Kerusuhan di Jakarta

Siapa Pimpinan Lembaga Survei yang Jadi Target Pembunuhan? Ini Ciri-cirinya

Bahkan Hermawan Sulistyo menyebutkan ancaman penculikan hingga pembunuhan diperoleh 4 tokoh nasional.

Editor: Ravianto
Kolase Tribun Jabar (Tribunnews)
Kapolri Tito Karnavian bongkar dalang kerusuhan 22 Mei, pelaku diperintahkan eksekusi 4 jenderal. 

Ada yang diperintahkan untuk membeli senjata, ada pula yang diperintahkan menjadi penyusup ke dalam kerumunan massa.

Selain itu, ada pula tersangka yang diperintahkan membunuh empat tokoh nasional dan seorang pimpinan lembaga survei.

Hal ini disampaikan Kabid Humas Mabes Polri Irjen Muhammad Iqbal seperti yang diberitakan Tribunnews.

Ada empat tersangka yang merupakan eksekutor, yakni HK alias Iwan, AZ, IR.

Kemudian, dua pelaku merupakan penjual senjata api, yakni AD dan AF.

Pada Oktober 2018, HK mendapatkan perintah dari seseorang untuk membeli senjata api.

HK pun dapat senjata tersebut dari AD dan AF pada 13 Oktober 2018.

 Pengakuan Pembunuh Bayaran di Aksi 22 Mei, Sudah Survei Kediaman Target yang Akan Dibunuh

Kemudian, senjata itu pun disetorkan ke AZ dan TJ.

Pada Maret 2019, HK kemudian diperintahkan untuk membunuh dua tokoh nasional.

Sebulan kemudian, 12 April 2019, ia pun kembali mendapatkan perintah untuk membunuh dua tokoh nasional lain, sekaligus seorang pimpinan lembaga survei swasta.

Kapolri Disebut Masuk Target Ancaman

Politikus PDI Perjuangan, Adian Napitupulu, melapor ke Bareskrim Polri atas ancaman yang diterimanya melalui media sosial dan pesan singkat.

Selain itu, Adian Napitupulu mengaku dirinya diancam akan diculik hingga akan dibunuh.

Bahkan ancaman itu ditujukan tak hanya kepada dirinya.

Namun juga kepada Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian, Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan hingga Menkopolhukam Wiranto.

"Ancaman-ancaman penculikan, pembunuhan. Yang diancam tidak cuma saya, ada Pak Tito, Pak Luhut, Pak Wiranto. Jadi satu anggota DPR, dua menteri, Kapolri yang diancam," ujar Adian Napitupulu, di Bareskrim Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (22/5/2019).

Ia menjelaskan bahwa ancaman itu diterima melalui beragam media sosial seperti di WhatsApp dan Facebook.

Selain itu, ada pula ancaman melalui SMS dan jumlah pesan ancaman yang diterimanya meningkat selama tiga hari belakangan.

Menurutnya, ancaman itu diterimanya lantaran ia sangat vokal menyatakan dukungan kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

Ia pun menyayangkan lantaran pandangan berbeda membuatnya menerima ancaman.

"Nomor-nomor telepon pengirim dan akun-akun pengirim ancaman sudah saya laporkan semua. Terbaru tadi pagi baru terima ancaman lagi," ucapnya.

"Kalau kita punya pandangan berbeda tentang banyak hal, ya bicarakan secara ilmiah. Jangan mengancam," imbuh Adian Napitupulu.

Adapun Adian Napitupulu menyerahkan barang bukti kepada kepolisian berupa tangkapan layar berisi kata-kata ancaman, nomor ponsel serta akun pengancam.

Ia melaporkan tiga nomor ponsel dan satu akun Facebook dalam laporan ini.

Adapun laporan Adian Napitupulu diterima dan teregister dengan nomor LP/B/0496/V/2019/BARESKRIM tertanggal 22 Mei 2019.(*)

 

Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved