Persib Bandung
Imbau Bobotoh Tak Anarkis Saat Lampiaskan Kekecewaan, Panpel Persib Bandung: Awas seperti Musim Lalu
Komdis PSSI mendenda Persib Bandung Rp 70 juta karena pelemparan botol yang dilakukan bobotoh usai pertandingan melawan PS Tira Pesikabo.
Penulis: Nazmi Abdurrahman | Editor: Tarsisius Sutomonaio
RD, sapaan Rahmad Darmawan, menyebut ada oknum suporter yang tiba-tiba menyalakan petasan berjenis flare ketika ia dan Tira Persikabo mendatangi pendukung mereka selepas pertandingan.
Ia menduga penyalaan flare tersebut membuat banyak orang yang tidak suka sehingga terciptanya kerusuhan.
"Saya tidak tahu siapa yang menyalakan flare, abis itu langsung lempar-lemparan antar suporter," kata RD saat ditemui awak media termasuk BolaSport.com di Nendia Primarasa, Duren Tiga, Jakarta Selatan, Rabu (19/6/2019).
"Tidak lama proses kerusuhan tersebut antara 5 sampai 7 menit saja, tapi saat saya ke bawah, saya melihat ada enam orang perempuan yang sedang dikasih penanganan medis, mungkin agak shock saja," ucap eks pelatih Persija Jakarta.

Di media sosial memang terlihat ada beberapa gesekan antar suporter Persib Bandung dengan Tira Persikabo.
• Buntut Teriakan Persib Butut, Robert Rene Alberts Siap Tendang Pemain
• Robert Alberts: Persib Bandung Incar Kemenangan di Markas Persebaya Surabaya dan Persija Jakarta
Suporter Tira Persikabo dikabarkan tertahan di Stadion Si Jalak Harupat dan dipersilakan meninggalkan venue tersebut kalau sudah aman.
Dikabarkan juga ada beberapa suporter Tira Persikabo yang dilarikan ke salah satu rumah sakit terdekat.
Bahkan, dua pemain Tira Persikabo, Abduh Lestaluhu dan Manahati Lestusen dikabarkan menjenguk suporter mereka yang sedang mendapatkan rawatan medis.
"Ya memang ada beberapa pemain yang ke rumah sakit, ya mungkin melihat kondisi keenam perempuan yang tadi saya bilang," ucap RD.
Pelatih asal Lampung itu berharap ke depannya semua element suporter bisa tetap berpikir positif dalam sebuah pertandingan.
Setidaknya tidak ada kerusuhan yang terjadi selama dan selepas pertandingan.
"Saya cuma berharap suporter lebih dewasa, saling menghargai, dan tidak ada lagi hal-hal sepert ini karena pada dasarnya setiap suporter memiliki keinginan yang sama untuk sepek bola Indonesia yang lebih baik," kata RD.
"Saya juga berpikir sudah waktunya suporter merasa jadi bagian dari pemilik klub, sehingga sama-sama ada hubungan simbiosis mutualisme, itu yang saya harapkan," ucap RD. (Tribun Jabar/Bolasport.com)