Tahun 2018, Ditemukan 254 Kasus Penyalahgunaan Narkotika di Bandung, 21 Persennya Generasi Milenial
Tingkat penyalahgunaan dan peredaran narkotika masih menjadi permasalahan besar bagi seluruh daerah di Indonesia.
Penulis: Cipta Permana | Editor: Theofilus Richard
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Cipta Permana
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Tingkat penyalahgunaan dan peredaran narkotika masih menjadi permasalahan besar bagi seluruh daerah di Indonesia.
Terlebih saat ini, generasi milenial menjadi sasaran empuk untuk peredaran obat-obatan terlarang tersebut.
Oleh karena itu, tahun ini BNN secara khusus mengangkat tema 'Milenial Sehat Tanpa Narkoba Menuju Indonesia Emas' dalam peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) 2019.
• Pura-pura Kirim Buah Naga, Kurir Narkoba Jaringan Pinrang-Malaysia Ditembak Polisi
Kepala Seksi Pencegahan BNN Kota Bandung, Leonard, mengatakan bahwa berdasarkan data sepanjang tahun 2018, ada 254 kasus penyalahgunaan narkoba di Kota Bandung.
Sementara sejak awal 2019 terdapat 81 kasus pidana narkotika.
"Dalam persentase angkanya (generasi milenial) lumayan besar 21,14 persen untuk angka terakhir. Jadi lumayan banyak," ujarnya saat di temui di sela kegiatannya di Lapangan Saparua Bandung, Jumat (28/6/2019).
Leonard menjelaskan, kaum milenial memang menjadi sasaran yang menggiurkan bagi para pengedar narkotika, sebab generasi muda ini masih sangat rawan diracuni oleh pergaulan bebas di lingkungan sekitarnya, termasuk penyalahgunakan narkoba.
"Kalau dari kasus yang kami tangani di lapangan, mayoritas kasus dialami oleh usia pendidikan. Selain faktor lingkungan pergaulan, tapi rata-rata sebagian besarnya karena pengaruh lingkungan keluarga yang tidak kondusif atau harmonis, sehingga narkotika akhirnya di jadikan jalan pelarian untuk mengatasi masalah itu," ucapnya.
Ia menuturkan, berdasarkan data penelitian secara nasional di 13 provinsi, penyalahgunaan narkotika banyak dilakukan oleh usia produktif dengan rentang 13-30 tahun.
Bahkan sekitar dua tahun lalu, pihaknya pernah menangani kasus pelajar kelas 6 SD yang sudah mengonsumsi narkotika.
Beruntungnya, anak tersebut sudah direhabilitasi dan bisa menjalani hidupnya dengan normal kembali.
Oleh karena itu, ia berharap pemerintah pusat hingga pemerintah daerah secara khusus dapat fokus pada pencegahan dini penyalahgunaan narkotika di kalangan milenial.
Sebab, generasi muda adalah sumber daya manusia (SDM) yang akan menjadi harapan besar guna meneruskan pembangunan bangsa Indonesia ke depannya.
"Arahannya memang fokus pada milenial. Adik-adik masih muda inilah yang nantinya akan dan haris meneruskan perjuangan kami. Apalagi Indonesia dengan bonus demografi akan banyak pengaruh luar yang akan sedikit banyak mengusik kondisi generasi muda bangsa ini," ujar Leonard.
Menurutnya, untuk menyasar generasi milenial, BNN harus menyesuaikan metode dalam penyuluhan dan edukasi.
Mulai dari menyiapkan permainan menarik hingga sosialisasi lewat media sosial untuk menarik generasi milenial.
Ia pun mengajak masyarakat yang terjebak dalam lingkaran hitam penyalahgunaan narkoba untuk dapat melaporkan diri ke BNN untuk memastikan kondisinya.
• Dugaan Jerry Aurum Konsumsi Narkoba karena Stres Pikirkan Kondisi Shakira Terbantahkan, Ini Faktanya
Jika melapor secara sukarela, maka pengguna tersebut tidak akan diproses secara hukum.
"Kalau sukarela, kami akan fasilitasi rehabilitasinya. Jadi pentingnya masyarakat tahu bahwa melapor ini bukan jadi stigma jelek dan jangan takut melaporkan. Karena akan berbeda ketika tertangkap tangan, yang pasti akan ditangani secara hukum," katanya.
Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Girindra Wardhana, mengatakan bahwa pihaknya juga ikut berperan dalam upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba ini.
Program Kendaraan Konseling Silih Asih (Kekasih) Juara, telah menjadi salah satu upaya menekan masyarakat terjebak pada penggunaan narkotika.
Melalui Kekasih Juara, kata dia, masyarakat bisa berkonsultasi permasalahannya secara gratis kepada psikolog.
Dengan begitu, diharapkan yang bersangkutan tidak lantas melarikan diri pada hal negatif semisal pergaulan bebas dan penyalahgunaan obat-obatan terlarang.
"Di beberapa kader kesehatan remaja di sekolah, kami juga sudah titipkan materi terkait bahaya narkoba. Jadi mereka akan ikut mengedukasi kepada teman-teman seumurannya untuk menyampaikan materi tenang bahaya narkoba," ujar Girindra saat ditemui dalam kegiatan Bandung Menjawab di Taman Sejarah Bandung, Kamis (27/6/2019).
• Berawal dari Tangkap Tangan Pembeli Ganja, Tim Prabu Polrestabes Bandung Amankan Pengedarnya
• Begini Cara BNN Bentengi 354 Desa dan 6 Kelurahan dari Bandar dan Pengedar Narkoba