Pilpres 2019
SBY Sarankan Jokowi & Prabowo Bertemu Langsung: Dalam Pertemuan Itu Tak Harus Ada Kesepakatan
SBY turut bicara soal wacana pertemuan antara dua capres yang bersaing dalam kontestasi Pilpres 2019, Jokowi dan Prabowo.
Penulis: Yongky Yulius | Editor: Widia Lestari
TRIBUNJABAR.ID - Presiden Republik Indonesia ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono atau biasa dipanggil SBY turut bicara soal wacana pertemuan antara dua capres yang bersaing dalam kontestasi Pilpres 2019, Jokowi dan Prabowo.
SBY menyarankan, Prabowo bisa bertemu dengan Jokowi secara langsung.
"Pesan dan harapan saya melalui mimbar ini: akan sangat baik dan mulia jika pada saatnya nanti Bapak Prabowo bisa bertemu dengan Bapak Jokowi secara langsung," ujar SBY saat menyampaikan kontemplasi Ramadan dalam video yang diunggah di kanal Youtube Demokrat TV.
Lebih lanjut SBY menjelaskan, pertemuan antara dua tokoh nasional itu akan baik untuk Indonesia.
• Ani Yudhoyono Banyak Pikiran, Diam-diam Nangis, SBY Dicerca Jadikan Sakit Istrinya Cuma Alasan
Apalagi, menurutnya, baik Jokowi maupun Prabowo memiliki pendukung dan konstituen yang besar.
Tak hanya itu, Jokowi dan Prabowo pun disebutnya memiliki cita-cita yang baik untuk negeri.
"Dalam pertemuan tersebut tidak harus terjadi kesepakatan apapun," ujar SBY dikutip TribunJabar.id dari Demokrat TV, Selasa (28/5/2019).
Seperti diketahui, saat ini kubu Prabowo-Sandi tengah melakukan gugatan Pilpres 2019 ke Mahkamah Konstitusi atau MK.
• SBY Sebut AHY di-Bully Secara Sadis dan Kejam Setelah Bertemu Jokowi: Jangan Atur dan Paksa Demokrat
SBY mengatakan, jika Prabowo masih melakukan gugatan itu, ia yakin Jokowi akan menghormati.
"Saya yakin Pak Jokowi juga menghormati jalan konstitusional yang ditempuh Pak Prabowo tersebut," ujar SBY yang tampak mengenakan baju koko berwarna putih lengkap dengan peci hitam.
Kendati demikian, menurut SBY, tak apa-apa jika pertemuan antara Jokowi dan Prabowo itu belum bisa diwujudkan dalam waktu dekat.
Menurut SBY, "tidak ada hari esok yang lebih indah. Indahnya kehidupan bangsa yang penuh kedamaian persaudaraan dan kerukunan."

Dalam kontemplasi Ramadan itu, SBY juga sempat menyinggung soal pertemuannya dengan Prabowo yang urung terjadi.
SBY mengatakan, hampir bersamaan dengan pertemuan Presiden Jokowi dan putranya, Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY, ada juga rencana pertemuan dirinya dengan Prabowo.
Namun, rencana pertemuan ia dan Prabowo di Singapura itu batal atas permintaan capres nomor urut 02 tersebut.
"(Padahal) saya sudah sangat siap untuk menyambut dan bertemu Pak Prabowo," ujar SBY.
• SBY Ungkap Mengapa AHY Terima Undangan Bertemu Jokowi
SBY pun menitipkan pesan: akan sangat baik dan mendidik jika pertemuan antara pembesar negeri ini dilakukan secara terbuka di depan publik.
Pasalnya, jika pertemuan tersebut dilakukan secara sembunyi-sembunyi, dikhawatirkan akan difitnah.
"Padahal pertemuannya barangkali baik sifatnya," kata SBY.
Pertemuan AHY dan Presiden Jokowi
SBY juga membongkar kenyataan pahit yang dialami keluarganya.
Satu di antaranya, Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY, Komandan Komando Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat yang menjadi sasaran bully pihak tertentu.
Bully terhadap AHY merupakan buntut dari pertemuannya dengan Presiden Jokowi.
SBY mengaku, pertemuan putranya dengan presiden itu atas sepengetahuannya.
• Ibu Ani Yudhoyono Kini Berusia 89 Tahun, Begini Kondisi Mertua SBY, Ada Fotonya dengan AHY
Mulanya, AHY menerima undangan pertemuan dengan Jokowi dari Mensesneg Pratikno.
Melalui pesannya itu, Jokowi ingin bertemu untuk membahas permasalahan bangsa dan negara.
"Materi yang dibahas berkaitan dengan permasalahan bangsa dan negara. Sama sekali tak terkait dengan silang pendapat perhitungan suara di KPU," kata SBY.
Oleh karena itu, AHY pun menyatakan bersedia sebagai warga negara Indonesia untuk menghormati dan memenuhi undangan presiden.
• Ani Yudhoyono Masih Sakit Keras, Begini Kondisi Ibunya, Mertua SBY yang Kini Berusia 89 Tahun
Ia disebut memberitahu SBY dua hari sebelum pertemuan tersebut dilaksanakan.
"Tentu saya membenarkan niat AHY untuk memenuhi permintaan bertemu Presiden Jokowi," kata SBY.
Ia menegaskan, putranya menemui presiden bukan atas nama Partai Demokrat dan juga kubu paslon 02 Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.
"Dalam pertemuan itu AHY tidak mewakili langsung Partai Demokrat dan tidak merepresentasikan kubu capres Prabowo Subianto," ujarnya.
Setelah bertemu Jokowi, AHY pun kembali memberitahu SBY terkait hasil pertemuan itu.
Tak ada obrolan terkait jabatan atau jatah kursi di pemerintahan.

"Setelah pertemuan berlangsung AHY meympaikan ke saya bahwa substansi yang dibicarakan baik tak ada kaitannya dengan jabatan atau kursi apa pun di pemerintahan," kata SBY.
Kepada ayahnya, AHY mengaku, pada pertemuan itu Jokowi berharap tetap bisa memelihara komunikasi dengan SBY.
SBY pun menilai, harapan itu sangat tepat disampaikan melalui sang anak.
Hal ini berkenaan kondisinya kini tengah mendampingi istrinya, Ani Yudhoyono yang sedang malakukan pengobatan di Singapura.
• Begini Respons SBY Lihat Reaksi Prabowo dan Jokowi Sikapi Hasil Pilpres 2019 KPU
"Harapan itu saya kira sama dengan pertemuan beliau dengan para mantan presiden yang lain, baik Pak Habibie maupaun Ibu Megawati. Berhubung saya belum bisa kembali ke tanah air, saya pikir tepat bahwa harapan itu disampaikan melalui AHY," kata SBY.
Namun, akibat pertemuan dengan Jokowi, AHY pun diserang.
SBY menyebut, AHY di-bully menggunakan kata-kata yang sadis dan kejam.
"Segera setelah pertemuan itu, saya tau AHY di-bully dengan kata-kata yang sadis dan kejam," ujarnya.
• SBY Juluki Prabowo Sebagai Champions of Democracy, Ia pun Lega Jokowi Akan Jadi Pemimpin Indonesia
Walaupun putranya diserang, SBY tetap berpikir positif bahwa itu ujian untuk AHY yang baru berkiprah di dunia politik.
"Mungkin itu cara Tuhan Allah SWT untuk menggembleng seseorang yang baru masuk dalam dunia politik," kata SBY.
Namun, ketua umum Partai Demokrat itu sebenarnya mengetahui siapa yang berani menyerang pihaknya.
"Dari materi serangan yang dialamatkan pada kita, setelah pertemuan itu, sebenarnya kita tau dari mana serangan sengit itu berasal. Di situlah perbedaan kita dengan pihak tertentu itu," kata SBY.
Ia tak menampik, bisa jadi ada pihak tertentu yang bersikap dan berprinsip tak boleh ada komunikasi antarkubu.

"Memang ada yang bersikap adalah tabu dan dilarang keras pihak 02 berkomunikasi dengan pihak 01 atau sebaliknya. Barangkali ada yang bersumpah tak ada komunikasi berkawan selamanya. Barangkali pula dendam, kebencian dan permusuhan yang membara dalam pemilu 2019 ini harus dipertahankan selamanya," ujarnya.
Terkait hal tersebut SBY tak mau ikut campur dan melarang, tapi ia menegaskan prinsip dan sikap yang dijunjung partainya itu berbeda.
"Silakan kalau ada yang punya prinsip dan sikap seperti itu, tetapi jangan atur dan paksa Partai Demokrat harus mengikutinya," kata SBY.
Bagi Partai Demokrat, jika kontestasi politik sudah selesai, tak berarti putus hubungan dengan lawan selamanya.
"Kami berpinsip dalam berkompetisi dalam ikhtiar untuk menang harus berjuang sekuat tenaga. Namun, setelah selesai ya selesai, bukan berarti kita putus hubungan selamanya," ujarnya. (TribunJabar/Widia Lestari).