterius

Sumber: Kompas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved