Jejak Kelompok Anarko Sindikalisme, Berbaju Hitam yang Diduga Rusuh di Bandung, Kapolri Turun Tangan
Kelompok berbaju hitam yang membuat kerusuhan di Kota Bandung pada peringatan Hari Buruh atau May Day bernama Anarko Sindikalisme.
Penulis: Widia Lestari | Editor: Fauzie Pradita Abbas
TRIBUNJABAR.ID - Sejumlah orang yang tergabung dalam kelompok berbaju hitam yang membuat kerusuhan di Kota Bandung pada peringatan Hari Buruh atau May Day itu diduga bernama Anarko Sindikalisme.
Adapun kelompok Anarko Sindikalisme ini disebut menerima doktrin terkait penolakan terhadap pengekangan aturan bagi kaum pekerja.
Doktrin tersebut diterima secara global. Hal ini disebabkan Anarko Sindikalisme bukan kelompok fenomena lokal.
Hal ini disampaikan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian yang menjelaskan soal terjadinya kerusuhan pada 1 Mei 2019.
Kapolri menyatakan, munculnya aksi kelompok tersebut justru fenomena internasional.
"Anarko Sindikalisme, ini bukan kelompok fenomena lokal tapi fenomena internasional," kata Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian, dikutip dari Kompas.

Dikutip dari Warta Kota, Anarko Sindikalisme merupakan cabang dari anarkisme yang fokus pada pergerakan buruh.
Paham kelompok ini lebih menekankan pada perubahan sosial yang bisa menggantikan sistem kapitalis dan negara.
Perubahan sosial yang dimaksud adalah terbentuknya tatanan masyarakat yang mandiri dan demokratis oleh para pekerja.
• KRONOLOGI Kerusuhan Kelompok Baju Hitam di Bandung, Pelanggaran Ini yang Buat Ridwan Kamil Emosi
Berdasarkan penulusaran dari berbagai sumber, Anarko Sindikalisme ini gabungan dari dua teori yang mencakup anarkisme dan sindikalisme.
Anarko Sindikalisme memandang ujung tombak pergerakan buruh itu serikat pekerja, bukan partai politik.
Kaum pekerja bisa menunjukkan kekuatan sosialnya di bidang ekonomi berkat aktivitasnya sebagai produsen.
Dalam hal ini mereka percaya bisa menyatukan struktur sosial dan menjamin eksistensi masyarakat.
Biasanya, organisasi atau kelompok Anarko Sindikalisme itu terbentuk dari gabungan beberapa serikat buruh.
• Video Detik-detik Kelompok Baju Hitam Dikejar Polisi, Heboh Bunyi Klakson, Terdengar Suara Letupan
Dalam melancarkan gerakannya, kelompok Anarko Sindikalisme ini menggunakan sejumlah aksi.
Mulai dari sabotase, pemogokan, hingga boikot.
Di luar negeri, kelompok itu sudah berkembang sejak lama.
Namun, di Indonesia mereka baru menampakkan diri beberapa tahun terakhir.
Kapolri menyatakan, mulanya kelompok itu muncul di Bandung dan Yogyakarta.
"Kita lihat mereka tahun-tahun yang lalu ada di Yogyakarta, ada di Bandung, sekarang sudah ada di Surabaya, ada di Jakarta, dan mereka sayangnya melakukan aksi kekerasan vandalisme, corat-coret simbol A, ada yang merusak pagar jalan," kata Tito Karnavian.
Kini, kelompok berbaju hitam itu menjamur ke sejumlah daerah lain.

Pada 1 Mei 2019, di Kota Malang pun kelompok berbaju hitam itu ikut turun ke jalan.
Mereka beraksi di lokasi cagar budaya, tepatnya di Jembatan Kahuripan.
Sama seperti di Bandung, kelompok tersebut melakukan aksi vandalisme.
Selain itu, di Makassar pun terjadi kerusuhan akibat aksi kelompok berbaju hitam.
Lokasi sasaran mereka, yakni McDonald's.
Akibat perbuatan itu, dua pemuda diamankan pihak kepolisian.
Di sisi lain, kelompok berbaju hitam pun membuat kerusuhan di Jalan Dipatiukur, Kota Bandung.
Mereka melakukan aksi corat-coret di dinding dan fasilitas publik.
Warung dan sejumlah kendaraan pun turut dicorat-coret oleh mereka.
Adanya kejadian itu, Kapolri mengaku, pihak kepolisian akan memberikan tindakan tegas kepada kelompok berbaju hitam yang membuat kerusuhan.
• UPDATE Penyelidikan Polisi Siapa Aktor di Balik Massa Berpakaian Hitam-hitam, Libatkan 100 Penyidik
Polisi Gunduli Kelompok Berbaju Hitam
Terkait aksi vandalisme itu, pihak kepolisian pun tak tinggal diam.
Mereka meringkus kelompok berbaju hitam hingga ada aksi kejar-kejaran.
Kerusuhan itu terjadi di Jalan Dipatiukur, Kota Bandung.
Video kerusuhan kelompok berbaju hitam itu bahkan viral di media sosial.
Mereka digiring ke Polrestabes Bandung, lalu diperiksa dan didata polisi.
Untuk mengamankan barang bukti, pakaian mereka sampai dibuka.
Kemudian, polisi menggunduli orang-orang kelompok berbaju hitam yang diamankan.
Kini mereka dipindahkan ke Mako Brimob Polda Jabar untuk pemeriksaan lanjutan.
"Pidananya soal perusakan fasilitas umum, fasilitas warga dan corat-coret dinding, kendaraan hingga rumah warga. Termasuk mana yang provokator dan mana yang hanya ikut-ikutan serta yang mengerahkan," ujar Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko.
Diajak Lewat Media Sosial
Sementara ini kelompok berbaju hitam itu disebut ada 619 orang.
14 orang di antaranya berjenis kelamin perempuan.
Berdasarkan data yang dihimpun wartawan, di antara mereka mengaku, berani turun ke jalan karena mendapatkan ajakan dari media sosial.
Ajakan tersebut berisi pesan agar mengenakan pakaian serba hitam untuk memperingati May Day.
Lalu, mereka diajak untuk berkumpul di sekitar Taman Cikapayang, Kota Bandung.

Kemudian, mereka akan melakukan long march ke Gedung Sate.
"Kumpulnya di Taman Jomblo, ikut jalan untuk lihat May Day. Tahunya di medsos ada kumpul-kumpul. Lalu jalan ke Gedung Sate, ceritanya pengen tahu saja," kata Andri Septiana, pemuda berusia 18 tahun yang ikut dalam kelompok berbaju hitam.
Selain berbusana serba hitam, mereka pun membawa bendera hitam yang berlogo huruf A dalam lingkaran.