Pagi Setelah Membunuh Tetangganya, Dosen di UNM Cari Gunting Kuku
Mayat Siti Zulaeha Djafar, karyawati Sub Bagian Rumah Tangga, ditemukan warga Jl Pattalasang, Gowa, tepat depan Perumahan Zarindah
TRIBUNJABAR.ID, MAKASSAR - Dr Wahyu Jayadi, tersangka pembunuh Siti Zulaeha, disebut sempat mencari gunting kuku sebelum jenazah Sitti Zulaeha Djafar ditemukan.
"Pagi-pagi sempat ia (Wahyu) cari gunting kuku," ujar salah satu karyawan UNM yang enggan disebut namanya, saat ditemui di gedung Phinisi UNM, Selasa (26/3/2019).
"Tapi karena tidak ada, yang bersangkutan langsung mencari di luar. Katanya mau beli di kios, tidak tahu gunting kuku itu untuk apa," jelas saksi kepada tribun timur.com.
Mayat Siti Zulaeha Djafar, karyawati Sub Bagian Rumah Tangga, ditemukan warga Jl Pattalasang, Gowa, tepat depan Perumahan Zarindah, Gowa, sekitar pukul 09.30 Wita, pagi itu.
Salah satu pegawai UNM, Alamsyah (42) mengaku, Wahyu memang menginap di mobilnya yang terparkir pada lantai dasar gedung Phinisi, Jl AP Pettarani, Makassar.
"Jadi pagi itu saya lihat mobilnya parkir di parkiran bawah, ternyata ada pak Wahyu jadi langsung saya pukul mobil dan dia ini kaget, katanya sakit giginya," ungkapnya.
Saat Alamsyah membangunkan Dr Wahyu sekitar pukul 08.20 Wita, waktu itu belum ada info terkait penemuan mayat Siti Zulaeha di Poros Pattalasang, Kabupaten Gowa.
Alamsyah sempat ke lantai 10 gedung Phinisi lalu ke lantai 4 untuk merokok.
Tapi saat itu, Alamsyah bertemu lagi dengan Dr Wahyu yang mengeluh sakit badannya.
"Di situ dia (Wahyu) bilang sakit semua itu badannya, dia panggil petugas kebersihan untuk pijit, tidak lama fotonya almarhum masuk di whatsapp-nya," jelas Alamsyah.
Di situ, Wahyu dan Alamsyah yang sempat melihat isi pesan itu kaget, karena nomor plat mobil korban dan juga foto jenazah tersebar di akun sosial media (Sosmed).
"Dari situ kita langsung ke ruang kerjanya ibu Sula (nama akrab korban di UNM) agar mencari infonya, di situ kami tidak terlalu perhatikan pak Wahyu," ujar Alamsyah.
Motif
Dari hasil pemeriksaan psikologis ini, tim psikiatri menemukan fakta baru mengenai motif pembunuhan yang dilakukan Wahyu Jayadi.
Kepala Rumah Sakit Bhayangkara atau Karumkit Bhayangkara Kombes Pol Farid Amansyah menuturkan, Wahyu nekat menghabisi nyawa Siti Zulaeha Djafar karena emosi dan tersinggung karena dilecehkan harga dirinya.
Farid Amansyah menyebut, emosi Wahyu Jayadi memuncak ketika korban kemudian menamparnya.
Lalu Wahyu Jayadi pun membalas dengan mencekik leher korban hingga tewas --apalagi ia adalah seorang pelatih atlet karate.