Pakar Telematika Ini Sudah Menguji FaceApp, Hasilnya Tak Ada Pengambilan Data Secara Diam-diam
Pro kontra penggunaan aplikasi edit wajah di foto jadi tua, FaceApp masih jadi perbincangan.
Penulis: Yongky Yulius | Editor: taufik ismail
Pakar Telematika Ini Sudah Menguji FaceApp, Hasilnya Tak Ada Pengambilan Data Secara Diam-diam
TRIBUNJABAR.ID - Pro dan kontra penggunaan aplikasi edit wajah di foto jadi tua, FaceApp masih jadi perbincangan.
Ada yang berpendapat penggunaan FaceApp berbahaya, ada yang bilang sebaliknya.
Pakar Telematika Abimanyu Wachjoewidajat mencoba menjelaskan kabar yang sempat mencuat soal FaceApp yang disebut-sebut dapat mengambil semua file dan foto di galeri pengguna secara diam-diam.
Abimanyu mengatakan, dia sudah menguji aplikasi FaceApp, apakah ada pengambilan data dalam jumlah banyak atau tidak.
Menurutnya, jika sebuah aplikasi mengambil banyak data dari ponsel Android si pengguna secara diam-diam, pasti akan terlihat traffic-nya.
• Aplikasi FaceApp Dikhawatirkan Bocorkan Privasi Pengguna, Begini Tanggapan Resmi FaceApp
Saat menguji aplikasi tersebut, dia mengatakan, traffic-nya tak berbeda jauh dari jumlah file yang diunggah.
"Ternyata enggak (ada pengambilan data). Ternyata jumlahnya enggak begitu jauh dari file (foto) yang saya unggah," ujar Abimanyu dilansir TribunJabar.id dari tayangan Kompas TV, Sabtu (20/7/2019).
Lebih lanjut Abimanyu menjelaskan secara keilmuan apakah sebuah aplikasi dapat mengambil data si pengguna secara diam-diam.
Ia mengatakan, komputer melakukan sesuatu karena dia mengerti cara melakukannya, diperintah, dan kemudian diizinkan.
Abimanyu kemudian menganalogikannya ke dalam penggunaan WhatsApp.

Menurutnya, si pengguna bisa mengambil foto pengguna lain, karena memang foto tersebut sudah diunggah dulu, misalnya jadi foto profil.
"Kalau kita misalnya pakai WhatsApp. Saya minta foto misalnya. Anda mengunggah dulu, kan? Bukan saya mengambil. Anda mengunggah dulu, saya lihat, dan kemudian (lewat) aplikasinya saya download," ujar Abimanyu.
Ia mengatakan, dari hal tersebut saja sebenarnya pengguna dapat melakukan pengujian.
Abimanyu kembali menegaskan, kalaupun ada pengambilan data secara diam-diam, si aplikasi tentu tidak akan menuliskannya secara gamblang.
"Saat dia bilang ditulis dia mau melakukan itu (pengambilan data), itu sesuatu yang normal," ujarnya.
• FBI Selidiki FaceApp, Aplikasi Pengedit Foto yang Dianggap Berbahaya Karena Data Pengguna Bisa Bocor
Hampir semua media sosial, lanjut Abimanyu, seperti Instagram hingga Facebook juga melakukan pengambilan data.
Pengguna dapat membaca kebijakan itu di pernyataan term and condisition-nya.
"Itu juga dia bilang bahwa data itu disimpan. Dia bilang mau dijaga, tapi disimpan, kan? Diambilnya diam-diam apa diambilnya ketahuan sama orang lain ya siapa yang tahu, Facebook waktu itu menjadi isu," ujar Abimanyu.
Kemudian, mengenai kekhawatiran foto yang diunggah ke FaceApp oleh pengguna akan disalahgunakan oleh pihak tertentu, Abimanyu mengatakan yang mesti dikhawatirkan adalah algoritma.
Menurutnya, algoritma face recoginition ada di mana-mana, termasuk di Facebook.

Facebook saat ini dapat mengenali foto wajah dan mencocokannya dengan pengguna yang sebelumnya sudah menuliskan nama dan data diri lainnya.
Namun, lanjut Abimanyu, di FaceApp kita hanya mengunggah foto saja, tanpa menuliskan nama.
"Ya si aplikasi hanya tahu muka-muka saja. Saat dia (data pengguna) memang disimpan, itu wajar bagi saya seorang programmer yang sudah bikin aplikasi selama 19 tahun."
"Dalam membuat aplikasi online, saat ada data yang dimasukan, pasti akan kita (aplikasi) simpan. Jadi kalau ada pengulangan pengiriman lagi, kita tidak perlu menunggu pengiriman lagi. Dengan demikian dia akan hemat bandwidth," ujar Abimanyu.
Sederhananya, lanjut dia, jika mau bicara soal bahaya penggunaan aplikasi, memang banyak bahaya yang bisa terjadi di hampir semua media sosial.
• Janggan Buru-buru Tekan Tombol Agree, FaceApp Berhak Jual Foto Anda, FBI Diminta Menyelidiki
Namun, jangan sampai pengguna hanya merasa khawatir terhadap satu perusahaan yang sudah jelas menyatakan akan digunakan untuk apa data dari si pengguna itu.
"(Aplikasi atua media sosial) yang lain-lain juga melakukan hal yang sama (penyimpanan data pengguna)," ujar Abimanyu.
Sebelumnya diberitakan, seorang Senator Amerika Serikat, Chuck Schummer, mengaku khawatir akan penggunaan aplikasi FaceApp.
Ia khawatir mengenai privasi data pengguna aplikasi FaceApp.
Pasalnya, aplikasi FaceApp dikembangkan oleh perusahaan asal Rusia bernama Wireles Lab.
Adalah Yaroslav Goncharov, pria asal Rusia yang mengembangkan aplikasi FaceApp.
• Heboh Soal FaceApp, Aplikasi Edit Foto Itu Dikhawatirkan Kirim Data Pengguna ke Rusia, Benarkah?
Berkaca dari fakta itu, Schummer meminta FBI untuk menyelidiki penggunaan data pribadi tersebut oleh FaceApp.
"Saya meminta FBI untuk melihat, apakah data pribadi yang diunggah jutaan orang di AS ke FaceApp akan berpindahtangan ke Pemerintah Rusia atau pihak lain yang terafiliasi pemerintah Rusia," tulis Schummer, dikutip TribunJabar.id dari KompasTekno, Jumat (19/7/2019).
Tak hanya khawatir soal itu, Schummer juga mengaku was-was FaceApp akan mengelebaui pengguna.
Ia menilai, FaceApp bisa mengelabui pengguna tentang keamanan data pribadi yang dikumpulkan dan akan diakses siapa saja.
FaceApp sudah menanggapi mengenai kekhawatiran tersebut.
Menurut laman TechCrunch, FaceApp menegaskan tak akan mengirim data pengguna ke Rusia.
Kendati demikian, tim riset dan pengembangan FaceApp memang berada di Rusia.
"Data pengguna tidak akan ditransfer ke sana," tulis FaceApp, Jumat (19/7/2019).
Lebih lanjut FaceApp menegaskan, tak akan menjual data pengguna ke pihak ketiga.
Pihaknya mengatakan, gambar pengguna akan dihapus dari server dalam 48 jam setelah diunggah.