Kisah Tukang Semir Sepatu dan Kuli Panggul Berjuang Menjadi Wakil Rakyat

Agus menceritakan masa lalunya sebagai tukang semir sepatu di kawasan Bandar Jaya pada tahun 1994.

Editor: Ravianto
ist
Agus Suwandi (kaos kuning) bersama Ketua DPD II Golkar Lamteng Musa Ahmad. 

TRIBUNJABAR.ID, LAMPUNG TENGAH - Gedung DPRD Lampung Tengah akan kembali diisi oleh sosok pemuda yang mempunyai latar belakang 'kurang beruntung' di masa lalunya.

Sebelumnya ada mantan keamanan DPRD Lampung Tengah yang berpotensi menjadi wakil.

Satu nama lainnya yang juga pernah bekerja sebagai tukang semir sepatu dan kuli panggul mendapat kesempatan besar untuk duduk sebagai anggota DPRD Lampung Tengah.

Sang calon yang mempunyai kans terbuka itu ialah Agus Suwandi, Caleg Partai Golkar di Daerah Pemiihan (Dapil) V Lampung Tengah.

Bukan dapil yang mudah, karena berkumpul sejumlah nama beken baik dari internal partainya dan juga partai peserta pemilu lainnya di kabupaten Lampung Tengah.

Terlebih, Agus sapaan akrabnya memang pendatang baru di dunia perpolitikan Lampung Tengah.

Keinginannya berkecimpung di dunia politik adalah keyakinan dan rasa percaya diri terhadap apa yang akan ia lakukan untuk masyarakat jika menjadi satu dari 50 wakil rakyat yang akan duduk di DPRD Lampung Tengah.

Agus menceritakan masa lalunya sebagai tukang semir sepatu di kawasan Bandar Jaya pada tahun 1994.

Saat itu, ia menjadi anak jalanan karena kondisi keluarga.

Di tahun itu sang ayah Supardi meninggal dunia akibat sakit. Kemudian, Agus dirawat sang paman di Bandarjaya, dengan kondisi yang juga serba pas-pasan.

Agus yang saat itu masih kelas IV SD juga turut membantu ibunya Sujiati berjualan pecel dan sang bibi berjualan roti di pinggiran Pasar Bandar Jaya Plaza.

Sambil membantu itu lah, setiap pulang sekolah ia memberikan jasa semir sepatu kepada warga yang membutuhkan.

"Kondisinya waktu itu memang benar-benar seperti itu (tukang semir sepatu), karena saua anak lelaki tertua, dan kakak perempuan.

Jadi sudah terpikir aja bantu ibu buat tambahan makan, karena keluarga memang serba pas-pasan," kata Agus Suwandi kepada TribunLampung.co.id, Senin 29 April 2019.

Di sisi lain, meski ia turun ke jalan sebagai penyemir sepatu, secara akademik ia selalu berprestasi dan tak pernah lepas dari peringkat satu sejak ia kelas I hingga VI SD.

Memasuki pendidikan SMP, untuk mencukupi kebutuhannya Agus tetap menjadi anak jalanan, namun kali ini sebagai penjual koran di kawasan Bandar Jaya. Koran ia ambil dari seorang agen di kawasan itu.

"Gak sampai situ, kondisinya ibu sudah gak kerja lagi, dan gua yang meyakini ibu kalau gua bisa dengan apa yang bisa gua kerjain untuk mencukupi kebutuhan sekolah."

"Saat itu gua cuma minta ibu siapin aja uang transport, untuk kebutuhan sekolah saya nabung dari jualan koran," katanya.

Tina Talisa Akui Peluangnya Kecil Lolos ke Senayan, Jadi Caleg DPR RI dari Nasdem di Dapil Jabar 2

Saat SMA itu juga, selain menjadi penjual koran, Agus juga berkerja sebagai kuli panggul ikan asin di Bandar Jaya.

Karena kondisi itu, di saat kelulusan, lelaki 36 tahun itu pun harus tetap dibantu rekan-rekannya dengan cara berpatungan uang guna menebus ijazah sekolahnya.

Caleg Golkar nomor urut delapan itu tetap menjalani profesi sebagai kuli panggul ikan asin.

Pekerjaan lain juga ia lakukan seperti menjadi kernet angkot, sales penjual panci, hingga sempat mendapat pekerjaan sebagai petugas kebersihan di salah satu perusahaan di Terbanggi Besar dengan gaji sebesar Rp 182 ribu per pekan.

Sampai akhirnya di tahun 2005, ia masuk ke sebuah perusahaan pembiayaan motor sebagai eksekutor.

Karier Agus di tempatnya terakhirnya bekerja itu meningkat, dari eksekutor menjadi supervisor, finance koordinator, direktur finance, hingga akhirnya menjadi kepada kantor di Menggala, Tulangbawang.

Kemudian Agus di 2014 berkenalan dengan politik melalui kakak iparnya yakni Ardito Widjaya yang saat itu menjadi Ketua AMPI Lampung Tengah.

Agus berkecimpung di organisasi itu, sampai akhirnya pada 2017 ia ditawarkan menjadi caleg dan mendaftar ke Partai Golkar.

"Gue gak percaya diri lah, karena mau gak mau gua harus nyalon di dapil V. Tau sendiri kan dapil V itu kayak gimana, dari internal ada politisi-politisi senior dan petahana baik eksternal (partai lain) dan internal, ada bendahara (Partai Golkar) juga di situ.

Tapi gua diyakini Mas Ardito kalau gua serius gua pasti bisa," kata Agus Suwandi.

Meski tak ada satu pun dari lima kecamatan di dapil V Agus Suwandi meraih suara tertinggi, namun suara suami dari Shofya Yosfa itu mampu bersaing dengan para peraih suara tertinggi di tingkat kecamatan.

Total hasil penghitungan di tingkat kecamatan Agus meriah total 5.665 suara.

"Gua sadar kondisi siapa gua, tim (tim sukses) pun hanya dari teman-teman sekolah dan teman main."

"Tapi, gua langsung turun ke lokasi ke kampung-kampung dan mencoba mendengar langsung apa yang menjadi keinginan masyarakat," kata Agus Suwandi.

Di dapil V Partai Golkar mendapat kesempatan meraih tiga kursi dewan dari 12 kursi yang diperebutkan.

Raihan suara ayah dari Audra Raja Pratama itu mampu meraih suara tertinggi kedua partai di dapil itu atau menempati kursi kedelapan dari dapil tersebut.

Beberapa rekan sekolah dan masa kecil Agus Suwandi memaparkan kisah sewaktu mereka bersama.

Di bidang akademik Agus dianggap murid paling berperestasi di sekolah.

Kecakapannya bahkan membuat banyak teman wanita yang akrab dengannya.

"Dia tuh pinter, selalu berprestasi (akademik) di sekolah. sampai-sampai waktu itu banyak cewek yang mau dekat sama dia karena mau nilai bagus."

"Tapi aku kenal dia dari kecil sampai sekarang, Agus tipe orang yang gak mau diam di satu situasi dan pekerja keras," kata Dedi Mona Putra, salah seorang rekan Agus Suwandi.

Pernyataan tak jauh berbeda disampaikan Billy Fitra Kiswara, teman mudanya.

Agus menurut Billy tak pernah minder dengan kondisinya saat itu, sekolah sambil bekerja di jalan ia lakoni untuk mencukupi kebutuhannya.

"Dia orang yang punya tekad kuat, kalau jam sekolah ya sekolah.

Pulang sekolah dia berjualan di pasar, jadi kuli panggul di Bandar Jaya, ia gak malu dan justru kami salut karena keinginannya luar biasa," ujar Billy Fitra Kiswara.

Agus Suwandi kini menjadi Caleg yang paling berpotensi besar duduk di DPRD Lampung Tengah.

Mereka berpesan, agar Agus amanah, serta menjadikan pengalaman hidupanya sebagai landasan bekerja bagi masyarakat banyak. (Tribunlampung.co.id/Syamsir Alam)

Artikel ini telah tayang di tribunlampung.co.id dengan judul Pernah Jadi Tukang Semir Sepatu dan Kuli Panggul, Pria Ini Berpeluang Duduk di DPRD Lampung Tengah

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved