Kisah Yuda Anak Berbakti, Temani Ayah yang Kanker Otak di UGD, Panik dan Menangis Seorang Diri
YUDA, bocah SD asal Karawang ini sempat viral karena videonya menangis menuggui ayahnya yang sakit kanker otak, di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.
YUDA, bocah SD asal Karawang ini sempat viral karena videonya menangis menuggui ayahnya yang sakit kanker otak, di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.
Kondisi memprihatinkan Yuda pun mengundang simpati dan empati publik.
Kini, Yuda kembali bercucuran air mata saat menceritakan kondisi keluarganya di acara Hitam Putih.
Mulanya, Yuda belum menangis saat menjelaskan perannya sebagai anak yang berbakti.
Ia mengaku, selama ayahnya sakit, ia kerap merawat sang ayah setiap hari.
Ketika ayahnya kejang, Yuda pun kerap menolong ayahnya sekaligus memberikan pijit di kepala.
Saat ayahnya masuk ke Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, Yuda hanya satu-satunya anggota keluarga yang mengurusi sang ayah.
"Keluarga lain ada di mana?" tanya Deddy Corbuzier.
Mendengar pertanyaan itu, Yuda pun terdiam sesaat, tapi matanya mulai bekaca-kaca.
Kemudian, ia pun ditanya apakah punya kakak atau tidak.
Akhirnya, Yuda pun menjawab, punya kakak, tapi kerja di Cikarang.
Ia mengaku, di rumah hanya bertiga, yakni dengan ayah dan adiknya yang masih balita yang berusia 2,5 tahun.
Mengingat kondisi keluarganya, Yuda pun bercucuran air mata.

Namun, tangisnya tak bersuara. Ia hanya diam dan mengusap-usap air matanya sambil menunduk.
Kondisi kesehatan sang ayah yang semakin parah, membuat bocah kelas 6 SD ini rela absen sekolah belakangan ini.
Ia mengaku, sang ayah sudah tiga tahun menderita sakit kanker otak.
Ayahnya pun sudah tak bisa bekerja lagi sebagai kuli bangunan.
Untuk biaya obat-obatan selama ini, Yuda mengaku ada orang-orang baik yang memberi kepadanya.
"Ada yang kasih, kadang Bu Lurah atau yang lain," ujarnya.
Sementara itu, untuk biaya makan sehari-hari, Yuda yang mengurusi ayah dan adik balitanya dibantu oleh kakak dari ibunya.
Terkait keberadaan ibunya, Yuda mengaku ibunya kini tak ada di Indonesia.
"Mama, ada di Arab, kerja jadi TKW," kata Yuda.
Mama Yuda disebut pergi dan mengajukan cerai dari suaminya.
Hal ini diketahui dari postingan akun Instagram Rumah Teduh Sahabat Iin Bandung.
Pada postingan itu, ayah Yuda, Pak Iwan disebut kerap curhat terkait istrinya.
"Yuda, 12 tahun ( bukan 6thn seperti yg iin sebut di video ini, maksudnya 6SD ), yang kasusnya menjadi VIRAL luar biasa padahal baru iin masukkan di stories ( SG ). .
Ayahnya, Pak Iwan tumor otak, dan akhir2 ini sering kejang2 mungkin juga karena stress, selalu curhat perihal istrinya yg pergi dan minta cerai meninggalkan ya yg sakit dan 2 anak2 kecil dan 1 sdh besar kerja diluar kota," bunyi keeterangan fotonya.
Rumah Teduh Sahabat Iin Bandung merupakan rumah singgah untuk pasien dhuafa.
Pasien itu adalah penderita penyakit dalam dan serius yang sedang berobat di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.
Oleh pengelola rumah singgah ini pula kisah Pilu yang seorang diri mengurusi ayah itu diviralkan.
Video yang dibagikan Iraningsih Achsien, pendiri Rumah Teduh Sahabat Iin Bandung pun menjadi sorotan di dunia maya.
Di acara hitam putih, Iraningsih Achsien pun buka suara.
Sebenarnya, Yuda dan ayahnya sudah tiga bulan berada di Rumah Teduh Sahabat Iin Bandung.
Namun, Iraningsih Achsien baru tahu setelah mendapatkan informasi dari relawan yang menyebut ada pasien yang ditemani seorang anak kecil.
Ketika tahu itu, Iraningsih Achsien pun langsung mengejar Yuda.
Pertama kali melihat Yuda, Iraningsih Achsien langsung terenyuh.
Yuda terlihat menangis dan panik di UGD.
"Relawan cerita, Pak Iwan jam 12 malam kejang terus dia nangis-nangis sendiri, salehnya anak ini dari jam 12 dia enggak berani bangunin siapa-siapa karena mungkin tengah malam. Baru saat subuh gedor-gedor pintu relawan kita yang tinggal di rumah kita," ujar Iraningsih Achsien
Saat ayahnya itu kambuh, Yuda sebenarnya diberi uang Rp 100 ribu untuk makan.
Namun, Yuda tak berani angkat kaki meninggalkan ayahnya.
Ia memilih menahan lapar dan tetap berada di samping sang ayah yang kanker otak.
"Yuda itu dikasih uang Rp 100 ribu untuk makan, tapi pelajarannya begini, yang dibutuhkan itu bukan uangnya tapi yang mendampinginya, panik nunggui bapaknya. Yang ada seharian dia enggak makan, sampai waktunya makan pun tubuhnya gemetar" ujar Iraningsih Achsien.
Momen itu pula yang kala itu divideokan dan diunggah ke media sosial.
Iraningsih Achsien mengaku, Yudah anak yang saleh dan tulus mendampingi ayahnya.
"Aku itu punya ratusan pasien selalu aku update, tapi yang sampai viral naik ke langit itu cuma Yuda, kenapa, karena memang ketulusannya luar biasa. Dulu kita punya pasien yang hampir sama, tapi enggak kaya gini viralnya," kata Iraningsih Achsien.