Penangkapan Terduga Teroris
Jejak Mengerikan Pak Jenggot Terduga Teroris di Cibinong, Kemampuannya Tak Bisa Dianggap Remeh
Namun, polisi pun menemukan fakta lain terkait agenda Pak Jenggot untuk meledakan bom.
TRIBUNJABAR.ID - Seorang terduga teroris, Endang alias Pak Jenggot memiliki jejak mengerikan lebih-lebih dari kelompok JAD.
Pak Jenggot merupakan bagian dari kelompok Virgi Abu Hamzah.
Kelompok ini disebut pecahan dari jaringan terorisme JAD.
Namun, kelompok Virgi Abu Hamzah disebut lebih militan.
Selain itu, pergerakan mereka dalam jaringan terorisme pun lebih terstruktur.
Pengikut dari kelompok ini adalah Abu Hamzah.
Kini, Abu Hamzah disebut berada di Syiria atau Suriah.
Di Indonesia, selama ini kelompok itu ternyata terhubung dengan kelompok Santoso di Poso.
• Pak Jenggot Mampu Rakit Bom Berdaya Ledak Besar, Keluarganya Kaget Dia Ditangkap Densus
Selain itu, ada pula sejumlah aksi terorisme yang sudah dilakukan.
Satu di antaranya, serangan ke Mapolres Surakarta.
Hal ini disampaikan pihak kepolisian, Karopemnas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo.
"Kelompok ini jaringan terorisme yang terstruktur lebih dikenal namanya dengan Virgi Abu Hamzah. Pengikutnya Abu Hamzah, Abu Hamzah sendiri masih ada di Syiria," ujarnya.
Di kelompok ini, Pak Jenggot diketahui sudah bergabung selama lima tahun.
Ia merupakan perakit bom andal yang memiliki laboratorium khusus.

Di laboratorium tersebut, Pak Jenggot ternyata menyipan berbagai jenis bahan untuk merakit bom.
Mulai dari nitrogen, urea sampai pembuat gelas kimia, hingga detonator.
• Pak Jenggot Ditangkap Densus 88, Siapkan Bom untuk Diledakkan 22 Mei dan Punya Laboratorium Bom
Tak hanya itu, ada pula berbagai senjata jenis senjata tajam juga airsoft gun.
Kemudian, ada pula perangkat lain seperti panci vakum dan penanak nasi.
"Ada panci vakum, penanak nasi yang digunakan sebagai media bom berdaya ledak tinggi," kata Brigjen Pol Dedi Prasetyo.
Ditemukan pula buku catatan yang berisi tutorial merakit bom.
Selain itu, ditemukan pula enam bom yang sudah jadi di dalam laboratorium Pak Jenggot.
Dalam perakitan bom, kemampuan Pak Jenggot disebut tak bisa dianggap remeh.
"Kemampuan E sama seperti kelompok JAD Lampung JAD Bekasi untuk merakit Bom dan kemampuan merakit bomnya jauh lebih tinggi dari saudara Amir di Bekasi," kata Brigjen Pol Dedi Prasetyo.
Hingga kini, polisi masih mendalami asal muasal dana yang digunakan Pak Jenggot.
Namun, polisi pun menemukan fakta lain terkait agenda Pak Jenggot untuk meledakan bom.
Bersama kelompoknya, Pak Jenggot disebut berencana meledakan bom pada 22 Mei 2019.
Seperti yang diketahui pada 22 Mei 2019 ada agenda penting untuk bangsa Indonesia.
KPU akan melakukan pengumuman hasil perhitungan suara Pilpres 2019 pada hari itu.
"Kemudian yang kedua adalah mereka akan menyasar kerumitan masa depan jika ada di tanggal 22 Mei di depan KPU. Mereka mengikuti dinamika perkembangan saat ini," ujarnya.
Pak Jenggot ditangkap Densus 88 di kawasan Cibinong, Bogor, Jumat (17/5/2019).
• 68 Terduga Teroris Ditangkap Tahun Ini Paling Sering Bulan Mei, Akan Serang Kerumunan di 22 Mei?
Penangkapannya itu berdasarkan pengembangan kasus terorisme di Pemalang, Jawa Tengah.
Sebelumnya, polisi menangkap TH, tersangka kasus terorisme pada 13 April 2019.
"Dari pengembangan TH bahwa masih ada kelompok virgi abu hamzah ini yang ada di sekitar Bogor dan sekitarnnya," ujarnya.
Pak Jenggot ini merupakan pria berinisial ED yang berusia 50 tahun.
Di balik keterlibatannya dalam kelompok Virgi Abu Hamzah, sehari-hari Pak Jenggot dikenal sebagai tukang parkir.
Di mata para tetangga, ia merupakan sosok yang ramah dan tak sombong.
Hal itu membuat mereka tak menyangka Pak Jenggot menjadi terduga teroris.
Hal ini dirasakan pula oleh anggota keluarganya.
Deni, keponakan Pak Jenggot mengaku terkejut atas kabar itu.
"Kaget saya, saya gak tahu apa-apa, orangnya juga kan kurang terbuka," katanya.
Hal ini disebabkan Pak Jenggot tak pernah mengumbar kehidupan pribadinya.
"Dia gak pernah cerita-cerita apa aktifitasnya, enggak. Dia memang asli orang sini, dia sudah berkeluarga, anaknya 4," kata Deni.