Sebelum Bandung Lautan Api, Cicadas hingga Tegallega Dibom, Tentara Indonesia Melawan Begitu Hebat
"Tjijadas ( Cicadas ) dengan hebat dibom dan ditembaki dengan muntahan peluru. Pemboman ini berjalan mengerikan".
Penulis: Mega Nugraha | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Menurut buku Bandung Lautan Api, setelah pesawat membom Cicadas, tank turun bergerak mengobrak-abrik kawasan Cicadas.
Sekitar Maret 1946, sebelum terjadi pembumi hangusan Kota Bandung, kawasan Tegallega juga turut dibom karena Sekutu meyakini banyak pasukan TKR di wilayah itu.
Buku Bandung Lautan Api, 1963, menulis, korban jiwa mencapai 17 orang dan menderita luka sebanyak 18 orang.
• Bumi Hanguskan Hoaks Jadi Tema Peringatan Bandung Lautan Api Tahun Ini, Diperingati Tiga Hari
• Besok Ustaz Abdul Somad Ceramah di Stadion Bandung Lautan Api, Berikut Jadwalnya

"Wali Kota Bandung Syamsu Rizal melayangkan protes pada tentara sekutu terkait serangan itu yang mengakibatkan korban jiwa di masyarakat biasa."
Sekutu menjawab bahwa penembakan dan pemboman itu dilakukan sebagai represaille atau pembalasan Sekutu - Inggris karena malam sebelum pemboman, dari arah Bandung selatan, dilepaskan tembakan mortir ke arah utara sehingga banyak wanita dan anak-anak jadi korban.
"Ini dimaksudkan sebagai peringatan bagi TRI supaya tidak lagi melepaskan mortir-mortirnya."
Pertumpahan darah jelang peristiwa Bandung Lautan Api juga terjadi di Jalan Fokker atau Jalan Garuda saat ini.
"Di Jalan Fokker, berkobar pertempuran sengit selama beberapa hari, 20 sampai 22 Maret 1946. Menurut informasi yang diperoleh pasukan pejuang, tentara Sekutu dari Jakarta akan datang dari arah barat kota melewati Jalan Fokker. Para pejuang menyiapkan hadangan, dipimpin Komandan Resimen VIII Omon Abdulrahman,"
Hingga akhirnya, peristiwa Bandung Lautan Api pun terjadi pada 24 Maret 1946. Perdana Menteri Syahrir mengikuti ultimatum pemerintah kolonial yang meminta warga Bandung khususnya pasukan bersenjata meninggalkan Bandung selatan paling lambat 24 Maret 1946 pukul 24.00.
• Kisah Veteran Maruli Silitonga, Saksi Hidup Perjuangan Kemerdekaan dan Bandung Lautan Api
• VIDEO: Serunya Teatrikal Peristiwa Bandung Lautan Api di Balai Kota Bandung
Buku Bandung Awal Revolusi, 1945-1946 (Bandung In The Early Revolution, 1945-1946, NY Cornell Modern Indonesia Project, Southeast Asia Programme, 1964), karya John RW Smail menulis, keputusan soal membumi hanguskan Bandung dibuat oleh Sutoko, Kepala Seksi Militer MP3 dan Omon Abdurahman, Komanan Resimen ke-8 Kota pada siang hari, 24 Maret 1946. Belakangan, Nasution sebagai pejabat militer yang berwenang, belakangan turut menyetujuinya.
"Perintah disampaikan lewat unit militer MP3 kepada para pemuda yang siap beraksi. Dinamit disalurkan dan tanggung jawab dibagi. Dan pada malam harinya, rencana menghancurkan kota telah siap dijalankan," tulis John.
Pada 24 Maret 1946 pukul 14.30, Wali Kota Bandung memberitahu masyarakat lewat siaran radio mengenai keputusan pemerintah pusat dan mengumumkan pemerintahan kota akan tetap bertahan di Bandung.
Sekitar pukul 16.00, pesan diterma dari Komandan Divisi Ketiga bahwa pemerintahan kota (juga) harus meninggalkan Bandung sebelum pukul 20.00 karena seluruh kota akan dibakar dan dihancurkan.
Kabar itu telah tersebar di seluruh kota pada petang harinya dan setelah hujan lebat reda menjadi gerimis sekitar pukul 19.00, penduduk yang masih tinggal di kota mulai bergerak ke luar kota di sepanjang tiga jalan utama ke arah barat daya, selatan dan tenggarara.
Eksodus pengungsi pun tak terelakan setelah pengumuman tersebut menyebar.