Ini Panduan dan Tata Cara Mengerjakan Sholat Dhuha, Niat, dan Bacaan Sesuai dengan Syariat Islam

Selain itu manfaat Sholat Dhuha juga tercantum pada bunyi hadis yang menyebutkan, Rasulullah SAW bersabda

Editor: Fauzie Pradita Abbas
gomuslim
Ilustrasi salat 

TRIBUNJABAR.ID - Sesungguhnya melaksanakan Sholat 5 waktu adalah kewajiban mutlak bagi seluruh umat muslim di seluruh dunia.

Hal tersebut tertera pada Rukun Islam kedua yang berbunyi bahwa Sholat adalah pasal wajib setelah mengucap kalimat syahadat.

Selain Sholat wajib yakni Sholat lima waktu, terdapat pula Sholat Sunnah yang pada hakikatnya tentunya sangat baik apabila turut serta dilaksanakan.

sd

“Sholat Dhuha itu Sholat orang yang kembali kepada Allah, setelah orang-orang mulai lupa dan sibuk bekerja, yaitu pada waktu anak-anak unta bangun karena panas tempat berbaringnya.” (HR Muslim).

dfd

Dalam artian, jika dilaksanakan maka sejuta manfaat akan menanti bagi insan yang mengerjakan Sholat Dhuha tersebut.

Adapun waktu yang afdal untuk melaksanakan shalat Dhuha yakni untuk melaksanakan Dhuha adalah Antara jam 08.00 - 11.00 Pagi.

Keutamaan, Manfaat, Rahasia Sholat Dhuha : Dari Abu Dzar, dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, beliau bersabda:

“Pada pagi hari setiap tulang (persendian) dari kalian akan dihitung sebagai sedekah. Maka setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, memerintahkan kebaikan (amar ma’ruf) dan melarang dari berbuat munkar (nahi munkar) adalah sedekah. Semua itu cukup dengan dua rakaat yang dilaksanakan di waktu Dhuha.” HR. Muslim, Abu Dawud dan riwayat Bukhari dari Abu Hurairah.

Panduan Mengerjakan Sholat Dhuha

Niat sholat Dhuha

Mengutip situs bersamadakwah,net, Semua ulama sepakat bahwa tempat niat adalah hati. Niat dengan hanya mengucapkan di lisan belum dianggap cukup.

Melafalkan niat bukanlah suatu syarat. Artinya, tidak harus melafalkan niat.

 Panduan dan Tata Cara Sholat Tahajud, Niat, dan Bacaan Sesuai dengan Syariat Islam

 Ternyata 9 Hal Ini Bisa Menyebabkan Puasa Anda Batal, Nomor 4 Banyak yang Terkecoh, Wajib Tahu!

Namun menurut jumhur ulama selain madzhab Maliki, hukumnya Sunnah dalam rangka membantu hati menghadirkan niat.

Sedangkan dalam madzhab Maliki, yang terbaik adalah tidak melafalkan niat karena tidak ada contohnya dari Rasulullah SAW.

Dalam madzhab Syafi’i, lafal niat sholat dhuha sebagai berikut:

niat sholat dhuha
Lafadz niat Sholat Dhuha

أُصَلِّى سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنَ لِلَّهِ تَعَالَى

(Usholli sunnatadh dhuhaa rok’ataini lillaahi ta’aalaa)

Artinya: “Aku niat Sholat Sunnah Dhuha dua rakaat karena Allah Ta’ala”

Adapun lafadz niat yang lebih panjang sebagai berikut:

أُصَلِّى سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنَ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلَّهِ تَعَالَى

(Usholli sunnatadh dhuhaa rok’ataini mustaqbilal qiblati adaa’an lillaahi ta’aalaa)

Artinya: “Aku niat Sholat Sunnah Dhuha dua rakaat menghadap kiblat saat ini karena Allah Ta’ala”

Tata cara Sholat Dhuha

Bagaimana tata cara Sholat Dhuha?

Adapun Sholat Dhuha dikerjakan dua rakaat salam – dua rakaat salam.

Selain itu,  jumlah rakaatnya, minimal dua rakaat. Rasulullah kadang mengerjakan Sholat Dhuha empat rakaat, kadang delapan rakaat.

Namun sebagian ulama tidak membatasi. Ada yang mengatakan 12 rakaat, ada yang yang mengatakan bisa lebih banyak lagi hingga waktu dhuha habis.

عَنْ أُمِّ هَانِئٍ بِنْتِ أَبِى طَالِبٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَوْمَ الْفَتْحِ صَلَّى سُبْحَةَ الضُّحَى ثَمَانِىَ رَكَعَاتٍ يُسَلِّمُ مِنْ كُلِّ رَكْعَتَيْنِ

Dari Ummu Hani’ binti Abi Thalib , Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mengerjakan Sholat Dhuha sebanyak delapan rakaat.

Pada setiap dua rakaat, beliau mengucap salam (HR. Abu Dawud; shahih)

Tata caranya sama dengan Sholat Sunnah dua rakaat pada umumnya, yaitu:

- Niat

- Takbiratul ikram, lebih baik jika diikuti dengan doa iftitah

- Membaca surat Al Fatihah

- Membaca surat atau ayat Alquran. Bisa surat Asy Syams atau lainnya.

 Tips Berpuasa Ramadhan 1440 H Bagi Penderita Maag, Jangan Sampai Sakit Jadi Alasan Tak Berpuasa

- Ruku’ dengan tuma’ninah

- I’tidal dengan tuma’ninah

- Sujud dengan tuma’ninah

- Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah

- Sujud kedua dengan tuma’ninah

- Berdiri lagi untuk menunaikan rakaat kedua

- Membaca surat Al Fatihah

- Membaca surat atau ayat Alquran. Bisa surat Adh Dhuha atau lainnya.

- Ruku’ dengan tuma’ninah

- I’tidal dengan tuma’ninah

- Sujud dengan tuma’ninah

- Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah

- Sujud kedua dengan tuma’ninah

- Tahiyat akhir dengan tuma’ninah

- Salam

Demikian tata cara sholat dhuha. Setiap dua rakaat salam, diulang sampai bilangan rakaat delapan atau yang dikehendaki. Setelah sholat dhuha dianjurkan berdoa.

Doa Sholat Dhuha

Tidak ada doa khusus yang diajarkan Rasulullah SAW setelah selesai Sholat Dhuha.

Sehingga dalam kitab-kitab Fiqih, para ulama sama sekali tidak mencantumkan doa Sholat Dhuha.

Misalnya dalam Fiqih Sunnah, Fiqih Islam wa Adillatuhu, Fikih Empat Madzhab maupun Fiqih Manhaji mazhab Imam Syafi’i.

Sehingga, kita boleh berdoa secara umum dengan doa apapun yang baik.

Ada satu doa Sholat Dhuha yang sangat populer, yaitu:

Doa sholat dhuha
Doa Sholat Dhuha

اَللهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ، وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ، وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ، وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ، وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ، وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ. اَللهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقَى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ

(Alloohumma innadh dhuhaa-a dhuhaa-uka, wal bahaa-a bahaa-uka, wal jamaala jamaaluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrota qudrotuka wal ‘ishmata ‘ishmatuka. Alloohumma inkaana rizqii fis samaa-i fa anzilhu, wa inkaana fil ardhi fa-akhrijhu, wa inkaana mu’assiron fayassirhu, wa inkaana harooman fathohhirhu, wa inkaana ba’iidan faqorribhu bihaqqi dhuhaa-ika wa bahaa-ika wa jamaalika wa quwwatika wa qudrotika aatinii maa aataita ‘ibaadakash shoolihiin)

“Ya Allah, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu, Ya Allah, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, keagungan-Mu, keindahan-Mu dan kekuatan-Mu, berikanlah kepadaku apa yang Engkau berikan kepada hamba-hambaMu yang shalih”.

Doa ini bukanlah berasal dari hadits Nabi. Doa ini dicantumkan oleh Asy Syarwani dalam Syarh Al Minhaj dan disebutkan pula oleh Ad Dimyathi dalam I’anatuth Thalibiin.

Meskipun bukan berasal dari hadits Nabi, boleh-boleh saja seseorang membaca doa tersebut dan doa lainnya asalkan baik.

 5 Amalan Menjelang 1 Ramadhan 1440 H, Jangan Lupa untuk Saling Memaafkan

Bahkan, diperbolehkan pula berdoa dengan bahasa Indonesia sekiranya tidak bisa bahasa Arab. Karena itu doa di luar Sholat.

Ada pun di dalam Sholat, maka kita harus mengikuti apa yang dicontohkan Rasulullah SAW sebagaimana sabda beliau:

صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِى أُصَلِّى

“Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved