Pertentangan People Power, Prabowo Ingin Secara Damai, Amien Rais Disebut Bikin Situasi Tak Kondusif
Timbul pertentangan atau perbedaan soal people power di tubuh koalisi adil makmur yang terdiri dari Partai Gerindra, PAN, Demokrat, PKS, dan Berkarya
Penulis: Fidya Alifa Puspafirdausi | Editor: Theofilus Richard
Demokrat lebih memilih menempuh jalur hukum sesuai konstitusi.

"Hal ini telah membuat sedikit perbedaan di antara koalisi adil makmur, termasuk Demokrat bahkan dituding berkhianat karena tidak mendukung upaya (people power) tersebut," ujarnya.
Ketua Divisi Advokasi Partai Demokrat ini menegaskan, partainya mengecam aksi people power bila dimaksudkan untuk menggulingkan kekuasaan.
"Selama people power yang disuarakan muncul kesannya untuk menggulingkan kekuasaan, maka Demokrat dipastikan tidak ada di sana," tegas Ferdinad Hutahaean.
Kontra People Power
Ketua Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo - Sandiaga Uno, Amien Rais melontarkan kata-kata yang menarik perhatian pada bulan Maret lalu.
Pernyataan berapi-api Amien Rais mengenai Pemilu 2019 disampaikan saat menggelar aksi 313 di kompleks Masjid Sunda Kelapa, Jakarta, Minggu (31/3/19).
Dalam orasinya, Amien Rais mengancam akan menggerakkan people power bila terjadi kecurangan di Pemilu 2019.
"Kalau sampai terjadi kecurangan, sifatnya testrukur, sistematis dan masif, ada bukti, itu kita enggak akan ke MK. Enggak ada gunanya tapi kita people power. People power sah," ucap Amien Rais, seperti dikutip Tribunnews.com.
Pernyataan Amien Rais soal people power semakin panas.
Terlebih, ia juga menuding adanya kecurangan dalam pelaksanaan Pemilu 2019.
Bahkan, ia menyebut KPU sebagai wujud makhluk politik buatan pemerintah Jokowi.
Ucapan people power Amien Rais itu menimbulkan banyak reaksi dari sejumlah pihak, salah satunya dari para Lora, sebutan untuk putra ulama.
Sejumlah Lora se-Madura menggelar pertemuan tertutup di kediaman Ketua PBNU Saifullah Yusuf atau Gus Ipul di Surabaya, Sabtu (4/5/2019).

Pertemuan itu diinisiasi oleh KH Mahrus Malik, pengasuh pesantren Jrengoan, Sampang.