Sering Begadang Main Smartphone, Mental Bocah 13 Tahun Terganggu, Kerap Benturkan Kepala ke Dinding

Kecanduan memainkan smartphone ternyata bisa bedampak pada kesehatan mental yang cukup parah.

Editor: Theofilus Richard
New York Post via Kompas.com
Ilustrasi seorang bocah main ponsel. 

TRIBUNJABAR.ID - Kecanduan memainkan smartphone ternyata bisa bedampak pada kesehatan mental yang cukup parah.

Hal ini dialami oleh seorang bocah berusia 13 tahun asal Zhejiang, China.

Oriental Daily, pada Jumat (5/7/2019), bocah tersebut mulai mengalami masalah dengan kesehatan tidak lama setelah dihadiahi smartphone oleh sang ibu.

Awalnya sang ibu memberikan smartphone untuk sang anak agar dapat berkomunikasi sementara ia sibuk bekerja.

Tetapi, bocah tersebut malah menggunakan smartphone secara berlebihan. Bahkan terkadang, bocah itu begadang dan tidak tidur untuk memainkan smartphone miliknya.

Begini Perbandingan Kamera Smartphone Murah Oppo dan Asus, Ada yang Lebih Ngeblur

Dia mempraktikkan kebiasaan buruk ini selama beberapa bulan, hal itu membuat masalah kesehatan serius menimpa bocah tersebut.

Sekitar sebulan lalu, bocah tersebut tiba-tiba menjadi gila dan mulai membenturkan kepalanya ke dinding tanpa henti.

Bahkan hingga gurunya memanggil ibunya, dan saat tiba di sekolah mendapati situasinya sudah lebih buruk.

Ilustrasi
Ilustrasi (Net)

Tubuh bocah tersebut tidak hanya lemas, dia menjadi tidak responsif ketika dipanggil oleh ibunya ketika mencoba membangunkannya.

Hasilnya keluarga membawanya ke rumah sakit di mana dia dirawat selama 28 hari.

Akan tetapi, kondisinya tidak membaik dan tetap memburuk hingga akhirnya dia mengalami cacat mental.

Sebagai anak berusia 13 tahun dia memiliki perilaku seperti bayi, tidak bisa berjalan, berbicara atau menjaga dirinya.

Bahkan hingga dibawa ke Departemen Neurologi dan Departemen Rheumatologi, kondisinya masih juga belum membaik.

Para dokter kemudian melakukan pemeriksaan terperinci, terhadap bocah tersebut dan melaporkan dia menderita Ensefaliatis Autoimun.

Penyakit ini merupakan kategori baru, yang diperantarai kekebalan yang melibatkan sistem saraf pusat yang mengarah pada gangguan kognitif, lapor American Journal of Neurology.

Sumber: Intisari
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved