Sudah Seminggu Bayi yang Dikubur Hidup-hidup Kondisinya Tak Membaik, Paru-parunya Masih Ada Pasir
Kondisi itu membuat bayi berusia lima bulan itu semakin perparah kondisinya karena kurangnya asupan oksigen ke tubuh dan otaknya.
Penulis: Haryanto | Editor: Ravianto
Ibu Bayi akan Dikirim ke RSHS Periksa Kejiawaan
Ibu yang mengubur bayinya yang baru berusia lima bulan, W (35), dirujuk ke Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung untuk menjalani pemeriksaan kejiwaannya.
W diduga mengalami depresi yang membuatnya tega mengubur hidup-hidup anaknya yang baru berusia lima bulan, Dian Asriyani.
Berdasarkan pemeriksaan awal di ruang kejiwaan RSUD Bayu Asih Purwakarta, pada Selasa (2/4/2019), ibu kubur bayi hidup-hidup mengalami depresi akut dengan gejala psikotik.
Direktur utama RSUD Bayu Asih, Agung Darwis mengatakan W telah dirujuk sejak hari ini.
"Untuk mendalami dan meyakinkan diagnosa, pasien dirujuk ke RSHS di Bandung," kata Agung saat ditemui di RSUD Bayu Asih, Nagri Kaler, Purwakarta.
Hal tersebut dilakukan, kata Agung untuk memastikan kondisi kejiwaan W, sekaligus untuk barang bukti penyelidikan yang ditangani oleh Polres Purwakarta.
Saat pemeriksaan kejiwaan sekaligus observasi, Agung menambahkan W akan ditempatkan di ruang isolasi.
• Vanessa Angel Keluhkan Kamar Isolasi-nya, Kondisinya Nge-Drop
Bahkan, untuk memastikan kejiwaannya tim psikiater tidak akan memberikannya obat penenang, seperti yang saat ini dimiliki W.
"Di Hasan Sadikin akan 14 hari. Saat diisolasi dan obat dihentikan, akan terlihat jelas kalau memang pasien ini mengalami gangguan kejiwaan atau tidak," ucapnya.
Agung mengaku pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak Departemen Psikiater di RSHS Bandung untuk penanganan kasus tersebut.
Hasil dari observasi dan pemeriksaan tim dari RSHS bisa menjadi pertimbangan hukum jajaran kepolisian setempat.
• Doa Agar Dimudahkan Mengerjakan Ujian UNBK Bagi Pelajar SMA/SMK, Berharap Mudah, Lancar, Hasil Baik
Kasatreskrim Polres Purwakarta, AKP Handreas Ardian mengatakan pihaknya memerlukan hasil visum psikis terduga pelaku dari RSHS Bandung.
"Kami masih berupaya mencari bukti lain yaitu salah satunya visum psikis, selain visum forensik. Ini tidak bisa didapat di RSUD Bayu Asih, jadinya dirujuk ke RS Hasan Sadikin, Bandung," ujar dia.