Pilpres 2019
Pukulan Keras Bagi Prabowo: Hasil Pilpres Ditekuk 01, Ditolak Bawaslu, Sikap Koalisi Dipertanyakan
Hasil Pilpres 2019 seperti pukulan keras untuk Prabowo Subianto. Prabowo - Sandiaga Uno ditekuk suara paslon 01 Jokowi - Maruf Amin.
Penulis: Widia Lestari | Editor: taufik ismail
TRIBUNJABAR.ID - Hasil Pilpres 2019 seperti pukulan keras untuk Prabowo Subianto.
Pertama, hasil rekapitulasi perhitungan suara KPU, Prabowo - Sandiaga Uno ditekuk suara paslon 01 Jokowi - Maruf Amin.
Paslon 02 meraih 45,50 persen, sedangkan lawannya mencapai 55,50 persen.
Prabowo - Sandi terhitung memeroleh 68.650.239.
Sementara itu, Jokowi - Maruf Amin lebih unggul mendapatkan 85.607.362 suara.
BPN Prabowo - Sandiaga Uno menolak hasil Pilpres 2019 pada sidang pleno KPU.
Pihaknya tak menandatangani berita acara hasil rekapitulasi suara Pilpres 2019.
• Kontroversi Hasil Pilpres 2019 KPU Jokowi dan Prabowo, Kegaduhan Sidang Pleno hingga Heboh di Medsos
"Kami, saya Azis Subekti dan Pak Didik Haryanto sebagai saksi dari BPN 02 menyatakan menolak hasil Pilpres 2019 yang telah diumumkan," kata saksi BPN, Azis dikutip dari Kompas.com.
Selain perolehan suara ditekuk paslon 01, laporan dugaan kecurangan yang diajukan ke Bawaslu RI pun ditolak.

Alasan Bawaslu menolak karena BPN hanya membawa print out berita online.
Bukti print out berita online itu disebut belum memenuhi syarat dalam ketentuan perundangan-undangan.
Mestinya, bisa didukung juga dengan bukti lain, seperti dokumen, surat, dan video bukti adanya kecurangan.
"Print out berita online tidak bisa berdiri sendiri, melainkan didukung dengan alat bukti berupa dokumen, surat, maupun video yang menunjukkan adanya perbuatan masif yang dilakukan oleh terlapor yang terjadi paling sedikit di 50 persen dari jumlah daerah provinsi di Indonesia," kata Ratna Dewi Pettalolo dalam siaran Kompas TV.
Penolakan tersebut membuat BPN 02 buka suara.
• Penetapan Jokowi-Maruf Amin Jadi Pemenang Pilpres Tergantung Kubu Prabowo, Seperti Ini Prosesnya
Pihaknya mengaku tengah mencari formulasi yang tepat terkait laporan dugaan kecurangan Pilpres 2019.
"Kami sedang mencari formulasi yang cocok dan tepat karena memang tak mudah mengkaitkan antara peristiwa, bukti dan realita di lapangan, tapi kami berusaha keras untuk beberapa laporan," ujar Direktur Advokasi dan Hukum BPN, Sufmi Dasco Ahmad.
Selanjutnya, BPN akan menggabungkan laporan yang ditolak Bawaslu dengan bukti-bukti lain yang ditemukan.

"Laporan yang tadi belum dapat diterima akan digabungkan dengan laporan-laporan berikut yang akan kami sampaikan," ujarnya.
Sebelumnya, dugaan kecurangan yang ditemukan kubu 02 dibongkar Sandiaga Uno.
Ia menyebut, satu di antara orang penting pendukung Jokowi - Maruf Amin, ada yang tertangkap basah terkait politik uang.
Pendukung paslon 01 itu tertangkap akibat ratusan amplop berisi uang yang dibawanya.
"Kita juga mencium politik uang yang sangat tajam, salah satu orang penting 01 tertangkap," kata Sandiaga Uno dalam video siaran langsung di akun Facebook Prabowo Subianto, Selasa (14/5/2019).
Praktik politik uang ini disebut Sandiaga Uno tak hanya terjadi di satu tempat, di tempat lain pun banyak ditemukan.
"Praktik kotor ini terjadi bukan hanya di satu tempat tapi di banyak tempat," katanya.
• Perbandingan Hasil Pilpres 2019 KPU dan Quick Count, Lihat Bedanya Antara Jokowi dan Prabowo
Ia pun mencontohkan, temuan politik uang itu banyak dialami masyarakat di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
"Dari Jawa Tengah dan Jawa Timur, masyarakat cerita bagaimana gelombang politik uang," kata Sandiaga Uno.

Tak hanya itu, ia pun menyebut banyak di antara aparat desa dan kepala pemerintahan yang dipaksa untuk memilih paslon tertentu saat perhelatan Pilpres 2019.
Selain itu, ada pula temuan lain berkaitan hak memilih yang tak terpenuhi.
Sandiaga Uno menyebut, masih banyak masyarakat yang tak diundang untuk menggunakan hak pilihnya.
Tak hanya itu, sikap koalisi Prabowo pun kini kerap mengundang pertanyaan juga kehebohan di antara para pendukungnya di media sosial.
Dua di antaranya adalah Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dan Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY.
Keduanya secara terbuka bertatap muka memenuhi undangan Jokowi dan elite politik lain pendukung 01.
Pertemuan mereka pun menimbulkan berbagai spekulasi dan tuduhan tertentu yang dikaitkan dengan Pilpres 2019.
Zulkilfi Hasan Ucapkan Selamat ke 01
Zulkifli Hasan terekam kamera menjabat tangan Maruf Amin sambil mengucapkan selamat terkait Pilpres 2019.
Kemudian, ketum PAN itu langsung memeluk Maruf Amin.
"Selamat Pak Kiai, selamat. Sudah saya bilang tadi, walaupun nanti tanggal 22, saya sudah ucapkan selamat tadi," kata Zulkifli Hasan dalam video berita Kompas TV.
Momen ini terjadi saat keduanya bertemu di acara buka bersama, Minggu (19/5/2019).
Kepada awak media, Zulkifli Hasan mengaku, akan menanti hasil resmi pengumuman dari KPU pada 22 Mei mendatang terkait Pilpres 2019.
"Ya nanti kita tunggu tanggal 22. Siapa pun nanti setelah hasil manual. Yang belum ada hak, bisa ke Mahkamah Konstitusi," ujarnya.
Ia mengaku, siapa pun yang terpilih menjadi pemimpin negara, bisa kembali mempersatukan bangsa Indonesia.
"Yang penting yang menang itu siapa buat saya, yang bisa menjalin kembali merah putih, yang bisa menjadi bapak bangsa mempersatukan kita," kata Zulkifli Hasan.
Selain itu, ia pun mencuri perhatian karena duduk di tengah-tengah pihak pendukun paslon 01.
Hal ini terlihat dari postingan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.
Pada postingan foto tersebut Zulkilfi Hasan tampak tersenyum lebar menghadap kamera.
Zulkifli Hasan bersama politisi lainnya mengenakan kompak mengenakan pakaian muslim dan peci.
"PKB, PAN, PDIP, Nasdem, Perindo...
Malam ini semua tidak puasa! @zul.hasan," tulis Cak Imin pada keterangan fotonya, Minggu (19/5/2019).
Sikap AHY Pun Menjadi Sorotan
Pertemuan AHY di antara tokoh yang kebanyakan merupakan pendukung Jokowi - Maruf Amin pun menjadi perbincangan.
Hal ini berawal dari kehadirannya di Bogor, pada Rabu (15/5/2019).
Komandan Komando Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat ini duduk di antara sejumlah tokoh politik sekaligus kepala daerah
Mulai dari Ridwan Kamil, Emil Dardak, Airin Rachmi, Bima Arya, dan Yenny Wahid.

Keberadaan AHY di sana pun kembali dikaitkan pada Pilpres 2019.
Sebelumnya, AHY pun sempat memenuhi undangan Jokowi yang merupakan capres nomor urut 01 di Istana Negara, Jakarta.
Pertemuan mereka pun sempat menjadi sorotan dan menimbulkan berbagai spekulasi terkait merapatnya AHY ke Jokowi.
Padahal, AHY disebut bertemu dengan Jokowi untuk silaturahmi dan meredam ketegangan pasca Pilpres 2019.
"Silaturahmi, menyamakan persepsi, komunikasi, meredam ketegangan, kan baik-baik aja," kata Pramono Anung.