Bom Bunuh Diri Sukoharjo

Kondisi Terkini Rofik Asharudin, Pelaku Bom Bunuh Diri Kartasura, Ngaku Terpapar Paham ISIS

Mengalami luka parah akibat bom bunuh diri, Rofik Asharudin alias RA kini sudah sadar.

Penulis: Widia Lestari | Editor: Theofilus Richard
Tribun Solo
Terduga pelaku bom bunuh diri Kartasura, Sukaharjo, Rofik Asharudin. 

TRIBUNJABAR.ID - Mengalami luka parah akibat bom bunuh diri, Rofik Asharudin alias RA kini sudah sadar.

Setelah meledakan bom pinggang di Pospam polisi di Tugu Kartasura, Sukoharjo, pelaku langsung dilarikan ke rumah sakit.

Ia mendapatkan perawatan secara intensif karena telah melukai dirinya sendiri.

Kini, Rofik Asharudin dinyatakan telah sadar dan bisa berkomunikasi.

Kondisi terkininya disebut cukup stabil.

Namun, pelaku bom bunuh diri di Kartasura itu masih harus mendapatkan perawatan.

Watak Asli Terduga Pelaku Bom Bunuh Diri di Kartasura Sukoharjo, Sempat Hilang, Diduga Dicuci Otak

"Kondisinya alhamdulillah cukup stabil dan bisa berkomunikasi. Ini masih dilakukan perawatan. Semoga yang bersangkutan cepat sembuh," kata Karopenmas Mabes Polri, Brigjen Dedi Prasetyo, dalam siaran langsung Kompas TV.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, Rofik Asharudin pun blak-blakan.

Pelaku bom bunuh diri di pos polisi Kartasura, Sukoharjo, masih hidup
Pelaku bom bunuh diri di pos polisi Kartasura, Sukoharjo, masih hidup (TribunSolo.com/Asep Abdullah Rowi)

Kepada polisi, ia mengaku melakukan aksi terorisme karena terpapar paham ISIS.

Namun, belum diketahui dari mana pelaku belajar paham ISIS.

Hal ini disebabkan kondisi kesehatan pelaku bom bunuh diri itu belum pulih total.

"Nanti akan didalami soal motif, dan dari mana paparan isis itu, apakah dari medsos atau dari sejumlah orang," kata Dedi Prasetyo.

Ia menyebut, pelaku masih amatir. Kemudian, belum terlihat ada jejak bergabung dalam jaringan tertentu.

"Belum ada indikasi tersangkut masalah yang bersangkut dalam jaringan, baik JAD di Jawa Tengah, maupun kelompok yang lain," katanya.

KRONOLOGI Bom Bunuh Diri Pospam Kartasura, Pelaku Tak Pamit ke Orangtua, Aksinya Terekam CCTV

Hingga kini, polisi akan terus mengusut tuntas kasus tersebut.

Sejumlah petugas bersiaga di sekitar lokasi dugaan bom bunuh diri di Pos Polisi Kartasura Polres Sukoharjo, tepatnya di Tugu Kartasura, Selasa (4/6/2019) dini hari.
Sejumlah petugas bersiaga di sekitar lokasi dugaan bom bunuh diri di Pos Polisi Kartasura Polres Sukoharjo, tepatnya di Tugu Kartasura, Selasa (4/6/2019) dini hari. (TRIBUN JATENG/DANIEL ARI PURNOMO)

Ditemukan Bahan Pembuat Bom di Rumah

Tim Densus 88 Antiteror dan Polda Jateng menggeledah rumah orang tua pelaku.

Di kediamannya, ditemukan bahan-bahan untuk membuat bom.

Serbuk yang ditemukan di rumah pelaku itu identik dengan sisa serpihan di TKP dan tubuh pelaku.

Benda-benda itu pun diamankan aparat sebagai barang bukti.

"Dari hasil penyitaan tersebut, dan identifikasi Inafis bahwa pelaku diidentifikasi atas nama RA dari sidik jari dan dari ijazah," katanya.

Pelaku Jarang Bersosialisasi

RA yang bernama lengkap Rofik Asharudin diketahui tak pamit pada orangtuanya.

Hal ini disebabkan kepribadian pelaku yang cenderung pendiam.
Ia bahkan jarang bersosialisasi dengan orang lain.

Saat akan bepergian, Rofik Asharudin kadang pamit, kadang juga tidak.

Gerebek Rumah Pelaku Bom Bunuh Diri Pos Polisi Kartasura, Polisi Bawa 5 Kantong Barang Bukti

"Pelaku lebih banyak memiliki kecenderungan pendiam, jarang bersosialisasi. Keluar juga kadang pamitan kadang tidak. Kejadian kemarin (bom bunuh diri) juga tak pamitan, tujuannya tak tahu, tahu-tahu terjadi peledakan di Pospam," kata Brigjen Dedi Prasetyo.

Teman pelaku, Wawan pun menilai perbedaan dari sosok Rofik Asharudin.

Setelah sempat menghilang tiga bulan, Rofiq tiba-tiba menjaga jarak dari teman-temannya.

Perubahan drastis terduga pelaku bom bunuh diri Sukoharjo ini tak hanya dirasakan Wawan, Masil pun merasakan perbedaan Rofik.

Masil menyebut, Rofik Asharudin menjadi lebih tertutup.

Hal tersebut membuat Masil dan orang lain di sekitarnya kesulitan berkomunikasi.

Ia bahkan sempat menawarkan pekerjaan untuk temannya itu, tapi Rofik justru menolaknya.

"Padahal dulu orangnya biasa saja, dengan teman-teman sekampung pun sering kumpul-kumpul, namun tiba-tiba sudah tidak mau ke masjid," ujarnya.

Gerak-gerik Pelaku Sebelum Ledakan Bom

Pelaku terekam CCTV meninggalkan sepeda motor di sekitar tugu Kartasura.
Kemudian, ia terlihat berjalan menuju arah tugu.

Berdasarkan penuturan seorang saksi, Rangga, ia melihat pelaku berjalan sambil mengenakan headset.

Rangga yang saat itu tengah membantu polisi yang jaga untuk memasang lampu, melihat pelaku mengenakan kaus hitam dan celana jeans.

Kemudian, pelaku pun langsung duduk di trotoar di depan Pospam polisi.

Setelah beberapa menit, terjadilah ledakan keras.

"Saksi melihat pelaku berjalan menuju pos menggunakan celana jeans, kasu hitam, dan headset, duduk di depan pos sekitar 5-7 menit di trotoar," kata Dedi Prasetyo.

Ledakan itu terjadi sekitar pukul 22.45 WIB, Senin (3/6/2019).

Rangga dan polisi yang berada di sana pun langsung keluar dari Pospam.

"Saksi bersama personil polri segera keluar dari pos untuk menghindari ledakan berulang," ujarnya.

Setelah ledakan, aparat pun langsung melakukan sterilisasi di TKP.

Kemudian, pelaku sekaligus korban pun tampak dalam kondisi yang mengenaskan.

Rofik Asharudin yang masih hidup, mengalami luka pada perut hingga tangan.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved