Serba Serbi Tribun
Dapat Rp 1 Miliar Hasil Jual Satu Burung Merpati, Ini yang Akan Dilakukan Oleh Aris
Aris mendapat uang Rp 1 miliar gara-gara jual Jayabaya. Uangnya akan dipakai untuk ini.
Penulis: Syarif Pulloh Anwari | Editor: taufik ismail
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Syarif Pulloh Anwari
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Seorang warga Bandung bernama Aristyo Setiawan (32) mendadak jadi miliuner.
Ini lantaran burung merpati yang diberi nama Jayabaya terjual dengan harga Rp 1 miliar.
Aris tak menyangka mendapatkan rezeki uang sebanyak itu hasil dari menjual burung merpatinya tersebut.
Aris mengatakan uang sebanyak itu, rencananya akan dipakai untuk memberangkatkan umrah keluarganya.
"Mau dipakai umrah sekeluarga insya Allah," ujar pria yang akrab disapa Aris ini.
Selain itu, kata Aris, uang dari sisa umrah akan ditabung dan sisanya akan dipakai untuk membuat toko.
"Buat bikin usaha dan ditabung, uang segitu, kan, banyak enggak nyangka, jualannya masih berkaitan juga dengan burung, kami bikin vitamin kayak gitu, untuk merpati dan burung lain juga," ujarnya.
Aris pun sangat bersyukur mendapatkan uang sebesar itu.
Dulunya ia membeli burung merpati Jayabaya dengan Rp 50 juta pada awal tahun 2018.

Tak Berniat Menjual
Aris mengaku awalnya tak berniat menjual burung kesayangannya itu. Makanya ia mematok harga tinggi senilai Rp 1 miliar.
"Kalau burung harga 1 M baru pertama saya dengar, saya juga heran kok sampai mau pembelinya," ujar Aris ditemui di Kandangan Embatama, Jalan Cisaranten, Kota Bandung, Selasa (2/7/2019).
Aris menuturkan, burung merpati awalnya ia beli dari temannya dengan harga Rp 50 juta.
"Dia nawarin ke saya, karena dia (temen di Ciparay) udah komitmen sama saya, dia enggak jual ke yang lain. Saya ada rezeki, yaudah saya beli, dulu saya beli Rp 50 juta," ujarnya.
Burung Jayabaya dibeli seharga Rp 1 miliar oleh warga Depok bernama Robby dan ia membeli menggunakan giro.
Proses jual belinya berlangsung pada Jumat (28/6/2019) lalu.
Burung merpati Jayabaya merupakan burung merpati lomba kecepatan yang banyak berprestasi tingkat regional maupun tingkat Nasional.
"Kalau burung itu adu kecepatan dan adu ketangkasan, yang lebih cepat dari Jayabaya itu banyak, tapi keistimewaanya itu sering pulang bawa hadiah. Saya beli Januari 2018," ujarnya.
Aristyo Setiawan mengaku membeli burung merpati Jayabaya dari temannya bernama Iksan berasal dari Ciparay, Kabupaten Bandung, pada Januari 2018.

Aris menceritakan asal keturunan burung Jayabaya tersebut merupakan hasil perkawinan burung merpati jantan milik Aris dan burung merpati betina milik Iksan.
Hasilnya, merpati betina itu bertelur dan menetaskan dua merpati jantan dan dua merpati betina.
Lalu Aris dan Iksan sepakat untuk membagi keempat anak burung merpati tersebut, temannya itu kebagian burung merpati Jayabaya itu.
"Jayabaya itu saya beli dari teman saya bernama Iksan di Ciparay, Kabupaten Bandung. Sebetulnya Jayabaya itu masih ternakan saya juga. Jadi bapaknya itu punya saya, kita kongsi nih dia keluar anaknya empat dibagi dua, Jayabaya ini ada di teman saya," ujarnya.
Setelah itu, burung merpati Jayabaya mengikuti lomba tingkat regional lokal dan nasional.
Prestasi Jayabaya membuat Aris tertarik untuk memberi burung merpati itu meskipun harus merogoh kocek hingga Rp 50 juta.
"Dia nawarin ke saya, karena dia (Iksan) sudah komitmen sama saya, dia enggak jual ke yang lain. Saya ada rezeki, ya udah saya beli, dulu saya beli Rp 50 juta," ujarnya.
Terkait penamaan Jayabaya, Aris mengatakan nama itu diberi temannya Iksan. Menurutnya, nama Jayabaya diambil dari pewayangan yang merupakan raja asal Kediri.
"Saya juga enggak tahu soalnya itu, yang namainya teman saya itu. Katanya Awalnya namanya itu Arjuna, diambil dari pewayangan tapi takut ketinggian, jadi namanya Jayabaya asalnya dari raja Kediri," ujarnya.
Sementara itu, terkait prestasi, Aris mengatakan Jayabaya memang sering juara di berbagai ajang lomba merpati tingkat nasional khususnya di ajang kelas merpati tinggi kolong meja dan masuk empat dari 1200 peserta yang ikutan lomba.
"Kalau burung itu adu kecepatan dan adu ketangkasan, yang lebih cepat dari Jayabaya itu banyak, tapi keistimewaannya itu sering pulang bawa hadiah. Hadiah itu banyak kategorinya, dia selalu dapat salah satu kategori itu walaupun gak juara satu, misalnya empat besar. Karena susah biasanya, dari total 1200 peserta," ujarnya.
Aris menuturkan setiap perlombaan rutin yang digelar oleh organisasi Penggemar Merpati Tinggi Indonesia (PMTI), Jayabaya itu belasan kali masuk podium juara 1 atau 10 besar.
Aris mengatakan PMTI menggelar kecepatan lomba burung merpati hingga 22 kali kejuaraan setiap tahun.