Jadi Target Pembunuhan, Yunarto Wijaya Justru Beri Respons Tak Terduga, Ngaku Bisa Belajar Soal Ini
Meski jadi target pembunuhan, Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya justru memberikan respons tak terduga.
Penulis: Yongky Yulius | Editor: Theofilus Richard
Usai salat Ashar, Armi IR, dan Yusuf diperintahkan untuk masuk ke dalam mobil Kivlan Zen karena Kivlan memang sedang sendiri dalam mobil.
Di mobil, Kivlan Zen menunjukkan foto beserta alamat Yunarto Wijaya yang merupakan pimpinan lembaga survei.
• Cerita Pengakuan Tiga Eksekutor Rencana Pembunuhan Tokoh Nasional, Mengaku Diperintah Kivlan Zen
IR dan Yusuf diminta untuk mengecek alamat Yunarto Wijaya, untuk mengambil foto dan video situasi rumah Yunarto Wijaya.
Kivlan Zen memberikan jaminan untuk istri dan anak IR, termasuk hiburan ke mana pun, bagi siapa saja di antara mereka yang bisa mengeksekusi Yunarto Wijaya.
Kivlan Zen juga memberikan uang sebesar Rp 5 juta untuk uang operasional untuk bensin, makan, dan uang kendaraan.
Setelah itu, IR dan Yusuf keluar dari mobil. Lalu Eka diperintahkan mengambil uang operasional Rp 5 juta, dan diserahkan kepada IR dan Yusuf.
Keesokan harinya, IR dan Yusuf langsung survei ke lokasi yang diperintahkan Kivlan Zen.
IR dan Yusuf menuju ke lokasi sekitar jam 12 siang.
Sesampai di kediaman Yunarto Wijaya, IR dan Yusuf memotret dan mengambil video menggunakan ponsel atau HP Yusuf.
Usai mendapatkan foto dan video kediaman Yunarto Wijaya menggunakan HP Yusuf, lalu dikirim ke HP IR, dan IR kirim ke Armi.
• Apa Itu Tim Mawar? Dulu Terkait Penculikan Aktivis 98, Kini Eks Anggota Diduga Terlibat Rusuh 22 Mei
Setelah itu, IR dan Yusuf pulang. Keesokan harinya, Armi datang ke pos Peruri.
IR pun sempat bertanya soal senjata yang dimiliki Armi, dan Armi menjawab bahwa senjatanya ia gadaikan untuk menutupi biaya kontrakan dan kebutuhan rumah tangga.
Setelah keesokan harinya, sekitar jam 12 siang, IR dan Yusuf pun kembali ke kediaman Yunarto Wijaya.
Seperti biasa mereka memotret dan mengirimkan video kediaman Yunarto.
Seperti biasa juga IR dan Yusuf memotret menggunakan HP milik Yusuf, dikirimkan ke HP IR, lalu IR kirimkan ke Armi.
Namun semenjak saat itu, Armi tidak pernah menjawab kembali pesan IR.
IR dan Yusuf pun kembali ke pos peruri dan memutuskan tugas mereka selesai.
Sisa uang operasional yang diberikan Kivlan Zen mereka bagi-bagi.
Pada 21 Mei pukul 20.00 WIB, IR ditangkap pihak kepolisian dengan berpakaian preman.
Terakhir, kepolisian menayangkan video pengakuan tersangka Tajudin (TJ).
TJ mengaku mendapat perintah dari Kivlan Zen melalui HK alias I untuk menjadi eksekutor.
TJ ditunjuk untuk menjadi eksekutor penembakan kepada empat tokoh yang merupakan tokoh nasional.
Keempat tokoh tersebut di antaranya Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (Menko Maritim) Luhut Binsar Panjaitan, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan, dan Staf Khusus Presiden Bidang Intelijen dan Keamanan Gories Mere.
TJ mengaku diberikan uang tunai sebesar Rp 55 juta dari Kivlan Zen melalui HK alias I.