Pengakuan Eksekutor Calon Pembunuh Yunarto Wijaya, Sempat Gadaikan Senjata Pemberian Kivlan Zen

Pengakuan eksekutor Irfansyah (IR) calon pembunuh Yunarto Wijaya, sempat gadaikan senjata untuk menutupi bayar kontrakan dan kebutuhan rumah tangga.

Penulis: Resi Siti Jubaedah | Editor: Widia Lestari
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Mayor Jenderal TNI Purn Kivlan Zen tiba di gedung Bareskrim Polri untuk menjalani pemeriksaan di Jakarta, Rabu (29/5/2019). Kivlan Zen diperiksa sebagai tersangka dalam kasus dugaan makar. 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Penyidik Polda Metro Jaya, AKBP Ade Ary Syam, mengungkap dalang pembunuhan empat tokoh nasional dan seorang pimpinan lembaga survey.

Hal tersebut diungkapkan dalam konferensi pers terkait dalang kerusuhan 21-22 Mei 2019 disiarkan langsung Kompas TV.

Pada konferensi pers tersebut, penyidik juga memperlihatkan video para tersangka eksekutor.

Satu diantaranya adalah tersangka eksekutor Irfansyah (IR).

Dalam video tersebut, IR mengaku sempat bertemu dengan Kivlan Zen untuk ditugaskan memantau kediaman Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya.

Selain itu, dalam video tersebut IR mengaku bahwa senjata yang diberikan Kivlan Zen sempat digadaikan.

Hal tersebut untuk menutupi biaya sewa kontrakan dan kebutuhan rumah tangga lainnya.

Pada April, dua hari setelah pemilu, IR mengaku ditelepon oleh Armi untuk bertemu dengan Kivlan Zen. 

Moeldoko: Sesungguhnya dalam Kerusuhan Sekarang Ini, tidak Ada Tim Mawar

Ia diminta bertemu dengan Kivlan Zen di Masjid Pondok Indah.

Saat itu IR kebetulan sedang bersama Yusuf di Pos Peruri.

"Pada bulan April sehabis pemilu 2 hari, saya ditelepon Armi untuk bertemu Pak Kivlan Zen di Masjid Pondok Indah, waktu Armi nelpon, saya bersama Yusuf di Pos Peruri." ujar Irfansyah yang dikutip Tribunjabar.id dari Kompas TV.

Keesokan harinya, IR mengaku mengajak Yusuf untuk bertemu Kivlan Zen ke Masjid Pondok Indah.

IR berangkat sekitar pukul 13.00 WIB mengendarai mobil milik Yusuf yaitu mobil Ertiga.

Setelah mereka sampai, datang Armi yang kemudian datang mengendarai motor.

Mereka pun duduk untuk ngopi dan makan bersama. Tak lama kemudian, datang Kivlan Zen bersama supirnya, Eka.

Namun, Kivlan Zen melaksanakan salat Ashar terlebih dahulu sebelum bertemu dengan IR. 

Moeldoko Tegaskan Tim Mawar Tak Ada Kaitannya dengan Kerusuhan 22 Mei

Usai salat Ashar, Armi IR dan Yusuf untuk masuk ke dalam mobil Kivlan Zen karena Kivlan Zen sedang sendiri dalam mobil.

Di mobil, Kivlan Zen menunjukkan foto beserta alamat Yunarto Wijaya yang merupakan pimpinan lembaga quick count.

IR dan Yusuf diminta untuk mengecek alamat Yunarto Wijaya, untuk mengambil foto dan video situasi rumah Yunarto Wijaya.

"Pak Kivlan keluarkan HP dan menunjukkan alamat serta foto Pak Yunarto, dan Pak Kivlan berkata pada saya coba kamu cek alamat ini, nanti kamu foto dan videokan." ujar Irfansyah.

Kivlan Zen memberikan jaminan untuk istri dan anak IR, termasuk hiburan kemana pun, jika ada yang bisa eksekusi Yunarto Wijaya.

"Dan beliau berkata lagi, kalau nanti ada yang bisa eksekusi, nanti saya jamin anak istri serta liburan ke mana pun." ujar Irfansyah.

Kivlan Zen juga memberikan uang sebesar Rp 5 juta untuk uang operasional untuk bensin, makan, dan uang kendaraan. 

Diduga Jadi Donatur Kerusuhan 22 Mei, Ini Peran Habil Marati Menurut Polisi

Setelah itu, IR dan Yusuf keluar dari mobil. Lalu Eka diperintahkan mengambil uang operasional Rp 5 juta, dan diserahkan kepada IR dan Yusuf.

Keesokan harinya, IR dan Yusuf langsung survey ke lokasi yang diperintahkan Kivlan Zen.

IR dan Yusuf menuju ke lokasi sekitar jam 12 siang.

Sesampainya di kediaman Yunarto Wijaya, IR dan Yusuf memotret dan mengambil video menggunakan HP Yusuf.

Usai mendapatkan foto dan video kediaman Yunarto Wijaya menggunakan HP Yusuf, lalu dikirim ke HP IR, dan IR kirim ke Armi.

Setelah itu, IR dan Yusuf pulang. Keesokan harinya, Armi datang ke pos peruri.

IR pun sempat bertanya soal senjata yang dimiliki Armi, dan Armi menjawab bahwa senjatanya ia gadaikan untuk menutupi biaya kontrakan dan kebutuhan rumah tangga.

"Esok harinya Armi datang ke Pos Peruri dan saya tanya senjata kamu di mana. 'Oh iya saya gadai bang, kan itu untuk nutupi kontrakan dan kebutuhan rumah tangga. Kan pelurunya ada sama abang dua yang saya titipkan waktu gadai di Bogor'. 'Oh iya Armi aku lupa'. Setelah itu Armi pun pulang." ujar Irfansyah. 

Cerita Pengakuan Tiga Eksekutor Rencana Pembunuhan Tokoh Nasional, Mengaku Diperintah Kivlan Zein

Setelah keesokan harinya, sekitar pukul 12.00 siang, IR dan Yusuf pun kembali ke kediaman Yunarto Wijaya.

Seperti biasa mereka memotret dan mengirimkan video kediaman Yunarto.

Seperti biasa juga IR dan Yusuf memotret menggunakan HP milik Yusuf, dikirimkan ke HP IR, lalu IR kirimkan ke Armi.

Namun semenjak saat itu, Armi tidak pernah menjawab kembali pesan IR.

IR dan Yusuf pun kembali ke pos peruri dan memutuskan tugas mereka selesai.

Sisa uang operasional yang diberikan Kival Zen mereka bagi-bagi.

Pada 21 Mei pukul 20.00 WIB, IR ditangkap pihak kepolisian dengan berpakaian preman.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved